Rabu, 10 Juni 2015

Jengkol Dongkrak Inflasi di Jambi

Jelang Ramadhan, TPID Provinsi Jambi Rapat Antisipasi Kenaikan Kebutuhan Pokok

Jambi, MR-Jelang bulan suci Ramadhan yang akan jatuh beberapa hari lagi, Pemerintah Provinsi Jambi beserta seluruh TPID Provinsi dan TPID Kabupaten Kota (Tim Pengendali Inflasi Daerah) adakan rapat bersama Sekda Provinsi Jambi Ridham Priskap, dan Kepala Bank Indonesia Jambi, V Carlusa, di Gedung Bank Indonesia, Kamis (4/6) pagi.

Sementara itu, dari beberapa kebutuhan pokok yang turut menyumbang Inflasi di Jambi adalah Jengkol, yaitu mencapai 0,0343 44.% dan berada diurutan 9. Sedangkan di Bungo, jengkol nomor 3 dengan sumbangan 0,706, dan inflasi sebesar 12,50%. Jengkol turut menyumbang inflasi di Jambi bahkan di Bungo sangat besar.

Dalam rapat tersebut, Ridham Priskap menjelaskan langkah-langkah dan mengendalikan laju inflasi harga-harga kebutuhan bahan pokok yang diprediksi akan terjadi jelang bulan Ramadhan yang akan jatuh dalam waktu dekat dan sekaligus hingga Idul Fitri.


“Inflasi kita 1,18%, diatas laju pertumbuhan ekonomi nasional yang cuma 0.5%. Kenapa bisa seperti itu? Rupanya ada 10 sepuluh komoditas yang menjadi peningkatan laju inflasi ini, mulai dari beras, sayuran, daging, dan kebutuhan pokok lainnya yang diprediksi akan mengalami kenaikan,”ungkapnya.

Menyangkut hal tersebut, Ridham Priskap mengatakan akan berupaya kepada seluruh TPID Provinsi dan Kabupaten lainnya untuk mengadakan tinjauan pasar-pasar yang ada di daerah masing-masing dan sekaligus mengadakan bagaimana bisa mengendalikan harga-harga dipasaran bekerjasama dengan Bulog. Bahkan diharapkan kepada masing-masing TPID untuk mengadakan pasar murah di setiap daerah.

Menyikapi prediksi kenaikan harga Bulog jelang Ramadhan, Kepala Drive Bulog Jambi, David Susanto mengatakan, stok beras di Jambi stabil hingga lebaran mendatang. Karena ia mengatakan, stok masih banyak dari daerah penghasil beras seperti Tanjung Jabung Timut, Kerinci, Sumatera Selatan dan Lampung.

“Stok Bulog Jambi per Juni 2015 ada 5.895 ton. Bahkan rencana kedatangan beras 5000 ton dari daerah pendukung tadi. Untuk pasokan hingga lebaran harga beras tidak ada lonjakan yang berarti. Walau masa panen sudah berakhir. Seperti di Palembang, Lampung, Kerinci, Berbak dan lainnya. Jadi kami tidak perlu mengkhawatirkan stok beras,”sebutnya.

Namun demikian, Bulog Jambi mengusulkan kepada Pemerintah, bahwa Bulog untuk Raskin ditambah seharusnya 12.206 ton, karena saat ini pada Mei 2015, baru 9.800 ton.
“Provinsi Jambi harus memerintahkan kabupaten kota untuk mengeluarkan SPA untuk 3 bulan kedepan dan mengintruksikan kepada kelurahan dan kecamaran untuk mengambil laju raskin hingga 2 bulan kedepan,” kata David Susanto.
Sementara itu, Perwakilan Dinas ESDM Provinsi Jambi mengatakan, mengenai stok BBM menjelang Ramadhan. Dalam awktu dekat Dinas ESDM akan membentuk tim pengendalian BBM menyambut Ramadahn dan Idul Fitri.
“Kondisi BM kita dalam keadaan aman, namun baru bisa mengetahui pasti kondisi relanya besok, selain BBM, Elpiji juga dalam kondisi aman,”katanya.
Disperindag Provinsi Jambi mengatakan, pada bulan Mei memasuki bunan Juni, ada indikasi kenaikan harga cabai dan lainnya. Sehingga pihaknya mencari pasokan cabe sejumlah 75% dari Sumsel dan Jawa Tengah. Sehingga harga pada bulan Maret mencapai Rp 16 ribu perkilo. Sedangkan saat ini mencapai Rp 28 ribu perkilo. Kondisi tersebut dikatakannya tergantung pasokan luar.

“Untuk bawang mengalami kenaikan 30% jadi Rp 32 ribu pada bulan ini. Bawang merah jadi Rp 34 ribu, cukup sigsifikan. Tapi telur menurun dari Rp 1300 perbutir, jadi Rp 1100 perbutir,” katanya.
Disperindag menjelaskan, untuk gula kebutuhan saat ini hingga 300 ton perbulan. Sedangkan pasokan yang ada sebanyak 200 ton. Sedangkan garam, kedelai dan susu, diperkirakan pada titik impas.
Jelang Ramadhan, Disperindag akan bagikan 6000 paket sembako murah, pada pasar lelang argo pada 9 Juni 2015. Untuk operasi kesetiap pasar, Disperindag Jambi merencanakan menggelar pasar murah yang bekerjasama dengan Bulog.
Untuk kegiatan pemantauan stok distributor, Disperindag Jambi melakukan sebanyak 1x dalam seminggu setiap hari Jumat. Untuk pemantauan stok di tingkat agen pengecer dilakukan setiap Rabu.
Pihaknya mengatakan, dana revitalisasi Pasar Tradisional sebesar Rp 25 miliar (dana DAK 2016) Disperindag Jambi menginformasikan banyak toko modern tidak mempunyai IUTM ( Izin Usaha Toko Modern) SIUP, SITU mereka hanya memikiki izin waralaba. Maka dari itu, Disperindag menegaskan kepada seluruh toko modern untuk di Itensifkan izin usahanya. “Banyak pasar modern yang tidak punya IUTM, jadi kita harapkan segera itensifkan izinnya,”tegasnya.

Selanjutnya, perwakilan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi melaporkan, pemberian dana Bansos (Rp 7 miliar ) kepada Gapoktan Kab/Kota (kegiatan simpan pinjam untuk pemupukan cadangan pangan) juga telah dilaksanakan workshop Bansos. BPK meminta Kabupaten Kota untuk segera memonitor dana tersebut. “Harus dimonitor dana yang besar tersebut,”ujarnya.

Dinas pertanian Provinsi Jambi, Amrin Aziz memprediksi cabe sebagai penyumbang inflasi pada bulan Juni 2015 ada stok 2.147 ton. Namun pihaknya melakukan antisipasi apabila pelaku usaha ada kekurangan di Jambi, untuk mengambil dari luar daerah seperti yang dikakukan Disperindag Jambi.

“Untuk harga, pihak kami menyediakan website pip.kementanri melalui PIP sehingga dapat disinkronkan dengan website sikokjambi.org tiap harinya,”jelasnya. “Kalau untuk bazaar, kami siap untuk ikut serta,”tambahnya.

Perwakilan Dinas Peternakan Provinsi Jambi, mengatakan, jelang Ramadhan ini, Dinas Perternakan sampai saat ini masih ada persiapan stok Sapi sebanyak 85 ekor. Namun hanya ada siap potong sebanyak 45 ekor.Untuk harga terpantau saat ini, pihaknya tetap berada di harga Rp 120.000 kg.
“Telah melakukan pertemuan rutin dengan peternak, pedagang, dan pengusaha, khususnya sampai minggu pertama puasa,’katanya.

Pihaknya mengatakan, dari H-3 sampai dengan H-1 akan selalu mengadakan operasi pasar dan juga akan mengadakan program Daging Beku. Daging beku memiliki keunggulan harga lebih murah yaitu Rp 85.000 kg. “Dinas Peternakan juga memiliki PIP untuk memantau harga-harga daging di pasaran,”katanya.

Dinas Perhubungan Jambi yang disampaikan perwakilannya mengatakan, jelang memasuki Ramadhan hingga Idhul Fitri mendatang, kondisi armada pada PO-PO saat ini sudah siap. Namun pihaknya memprediksi tidak ada lonjakan penumpang karena masyarakat memilih menggunakan kendaraan pribadi baik roda 4 dan 2.

Untuk tarif, saat ini sudah ditetapkan berdasarkan peraturan tarif dasar peraturan tarif dan dasar batas atas/bawah. Sementara itu, untuk kesiapan dan tarif angkutan udara belum. mendapat informasi.
“Semua PO dalam kondisi siap, hanya angkutan udara pihak kami belum mendapatkan informasi,”sebutnya.

Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Jambi, V Carluas mengatakan, terkait akan diadakannya operasi ke sejumlah pasar-pasar yang akan di dilakukan TPID dalam waktu dekat, pihaknya meminta untuk kepada Pemerintah Kabupaten/Kota Provinsi untuk menganggarkan biaya untuk dilakukan operasi pasar tersebut.

Selanjutnya, ia mengatakan akan mengadakan Pasar Lelang untuk Jambi, yang akan dilakukan pada tanggal 18 Juni 2015.  Dalam hal ini, informasi yang disediakan untuk diketahui masyarakat belum sepenuhnya terupdate sebagaimana yang telah dijalankan.

Maka dari itu, saat ini Bank Indonesia Jambi membuat WebsiteSikokjambi.org. Sikokjambi.org adalah segala informasi seputar komoditif. Dimana masyarakat dapat mengetahui harga-harga kebutuhan bahan pokok do seluruh daerah Provinsi Jambi. Namun saat ini masih memiliki beberapa kendala. Seperti kurangnya masukan data-data baru dari masing-masing daerah yang ada di Provinsi Jambi.

“Ya makanya kita disini mengharapkan juga dari masing-masing daerah mulai mengupdate ke website ini,”katanya.

Disamping itu, dalam menekan laju inflasi di hari besar keagamaan pihaknya dihimbau untuk mengecek dan melihat gudang-gudang para distributor dan harus sanggup menegur dan menghimbau distributor jika ada penimbunan pasukan stok kebutuhan pokok.

Tentunya kontrol ini tidak harus dilakukan pada menjelang hari besar saja. Ia mengatakan, namun bisa saja tiap bulan sekali sehingga para distributor itu tidak menimbum kebutuhan pokok lagi, yang menyebabkan kelangkaan kebutuhan pokok lagi. Dan juga diharapkan meninjau harga langsung baik Gubernur maupun Walikota untuk meninjau langsung, demi kelancaran arus distribusi barang yang ada pada hari besar keagamaan.

Seperti yang diinformasikan Bank Indonesia Jambi, inflasi Jambi saat ini berada di lampu merah, yaitu Inflasi jambi 1,18 (mtm). Dimana Bungo berada di 0,34 (mtm) dan Nasional 0,50 (mtm)

“Faktor yang mendorong mempengaruhi inflasi adalah, faktor fikiran konsumen yang memperkirakan pada bulan puasa, harga kebutuhan pokok akan naik, jadi pedagang langsung menimbun kebutuhan pokok karena berfikir akan terjadi kenaikan harga kebutuhan pokok pada bulan puasa. Jadi kita harus bersama-sama menghilangkan fikiran seperti itu,”tegasnya.


Dijelaskan, dari beberapa kebutuhan pokok yang turut menyumbang Inflasi di Jambi adalah Jengkol, yaitu mencapai 0,0343 44.% dan berada diurutan 9. Sedangkan di Bungo, jengkol nomor 3 dengan sumbangan 0,706, dan inflasi sebesar 12,50%. “Luar biasa kalau kita lihat jengkol turut menyumbang inflasi di Jambi bahkan di Bungo sangat besar,” ujarnya. (Kahar/Lee) 

Tidak ada komentar: