Kamis, 19 Februari 2015

Merayakan Imlek Tidak Bertentangan Dengan Alkitab

Ibadah Imlek 2566 di GMI Sion Jambi

Ibadah ucapan syukur Tahun Baru Imlek 2566 juga dilakukan di Gereja Methodis Indonesia (GMI) Sion Pasar Jambi. Ibadah di GMI Sion Jambi ini unik karena menggunakan bahasa Tionghoa dan dilengkapi penerjemah. Ibadah dimulai sejak pukul 07.00 WIB. FOTO ASENK LEE SARAGIH-HP 0812 7477587



Liturgis dibawakan oleh Ibu Witari, Pengkotbah G.I. Helly, Penerjemah Bpk Eddy Tan.
HARIANJAMBI.COM-Ibadah ucapan syukur Tahun Baru Imlek 2566 juga dilakukan di Gereja Methodis Indonesia (GMI) Sion Pasar Jambi. Ibadah di GMI Sion Jambi ini unik karena menggunakan bahasa Tionghoa dan dilengkapi penerjemah. Ibadah dimulai sejak pukul 07.00 WIB. (BERITA TERKAIT : Memanjatkan Doa Syukur Etnis Tionghoa di Perayaan IMLEK 2566)

Liturgis dibawakan oleh Ibu Witari, Pengkotbah G.I. Helly, Penerjemah Bpk Eddy Tan, Pianis Pdt Rudiyanto, Persembahan Ibu Rita Theresia. Votum Ibadah diambil dari Injil Mazmur 89:2-3 “Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak memperkenalkan kesetiaan-Mu dengan mulutku turun-temurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya, kesetiaan-Mu tegak seperti langit.

Dalam Doa Syukur Imlek yang dibawakan Pdt Tety menyebutkan, bersyukur untuk Tahun Baru Imlek dan merayakannya bersama keluarga, bersyukur atas berkat-berkat Tuhan selama tahun yang lalu, berdoa agar dalam kesempatan merayakan Imlek dapat memberitakan tentang Yesus bagi keluarga yang belum percaya.

Menurut Pdt Rudiyanto, ada beberapa alasan mengapa orang Kristen boleh merayakan perayaan IMLEK. Pertama alasan budaya dan tradisi: Imlek bukan suatu perayaan keagamaan, tetapi tidak lebih sebagai satu tradisi nenek moyang untuk merayakan pergantian tahun menurut kalender Cina (musim gugur ke musim semi).

“Ada banyak hal positif yang dapat dimaknai dari perayaan Imlek. Misalnya Imlek adalah waktu untuk berkumpul dengan keluarga, waktu untuk mempererat hubungan kekeluargaan, waktu untuk mengucapsyukur akan berkat Tuhan,” ujarnya.

“Merayakan Imlek tidak bertentangan dengan Alkitab. Dalam Alkitab banyak perayaan-perayaan tradisi orang Yahudi yang tetap dirayakan. Misalnya “Pondok Daun”, Hari Raya Panen,  Paskah (keluarnya Bangsa Israel dari tanah Mesir). Berdasarkan alasan diatas, maka tepat bagi orang Kristen Tionghoa untuk merayakan tahun Baru Imlek,” kata Pdt Rudiyanto.

Pada ibadah Imlek 2566 di GMI Sion Pasar Jambi juga menampilkan Paduan Suara Pujian dari Guru Sekolah Minggu GMI Sian Pasar Jambi dalam bahasa Tionghoa dan Bahasa Indonesia. Doa Syafaat juga dibawakan dalam bahasa Tionghoa. (Rosenman Manihuruk)


Tidak ada komentar: