Jasad Indra Pelani (22), petani Desa Madras Kabupaten Tebo saat di RS Tebo. FT Harian Jambi |
Polda Jambi Tangkap 7 Pelaku
Walhi Jambi Beberkan Krologis Pembunuhan
JAMBI-Tujuh petugas URC (unit reaksi cepat) PT. Wirakarya
Sakti (APP Group) yang melakukan pengeroyokan dan pembunuhan terhadap Indra Pelani
(22), petani Desa Madras Kabupaten Tebo, beberapa hari lalu, di lokasi PT WKS,
terindikasi melakukan pembunuhan berencana. Kini ke tujuh pelaku telah
diamankan Polda Jambi guna pemeriksaan lebih lanjut.
Tujuh pelaku pembunuhan itu yakni Jemi Hutabarat (28),
Zaidan (18), M Ridho (24), Febrian (29), Deispa (28, Asmadi (33) dan, Ayatolah
Khomeni (25). Kasus pembunuhan itu kini ditangani Polda Jambi. Ketujuh pelaku
kini menjalani pemeriksaan di Mapolda Jambi, setelah diamankan Senin (2/3)
malam pukul 21.30 WIB.
Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jambi ,
Musri Nauli didampingi Rudi Tim Investigasi Walhi Jambi kepada wartawan, Selasa
(3/3) menyebutkan, tujuh petugas URC PT WKS Jambi diduga kuat melakukan
pembunuhan berencana terhadap Indra Pelani (22) petani Desa Lubuk Madrasah
Kecamatan Tengah Ilir Kabupaten Tebo
pada hari Jum’at tanggal 27 Februari 2015 lalu.
Walhi Jambi juga meminta Polda Jambi untuk menindak tegas
tujuh pelaku pembunuhan berencana tersebut. Musri Nauli juga sangat prihatin
atas kejadian sadis dan biadab yang dilakukan oleh petugas keamanan perusahaan
anak perusahaan Sinar Mas Gruop itu.
Walhi Jambi menilai dalam kasus ini dikategorikan pembunuhan
berencana dan tidak ada toleransi dalam mengungkap kasus itu agar diselesaikan
secara hukum dan benar-benar yang seadil-adilnya.
“Kasus ini merupakan pekerjaan rumah besar terhadap Kapolda
Jambi dan Kapolres Tebo untuk bertanggungjawab dalam menuntaskan kasus ini dan
motif pembunuhannya secara transparan kepada publik," kata Musri Nauli.
“Kasus ini merupakan bentuk kejahatan yang luar biasa dan
kami Walhi Jambi minta Komnas HAM agar turun ke Jambi mengusut kasus itu. Kami
juga meminta kepada perusahaan dapat memberikan mempertanggungjawabkannya
ketujuh pelaku pembunuhan itu,” katanya.
Kemudian Musri Nauli juga menyatakan dalam kasus ini sudah
pasti pembunuhan berencana karena dugaan kuat dalam kasus ini ditemukan fakta
yang mengarah kepada unsur berencana.
Walhi Jambi yang menjadi pendamping kelompok Serikat Tani
Tebo, termasuk juga bahwa korban Indra Pelani (22) warga Dusun Pelayang Tepat,
Desa Lubuk Madrasah Kecamatan Tengah Ilir Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi
sebagai koordinator untuk warga dalam menyelesaikan konflik lahan yang terjadi
antara petani dengan PT WKS.
Korban Indra saat ditemukan mayatnya pasca dibunuh dan
dibuang oleh ketujuh pelaku, saat ditemukan mengalami luka empat tusukan
dibagian kepala dan disekujur tubuh luka sayatan senjata tajam.
Disebutkan, saat ditemukan korban dalam kondisi tangan dan
kakinya diikat
pakai tali sedangkan mulut diikat pakai baju korban yang mana kepala korban
Indra terbenam didalam rawa-rawa.
Pihak Walhi yang mendampingi warga membantah warga yang
berjumlah 30 orang merusak atau membakar pos pasca kejadian di lokasi itu.
Warga hanya mengamankan senjata tajam dari pos keamanan di distrik tersebut dan
mengambil rekaman CCTV sebagai barang bukti dan sudah diserahkan ke Polres
Tebo.
Walhi mencatat bahwa korban merupakan koordinator keamanan
dari Serikat Tani
Tebo (STT) dan tokoh pemuda setempat. Perselisihan antara PT WKS tersebut
dengan masyarakat masalah konflik lahan seluas 3.700 hektare dan di kelompok
STT hanya 1.500 ha di Desa Lubuk Madrasah terdiri atas 300 KK dan yang sudah
membuat rumah disana ada 100 KK disana dan sudah diakui menjadi RT disana sejak
2006.
Pada 2013 warga memberikan memandat kepada Walhi untuk
menyelesaikan kasus ini dengan PT WKS untuk mengembalikan lahan seluas 1.500 ha
itu diserahkan kepada warga atau petani.
Sementara itu Humas PT WKS, Taufik Qurochman, saat dikonfirmasi
mengatakan yang melakukan penganiayaan tersebut adalah petugas keamanan yang
bekerja untuk PT Manggala Cipta Persada (MCP) dan ditugaskan di wilayah PT WKS.
Kata Taufik, sejauh ini pihaknya belum mengetahui penyebab
pengeroyokan tersebut dan masih dilakukan investigasi oleh pihak
berwajib. “Kami akan terus melakukan koordinasi dengan pihak terkait, untuk
bersama-sama menelusuri penyebab kejadian tersebut kemudian mencari solusi,”
ujarnya.
Lebih lanjut Taufik mengatakan, pihaknya juga menyampaikan
bela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban dan kami telah
mengirim tim khusus menemui keluarga korban untuk memberikan bantuan moril
maupun materil.
PT WKS juga menyesalkan adanya kejadian tersebut dan siap
bekerjasama dengan pihak terkait untuk menyelesaikan masalah ini. “Kami juga
mendesak PT MCP untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap tim keamanan
mereka dan melakukan tindakan yang diperlukan," kata Taufik.
Kabid Humas Polda Jambi, AKBP Almansyah mengatakan, tujuh
pelaku tersebut disebut menyerahkan diri pada Senin (2/3) malam pukul 21.30
WIB. Para pelaku pengeroyokan yang menyebabkan korban meninggal dunia di lokasi PT WKS Kabupaten Tebo, didampingi
pengacaranya.
Kronologis Lengkap Pembunuhan
Sementara Tim WALHI Jambi Abdullah dan Dodi merilis
kronologis lengkap pemukulan, pengeroyokan disertai pembunuhan Indra Pelani
(22), petani di Lubuk Mandarsah Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.
Berikut kronologis yang dirilis Walhi Jambi tersebut. Pada
hari Jum’at tanggal 27 Februari 2015, masyarakat anggota Kelompok Tani Sekato Jaya
bersama dengan pendamping tidak diperbolehkan masuk oleh security (Zulkifli)
dan URC (unit reaksi cepat) PT. Wirakarya Sakti (APP Group) yang jaga di pos
kembar 803 dengan alasan harus ada izin dari perusahaan.
Pada saat bersama tersebut ada juga Ketua Kelompok Tani
Sekato Jaya, M.Jais, saudara Dodi bersama dengan M.Jais mendatangkan pos
security untuk meminta surat perintah dari perusahaan bahwa masyarakat tidak
boleh masuk melewati pos security.
Pihak security juga tidak bisa menunjukan surat tersebut dan
tetap tidak mau membuka portal. Akhirnya pihak security menyampaikan atau
semacam anjuran apa bila mau masuk buka portal sendiri saja.
Ketua Kelompok Tani Sekato Jaya M.Jais membuka portal
tersebut sehingga mobil mitsubhisi L300 pick up yang membawak peralatan masak
dan sembako untuk syukuran/doa panen raya.
Pada Jumat itu tepatnya pukul 14.00 wib saudara Indra Pelani
(korban) menjemput saudara Nick Karim (Tim WALHI Jambi) dengan menggunakan
sepeda motor GL Pro di Simpang Niam yang baru saja datang dari Kota Jambi.
Sekitar jam 16.03 wib Indra Pelani bersama Nick Karim sampai
pada Pos Kembar Security di hentikan oleh Tim URC PT. Wirakarya Sakti sebanyak
2 (dua) orang. Lantas Tim URC bertanya terhadap korban dan Nick Karim “Mau
Kemana”?
Dijawab oleh Nick Karim mau kedalam. Kemudian URC membentak
Indra Pelani dengan ucapan “kau ini belagak nian!!!” (Kau ini sok banget). Lantas
Indra Pelani menjawab “Apo Bang” (apa bang).
Pihak URC langsung memukul Indra Pelani dari belakang disusul
dengan 5 (lima) orang Tim URC lainnya turut memukul korban. Nick Karim berusaha
untuk melerai namun upaya itu tidak berhasil karena jumlah URC terlalu banyak.
Kemudian Nick Karim meminta kepada salah satu security yang
berpakai dinas yang berada di pos untuk membantu menghentikan pemukulan
terhadap korban. Namun tidak ditanggapi oleh pihak Security tersebut.
Kemudian Nick Karim ditarik oleh bapak-bapak yang berada di dekat
lokasi pos untuk menghindar dan mencari bantuan ke Desa Lubuk Mandarsah, Dusun
Pelayang Tebat.
Nick Karim tiba di dusun Pelayang Tebat sekitar pukul 16.28
wib meminta pertolongan kepada masyarakat bahwa Indra Pelani dipukuli oleh URC
PT.Wirakarya Sakti. Mendengar berita tersebut masyarakat sekitar 30 orang
langsung menuju ke lokasi pos kembar sekitar jam 16.30 wib.
Sesampai masyarakat di pos kembar, Indra Pelani tidak berada
disana dan masyarakat langsung menanyakan kepada Zulkifli security yang ada di
pos kembar. “Apakah benar Indra Pelani dikeroyok dan dibawa ke Districk 8?
Security tersebut menjawab “tidak tau, silahkan saja
bertanya kepada anggota URC. Tim URC yang pada saat itu ada disamping pos
security, pada saat masyarakat menanyakan kepada URC, tim URC tersebut sudah
dilengkapi dengan senjata tajam berupa parang dan pisau.
Masyarakat tetap menanyakan keberadaan Indra Pelani. “Dimana
posisi Indra Pelani? Tim URC menjawab “tidak tau, disini juga tidak terjadi
apa-apa”. Akhirnya masyarakat bertanya kembali kepada Zulkifli yang berada di
pos dan Zulkifli menjawab bahwa Indra Pelani sudah di bawak ke districk 8
menggunakan mobil patroli URC yang bermerek Ford.
Karena kekesalan masyarakat terhadap security, masyarakat
langsung mengusir security dan URC dari pos. Dilokasi pos masyarakat menemukan
senjata tajam seperti parang dan pisau yang dipersiapkan oleh tim security dan
URC. Setelah itu selesai masyarakat bubar dan kembali ke lahan.
Tim WALHI Jambi Abdullah dan Dodi yang berada dilokasi juga
menelpon (jam 17.00) saudara Rudi dari WALHI Jambi yang sedang dalam perjalanan
menuju ke Lubuk Mandarsah, untuk segera menghubungi pihak perusahaan meminta
pertanggungjawab tentang keberadaan Indra Pelani dan kejadian
pengroyokan/pemukulan.
Rudi dari WALHI Jambi menghubung pihak perusahaan untuk
melepaskan Indra Pelani dan harus bertanggungjawab tentang kejadian tersebut.
Sekitar jam 19.00 wib masyarakat mencoba untuk menuju ke
camp yang ada disekitar lokasi lahan masyarakat. Sesampai di camp, masyarakat
menemui anggota URC dan Kepala URC bernama Kemas Afrizal untuk menanyakan
keberadaan Indra Pelani.
Kemas Afrizal menyatakan “kami tidak tau apa-apa soal
kejadian tersebut, kami tetap berada di camp (stand by)”. Dengan tidak saling
curiga masyarakat kembali ke posko kelompok tani Sekato Jaya untuk berdiskusi
dan makan malam.
Setelah selesai masyarakat kembali lagi ke camp dan di camp
tidak ada satupun URC yang berada di camp tersebut. Masyarakat tetap standby
dilokasi sambil menunggu berita soal keberadaan Indra Pelani.
Sejak berita tersebut didapat oleh Rudi, selalu
berkomunikasi kepada perusahaan untuk memastikan keberadaan Indra Pelani
(korban) dan harus bertanggungjawab. Pimpinan perusahaan PT. Wirakarya Sakti
yang dihubungi Slamet Irianto, Kurniawan dan pimpinan lainnya menjawab jam
20.00 wib tim mereka lagi berusahan mencari keberadaan korban yang sampai saat
sekarang tidak tau dimana posisi URC yang membawa Indra Pelani.
Akiet, Kepala security PT.WKS, yang ditemu Rudi di lokasi
pos kembar pukul 21.30 wib juga tidak tau dimana posisi korban dan posisi URC
yang membawak korban. “Mereka lagi dalam pencarian kita dan sekarang kita tetap
lagi mencari. Komunikasi tersebut terus dilakukan terhadap perusahaan sampai
pagi,” ujar Akiet.
Sekitar pukul 22.00 wib, Nick Karim teman korban pada saat
kejadian datang ke lokasi lahan masyarakat dan menceritakan kronologis kejadian
tersebut kepada masyarakat. Pada saat itu juga pihak kepolisian dari intel Polres
Tebo datang untuk menanyakan soal kejadian tersebut dan Nick Karim
menceritakannya.
Sekitar jam 01.00 wib (malam) tanggal 28 Februari 2015, Waka
Polres Tebo, Kapolsek Tebo Ilir, Kapolsek Tengah Ilir, Kasat Reserse Polres dan
anggota datang ke lokasi lahan masyarakat untuk berdiskusi.
Kedatangan pihak kepolisian untuk memastikan bahwa kejadian
ini sudah ditangani secara hukum oleh kepolisian. Jadi meminta kepada
masyarakat untuk tenang dan bersabar. Juga meminta teman Indra Pelani waktu
kejadian saudara Nick Karim untuk bisa datang ke polsek untuk membuat laporan
polisi. Proses membuat laporan polisi tersebut dilakukan di Polsek Tengah Ilir.
Pada tanggal 28 Februari 2015 sekitar jam 09.00 wib kepala
security (Akiet) PT. Wirakarya Sakti menelpon Rudi mengabarkan bahwa Indra
Pelani (korban) sudah ditemukan sekitar 7 Km dari lokasi camp districk 8 dengan
keadaan tidak bernyawa dan sekarang dalam proses evakuasi dari pihak
kepolisian.
Kemudian Rudi menelpon Kasat Reserse Polres Tebo, Ajun
Komisaris Polisi (AKP) Ridwan Hutagaol untuk memastikan berita tersebut.
AKP Ridwan menyebutkan memang sudah ditemukan korban dengan
ciri-ciri rambut keriting, memakain celana pendek dengan keadaan luka memar
diseluruh tubuh, bekas sayatan diseluruh tubuh, tanda tusukan benda tajam,
benda tumpul dengan keadaan mulut ditutup menggunakan baju, tangan dan kaki
diikat, sekarang jenazah dibawa ke Rumah Sakit Tebo untuk dilakukan visum dan
otopsi.
Setelah mendapatkan informasi dari (AKP) Ridwan Hutagaol, Rudi
langsung menuju ke rumah sakit untuk memastikan korban yang ditemukan. Sesampai
di rumah sakit langsung melihat korban dan benar adalah saudara Indra Pelani
(korban).(*/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar