SAWIT: Kebakaran perkebunan kelapa sawit di areal
gambut, Kecamatan Dendang, Kabupaten Tanjungjabung Timur, Provinsi Jambi
sepekan terakhir mencapai ratusan hektare. Kebakaran perkebunan kelapa sawit
tersebut berawal dari pembakaran hutan dan lahan gambut di sekitar areal
perkebunan. FOTO ist bsc
Petugah Kewalahan Memadamkan Api
Jambi, MR-Kebakaran hutan dan lahan di Jambi hingga kini menyebabkan
sekitar 500 hektare (ha) hutan dan lahan gambut hangus terbakar. Kebakaran
hutan gambut tersebut terdapat di Kabupaten Tanjungjabung Barat, Tanjungjabung
Timur dan Muarojambi. Sebagian di antaranya bahkan terjadi di kawasan hutan
Taman Nasional Berak (TNB).
Demikian dikatakan Koordinator Pengawasan Komunitas
Konservasi Indonesia (KKI) Warung Informasi Konservasi (Warsi) Jambi Kurniawan
kepada wartawan, Sabtu (22/8). Menurutnya, pantauan KKI Warsi di lapangan
beberapa pekan terakhir, luas kebakaran hutan dan lahan gambut di tiga kabupaten
mencapai 500 ha.
“Selain kawasan TNB, perkebunan kelapa sawit di lahan gambut
juga terbakar. Di antaranya perkebunan sawit beberapa perusahaan di Kecamatan
Dendang, Tanjungjabung Timur," ujarnya.
Menurut Kurniawan, kawasan hutan tanaman industri (HTI) yang
berada di hutan gambut di Jambi juga banyak yang terbakar selama kemarau
melanda Jambi. Kebakaran hutan gambut di areal HTI tersebut mencapai 200 ha.
Kebakaran hutan gambut itu terjadi di areal perusahaan HTI PT Dyera Hutan
Lestari dan PT Wirakarya Sakti, Kabupaten Tanjungjabung Barat.
Dia menyesalkan kelambanan pemerintah dan perusahaan
perkebunan swasta mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan, dalam
tiga bulan terakhir ini. Akibanya kebakaran tersebut menghanguskan ratusan
hektare hutan dan lahan gambut.
Kurniawan mengatakan, kebakaran gambut yang terjadi di
Provinsi Jambi tidak bisa dicegah dan sulit dipadamkan akibat kanalisasi atau
pembangunan kanal- kanal di areal perkebunan sawit dan HTI. Untuk itu,
pembangunan kanal di lahan gambut perlu dikendalikan. Pembuatan kanal di lahan
gambut semestinya tidak bisa mencapai kedalaman di atas 40 sentimeter (cm) dari
permukaan lahan. Ketentuan ini sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut.
Saat ini, kata dia, kawasan gambut di Jambi terdapat 670.413
ha. Sekitar 86.442 ha hutan gambut tersebut telah dikonversi menjadi HTI dan
136.396 ha dikonversi menjadi perkebunan sawit. Bahkan sekitar 29.701 ha hutan
gambut yang dikonversi tersebut merupakan areal konservasi gambut.
Personel Mengaku Kewalahan
Kebakaran hutan dan lahan Provinsi Jambi, hingga Sabtu (22/8)
masih membara. Personel pemadam kebakaran hutan dan lahan, Brigade Manggala
Agni dibantu aparat TNI dikerahkan memadamkan kebakaran hutan dan lahan. Namun,
karena luasnya lahan yang terbakar, personel kewalahan.
"Kami kewalahan memadamkan kebakaran hutan dan lahan,
akibat luasnya areal hutan dan lahan yang terbakar," kata Kepala
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, Arief Munandar.
Berdasarkan pantauan satelit Terra dan Aqua, jumlah titik
api (hot spots) di Jambi Kamis (20/8) hingga Jumat mencapai 299 titik. Titik
api tersebut tersebar di Kabupaten Muarojambi, yakni sekitar 132 titik, di
Kabupaten Tanjungjabung Timur sebanyak 73 titik, Tanjungjabung Barat (34
titik), Batanghari (14 titik), Sarolangun (12 titik), Tebo (11 titik), Merangin
( 9 titik), Bungo (7 titik), Kerinci dan Kota Jambi masing-masing satu titik.
“Kebakaran hutan dan lahan di Jambi saat ini tidak bisa
dipadamkan kalau hanya mengandalkan pemadaman lewat darat. Satu-satunya cara
harus melalui udara atau hujan buatan,” katanya.
Sementara itu, pantauan di Kota Jambi, hari ini, asap tebal
telah menyelimuti wilayah Kota Jambi tampak cukup tebal, yang menyebabkan jarak
pandang terbatas, yaitu di bawah satu kilometer (km) pada pukul 05.00 - 06.00
WIB. Namun asap berangsur menipis pada pukul 07.00 WIB, sehingga penerbangan
pagi dari Bandara Sultan Thaha Syaifuddin (STS) Kota Jambi menuju Bandara Soekarno
Hatta, Tangerang, Jawa Barat tidak sampai terganggu.
“Kebakaran hutan dan lahan di Jambi harus dipadamkan secara
total, supaya tidak sampai melumpuhkan penerbangan,” kata Arief.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pertanian, Peternakan dan
Perikanan Kota Jambi, Teguh Wiyono mengatakan, kemarau panjang yang melanda
Jambi tiga bulan terakhir mengakibatkan usaha pertanian dan perikanan di kota
itu terpuruk. Areal pertanian puso akibat kekeringan di Kota Jambi mencapai 365
hektare (ha). Sedangkan usaha perikanan yang rusak akibat kemarau di Kota Jambi
mencapai puluhan ha. Penggunaan pompa air di Kota Jambi tidak seluruhnya mampu
mengatasi kekeringan lahan pertanian dan kolam ikan, akibat sulitnya sumber
air. (Lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar