Rabu, 11 Januari 2012

Percepat Pertumbuhan Ekonomi Lewat Peningkatan Fasilitas Bandara Jambi Dan Peremajaan Karet Rakyat

Wakil Menteri Perhubungan RI Bambang Sutantono (ketiga dari kanan) didampingi Gubernur Jambi Hasan Basri Agus (keempat dari kanan), Wakil Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Rinaldo J Azis, Walikota Jambi, Kepala Bandara Jambi melakukan penekanan tombol tanda dimulainya pengembangan Bandara Sultan Thaha Jambi, Senin (12/12). Foto batakpos/rosenman manihuruk.

HUT Provinsi Jambi Ke 55 Tahun ( 6 Januari 2012)

Jambi, Batak Pos


Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi terus mengupayakan peningkatan perekonomian masyarakat dengan berbagai program pro rakyat. Peningkatan perekonomian itu juga telah diletakkan pada visi Pemprov Jambi “Jambi EMAS (Ekonomi Maju, Aman, Adil dan Sejahtera) hingga 2015. Program Pemprov Jambi juga ditekankan pada pemberdayaan ekonomi masyarakat guna pencapaian Jambi Emas 2015 yang diusung Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus- H Fachrori Umar beserta jajarannya.

Menapaki usia Pemprov Jambi ke 55 tahun ( 6 Januari 2012), ada dua sorotan khusus program Pemprov Jambi guna peningkatan perekonomian rakyat Jambi kedepan. Berikut tulisan khusus wartawan HU Batak Pos di Jambi, Rosenman Manihuruk dalam rangka HUT Prov Jambi ke 55 tahun.

Program peningkatan keberadaan Bandar Udara (Bandara) Bandara Sultan Thaha Jambi telah dicanangkan oleh Wakil Menteri Perhubungan RI Bambang Sutantono di Bandara Sultan Thaha Jambi, Senin (12/12) lalu dalam acara pemasangan tiang pancang pengembangan Bandara Sultan Thaha Jambi.

Tingginya pergerakan penumpang di Bandara Jambi tahun 2011 mencapai 1 juta pergerakan atau 11,9 persen, naik dari 939.000 pergerekan pada tahun 2010. Sehingga pengembangan bandara itu mutlak harus dilakukan.

Jumlah pergerakan penumpang pada 2012 diprediksi naik 8,84 persen atau 1,13 juta pergerakan atau menjadi 1,4 juta pergerakan pada tahun 2015 mendatang. Sementara Bandara Sultan Thaha kini baru mampu menampung 300 ribu pergerakan penumpang pertahun.

Jumlah pergerakan pesawat di Bandara Sultan Thaha 2011 meningkat 6,5 persen atau menjadi 8694 pergerakan bila dibandingkan tahun 2010 yang hanya 8157 pergerakan dan pada 2012 diperkirakan 10 ribu pergerakan.

Pada tahun 2010, jumlah pergerakan barang di Bandara Sultan Thaha Jambi mencapai 5200 ton, sementara pada tahun 2011 mencapai hampir 6000 ton. Mengacu kepada kondisi tersebut, maka pengembangan terhadap Bandara Sultan Thaha Jambi mutlak harus dilakukan.

Demikian dijelaskan Wakil Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Rinaldo J Azis pada sambutannya saat acara pencanangan tiang pancang pengembangan Bandara Sultan Thaha Jambi oleh Wakil Menteri Perhubungan RI Bambang Sutantono di Bandara Sultan Thaha Jambi, awal Desember lalu.

Menurut Rinaldo J Azis, proses pembangunan tahap pertama difokuskan kepada peningkatan kapasitas terminal penumpang agar mampu melayani 1,5 juta pergerakan penumpang pertahun.

Menambah luas terminal dari 2.308 m2 menjadi 13.015 m2 (meningkat 8 kali lipat), kemudian areal apron, kapasitas parkir kenderaan dari 215 menjadi 461 kenderaan, kapasitas parkir pesawat dari 5 menjadi 10 pesawat, commercial area dari 621,5 m2 menjadi 1398 m2 dan terminal cargo dari 3.902 ton per tahun menjadi 7.391 ton pertahun.

Disebutkan, dana pembangunan dari PT Angkasa Pura II sebesar Rp 107 miliar ditargetkan selesai dalam pekerjaan 365 hari oleh PT PP (rekanan). Pengembangan Bandara Sultan Thaha mendapat dukungan besar dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perhubungan RI, Kementerial BUMN serta Pemerintah Provinsi Jambi.

“Pengembangan Bandara Sultan Thaha Jambi juga akan berdampak peningkatan ekonomi rakyat Provinsi Jambi dalam pencapaian Visi Provinsi Jambi Emas 2015. Pergi berkelana di Batanghari, memancing dapat ikan nila, sudah berlama kami menanti, hari yang ditunggu kini telah tiba,”kata Rinaldo J Azis.

Wakil Menteri Perhubungan RI Bambang Sutantono, mengatakan, mengacu kepada Surat Menteri Perhubungan RI No 63 Tahun 2009 Tentang Rencana Induk Bandara Sultan Thaha Jambi, rencana pengambangan terminal penumpang merupakan salah satu upaya yang dirancang PT Angkasa Pura II dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan terhadap para pengguna jasa angkutan udara yang sudah erat kaitannya dengan faktor keselamatan dan kenyamanan operasional penerbangan.

Disebutkan, pengembangan Bandara Jambi merupakan bagian koridor pengembangan ekonomi di Sumatera. Bandara merupakan koneksi koridor ekonomi yang menghubungkan sentra-sentra ekonomi.

Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus (HBA) didampingi Kepala Dinas Pehubungan Provinsi Jambi, Ir Bernhard Panjaitan MM mengatakan, sejak dilantik jadi Gubernur Jambi Agustus 2010 lalu, baru lima hari menjabat gubernur, dirinya langsung menayakan kelanjutan pengembangan Bandara Sultan Thaha Jambi kepada Pemerintah Pusat.
Disebutkan, jumlah penumpang di Bandara Jambi setiap harinya mencapai 1200 penumpang yang dilayani maskapai terjadwal Garuda Indonesia, Sriwija Air, Batavia Air, Lion Air, Sky Avition Air dengan 26 kali penerbangan Jambi-Jakarta, Jambi-Batam, Jambi-Pekanbaru, Jambi-Kerinci.

Seiring pertumbuhan ekonomi dan tingginya mobilisasi warga dari dan ke Provinsi Jambi, dengan menggunakan jalur arus transportasi udara, membuat Pemprov Jambi mengembangkan Bandara Sultan Thaha Jambi. Kini setiap harinya ada 26 aktivitas penerbangan dari dan ke Jakarta, Palembang, Kerinci, Pekanbaru dan Batam di Bandara Sultan Thaha Jambi.

Kedepan Bandara Jambi akan mewujudkan Bandara Bertaraf Internasional yang bisa didarati pesawat sekelas Boeing 737-900 ER yang memiliki badan dan kapasitas angkut lebih besar. Bandara Jambi kedepannya juga bisa menjadi Bandara embarkasi Haji dari Provinsi Jambi.

Pemprov Jambi juga akan berupaya menjadikan Bandara Jambi sebagai bandara Embarkasih Jemaah Haji. Hingga kini Jemaah Haji Provinsi Jambi masih menggunakan Bandara Hang Nadim Batam dan Bandara Sumatera Barat sebagai Embarkasi Haji. Pemprov Jambi bersama pihak Angkasa Pura II Jambi sudah memulai pengembangan bandara Jambi.

Wakil Gubernur (Wagub) Jambi Drs. H. Fachrori Umar mengatakan, Jemaah haji Provinsi Jambi
setiap tahunnya mencapai 2500 lebih. Menurut Fachrori Umar, jika Bandara Jambi berstatus bandara internasional bisa dijadikan sebagai embarkasi jemaah haji.

Sekretaris Daerah Provinsi Jambi, Ir Syahrasaddin, M.Si menambahkan, pengembangan perluasan Bandara Jambi tersebut juga menunjang kunjungan wisata manca negera ke Provinsi Jambi, khususnya sejak Presiden SBY mencanangkan Komplek Situs Candi Muarojambi sebagai kawasan wisata sejarah terpadu (KWST) di Sumatera.

Ir P Bernhard Panjaitan MM mengatakan, target pengembangan Bandara STS Jambi selesai pertengahan 2013 kedepan. Pendanaan pengembangan Bandara Jambi itu bersumber dari PT Angkasa Pura, APBN dan APBD Provinsi Jambi.
Jumpa Pers : (Kiri ke kanan) Wakil Menteri Perhubungan RI Bambang Sutantono, Gubernur Jambi Hasan Basri Agus, Kadishub Prov Jambi, Ir Bernhard Panjaitan MM dan Kepala Bandara Sultan Thaha Jambi, Abiyoso saat melakukan jumpa pers usai penekanan tombol tanda dimulainya pengembangan Bandara Sultan Thaha Jambi, Senin (12/12). Foto batakpos/rosenman manihuruk.


Pengembangan berupa landasan pacu, efron, taxi way, ruang tunggu VIP, serta seluruh sarana pendukung bandara bertaraf internasional. “Sesuai dengan arahan dari Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi, maka Bandara Sultan Thaha Jambi akan ditingkatkan statusnya menjadi bandara internasional, sehingga harus memiliki desain yang baik. Terminalnya dibuat bagus dan juga agar bandaranya bisa digunakan sebagai embarkasi haji,”katanya.

Disebutkan, pengembangan terminal akan dilaksanakan dalam tiga tahap. Pembangunan tahap pertama akan fokus mengembangkan terminal menjadi seluas 6.900 meter persegi dan melengkapinya dengan dua garbarata. Setelah itu pengembangan memasuki tahap kedua. Pada tahap ini, terminal akan diperluas menjadi 9.000 m2.

Kemudian tahap ketiga, Angkasa Pura bakal memperluas terminal menjadi 16.400 M2. Selain terminal bandara, Angkasa Pura juga akan memperpanjang landasan pacu dari 2.000 meter menjadi 2.600. meter. Lebar landasan ditambah dari 30 meter menjadi 45 meter, perluasan tempat parkir pesawat dari 20.638 m2 menjadi 43.089 m2. Untuk pemindahan tower dan fisik runway akan dikerjakan menggunakan dana APBN.

General Manager PT Angkasa Pura II Jambi, Abiyoso ST (Kepala Bandara) Sultan Thaha Saifuddin Jambi, Abiyoso, mengatakan, tahun ini sebanyak 1400 orang penumpang perhari menggunakan Bandara Jambi degan 29 penerbangan. Cargo meningkat 1000 persen. Artinya hal ini adalah suatu yang positif bagi peningkatan pembangunan ekonomi di Jambi. Artinya Jambi semakin dilihat oleh para investor.

Ketua DPRD Provinsi Jambi Efendi Hatta menambahkan, Presiden SBY telah memberikan sinyal perluasan bandara beserta fasilitas pendukung lainnya. Perluasan tersebut juga menunjang pergerakan ekonomi serta kunjungan wisata manca negera ke Provinsi Jambi, khususnya sejak Presiden SBY mencanangkan Komplek Situs Candi Muarojambi sebagai kawasan wisata sejarah terpadu (KWST) di Sumatera.

Kejayaan Perkebunan Karet Rakyat Jambi

Sementara itu Pemprov Jambi juga berkomitmen meningkatkan perekonomian masyarakat lewat
program peremajaan karet tua (replanting) milik rakyat guna mengembalikan kejaan karet Jambi ke era berjaya pada tahun 1905 silam.
Sadap : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (pegang alat sadap) didampingi Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus saat menyadap karet unggul milik petani karet, di Desa Niaso Kecamatan Marosebo, Kabupaten Muarojambi, Kamis (22/9/11). Foto batakpos/rosenman manihuruk


Provinsi Jambi hingga tahun 2005 lalu, mampu mengeksport karet sekitar 274.571 ton dengan nilai kurang lebih Rp 2,98 triliun. Komposisi tanaman karet rakyat di Provinsi Jambi tercatat sekitar 130.656 Hektar (ha).

Seiring perkembangan jaman dan menggiurnya investasi perkebunan kelapa sawit, kini luas tanaman karet rakyat semakin menyempit akibat masuknya para investor multi nasional atau luar negeri dengan mengalihkan perkebunan karet kepada kelapa sawit. Bahkan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Jambi semakin menggurita oleh petani-petani berdasi dan perusahaan.

Minimnya perhatian terhadap petani karet di Provinsi Jambi, sehingga petani kerap mengalihkan perkebunan karetnya kepada kelapa sawit. Guna mengembalikan kejayaan perkebunan karet rakyat di era 1905an di Provinsi Jambi, sejak tahun 2006 lalu Pemerintah Provinsi Jambi mencanangkan program peremajaan (Replanting) karet tua 350 juta Ha selama lima tahun.

Program replanting karet tua di Jambi secara simbolis penanaman perdana bibit unggul dicanangkan oleh Wakil Presiden (Wapres) RI, H Muhammad Jusuf Kalla di Desa Sebapo KM 18, Kabupaten Muarojambi, Rabu (24/08/2006).

Guna mendukung program replanting karet telah diterbitkan SK Gubernur Jambi No.58 Tahun 2006 tanggal 2 Maret 2006, tim eksteren dalam program ini melibatkan dinas Perkebunan, Pertanian, Kehutanan, Koperasi, Perindah, Perhubungan, BPTP, BDAPTLR, PT.Pusri, HKTI, APKARINDO, GAPKINDO, Bappeda dan Biro Ekbang Provinsi Jambi.

Bahkan para camat seluruh Provinsi Jambi, khususnya yang berada di sembilan kabupaten untuk mendukung program Replanting karet tua. Camat sebagai ujung tombak pemerintah diharapkan dapat mengawasi jalannya proyek bagi petani miskin tersebut.

Program peremajaan 130.656 Ha karet tua secara bertahap di Provinsi Jambi merupakan prospek komuditi perkebunan yang gemilang masa depan. Sekitar 18 ribu petani di Provinsi Jambi akan menikmati program ini guna mewujudkan kesejahteraan para petani karet. Masing-masing petani yang memiliki satu hektar lahan akan menyerap 500 batang bibit karet.

Produsen Karet di Indonesia

Provinsi Jambi harus dipertahkan menjadi salah satu daerah produsen karet terbesar di Indonesia. Perkebunan karet di Jambi seperlima dari luas perkebunan karet nasional atau 600 ribu hektar lebih, dari 3,4 juta hektar perkebunan karet di Indonesia.

Hal itu dikatakan Presiden RI DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) disela-sela penyadapan karet milik petani karet, Dahlan Hamid, di Desa Niaso Kecamatan Marosebo, Kabupaten Muarojambi, Kamis (22/9/11) lalu.

Presiden SBY minta kepada Gubernur dan Bupati/Walikota se Provinsi Jambi agar memperhatikan industri pengolahan karet di Jambi, jangan sampai kurang, karena ini dapat merugikan petani.

Presiden juga berjanji melalui Menteri Pertanian RI akan menambah anggaran bidang perkebunan karet, khususnya untuk Provinsi Jambi.

“Saya berharap semua pihak terkait dan para bupati dan gubernur mengupayakan agar hasil perkebunan rakyat dapat meningkat. Karena perkebunan karet rakyat setiap hektar saat ini hanya dapat menghasilkan 800 kg/hektar/tahun. Sedangkan perkebunan yang dikelola perusahaan bisa menghasilkan dua ton setiap hektar/tahun,”katanya.

Disebutkan, tata niaga karet juga harus diperbaiki sehingga harga yang diperoleh petani bisa baik. Bagi yang memproses memerlukan biaya, tetapi agar adil, adil bagi petani, adil bagi perusahaan yang memproses lebih lanjut, sehingga dengan demikian semuanya mendapat keuntungan yang lebih baik.

Pemprov Jambi Komitmen
Hasan Basri Agus, mengatakan, pihaknya akan berusaha untuk mendapatkan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk membantu mengembangkan tanama karet rakyat di Provinsi Jambi. Karena Jambi adalah salah satu daerah penghasil karet.

“Kita berusaha mewujudkan rakyat Jambi bisa kembali bersemangat mengembangkan perkebunan karet di Jambi, sebagaimana yang pernah terjadi 100 tahun yang lalu, Jambi menjadi pengahasil karet terbesar di Indonesia. Pemprov Jambi juga berkomitmen guna mengembalikan kejayaan karet Jambi,”katanya.

Disebutkan, saat ini lebih kurang ada 650 ribu hektar, dari luasan itu masih ada lebih kurang 120 ribu hektar terdiri dari kebun karet tua milik rakyat, sehingga produktipitasnya rendah. Kemudian juga dari luasan tersebut Pemerintah Provinsi Jambi telah meremajakan seluas 85 ribu hektar, yang dimulai dari tahun 2006.

Memasuki usia Provinsi Jambi Ke-55 pada ( 6 Januari 2012) serta Hari Pers Nasional (HPN) Ke 27 ( 9 Februari 2012-tuan rumah Jambi) mendatang, Pemprov Jambi juga mencanangkan pengembangan replenting karet tua tahap kedua yang direncanakan akan dilakukan secara simbolis oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kabupaten Batanghari.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi, Ir. Tagor Mulia Nasution, mengatakan, sehubungan dengan program peremajaan karet tua rakyat di Provinsi Jambi, berharap program ini bisa menjadi gerakan nasional (gernas) seperti kakau yang dilaksanakan di Indonesia Timur.

Disebutkan, penyaadapan perdananya yang dilakukan Presiden SBY di kebun milik H. Dahlan Hamid, di Desa Niaso Kecamatan Marosebo, Kabupaten Muarojambi merupakan karet unggul dengan klon PB260.

Bibit tersebut merupakan jenis karet yang cukup tahan dengan kondisi cuaca yang sangat ektrim, hasil lateknya banyak dan kayunya bagus untuk Forniture, dan untuk bahan-bahan bangunan lainnya. Sehingga sangat diminati oleh petani di Provinsi Jambi.

Untuk pengembangan perkebunan karet di Jambi, saat ini lebih kurang ada 650 ribu hektar, dari luasan itu masih ada lebih kurang 120 ribu hektar terdiri dari kebun karet tua milik rakyat. Kemudian juga dari luasan tersebut Pemerintah Provinsi Jambi telah meremajakan seluas 85 ribu hektar, yang dimulai dari tahun 2006.

Menurut Tagor, peremajaan kebun karet rakyat yang dilakukan pada musim tanam 2006, saat ini sudah disadap. Ini menunjukkan bahwa bibit-bibit yang telah dibagikan kepada masyarakat oleh Pemerintah Provinsi Jambi dan Kabupaten dalam Provinsi Jambi benar-benar bibit unggul, karena mulai usia 4,5 tahun tanaman karet sudah bisa mualai dipanen.

Produksi karet Provinsi Jambi sebesar 271.752 ton dalam bentuk slab/bokar, terutama yang berasal dari karet rakyat dan eksport utama dalam bentuk SIR–20. Total eksport 189.498.720, dengan nilai 500.959.666,56 US$.
Peluang industri hilir yang berasal dari lateks, antara lain adalah, karet busa, sarung tangan, kondom, peralatan medis, seni, dll (berasal dari lateks pekat). Industri Ban, komponen industri, automotif, alas kaki, barang rumah tangga dsb. (berasal dari SIR, RSS, ADS, krep).

Industri komoditi karet ini belum ada di Provinsi Jambi, karenanya harga produk yang ditawarkan mempunyai prospek yang cukup kedepan baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri.

HTI Karet Rakyat


Sementara itu Direktur Utama (Dirut) PTP VI Jambi-Sumbar, Iskandar Sulaiman, mengatakan, guna mengentaskan kemiskinan dan pengangguan di Provinsi Jambi serta mensukseskan visi Gubernur dan Wakil Gubenrur Jambi mewujudkan Jambi EMAS 2015, PTP VI mendapat izin dari Menteri Kehutanan RI untuk mengelola Hutan Tanaman Industri (HTI) karet.

“Ini merupakan momen penting dalam mengentaskan kemiskinan dan pengangguran di Provinsi Jambi. Karena HTI karet sangat padat karya, dimana setiap dua hektar mempekerjakan dua-tiga orang tenaga kerja. Saat ini sudah dicoba di Kabupaten Sarolangun dengan luasan 10.400 hektar, kemudian ditambah Gubernur Jambi seluas 32 ribu hektar, dari target 100 ribu hektar. Jika telah mencapai 100 ribu hektar, berarti ada 50 ribu tenaga kerja yang dapat diserap,”katanya.

Disebutkan, HTI karet dapat memberikan kesempatan kerja bagi 50 ribu tenaga kerja, artinya upaya Pemerintah Provinsi Jambi untuk mengentaskan kemiskinan dan membuka lapangan perkejaan dapat tercapai.

Ditambahkan, HTI karet mempunyai tiga keunggulan, sebagai konservasi hutan yang rusak, pohon karet dapat menyerap CO2 dan mengeluarkan O2, sama sejajar dengan yang dihasilkan hutan alam.

Disamping mendorong pertumbuhan perekonomian, dimana dari pohon kayu karet dapat menghasilkan devisa yang cukup besar, demikian juga dengan latek (getah) yang dihasilkan, saat ini harga karet dunia mencaapai 4,6 dolar Amirika per kilonya.

Harapan Petani Karet

Dahlan Hamid, petani karet Desa Niaso Kecamatan Marosebo, Kabupaten Muarojambi, mengatakan, pihaknya berharap agar pemerintah bisa menstabilkan harga karet.

Hamid mengharapkan adanya bantuan pemerintah, karena saat ini saat mengolah lahan tidak lagi dibakar, sebagaimana yang diharapkan pemerintah, tetapi permasalahannya petani saat ini tidak dapat menanam palawija hingga menjelang karetnya bisa disadap.

“Karena tanahnya tidak subur, jika dibakar tanah subur dan bisa menanam palawija sebagai pengahasilan tambahan. Jika lahan kebun karet dijadikan tumpang sari sebelum karet panen, pemerintah bisa membantu dengan pupuk subsidi,”katanya.

Kliwon, salah seorang kelompok tani karet di Km 14 Desa Pondok Meja Jambi Luar Kota, Kabupaten Muarojambi mengatakan, dirinya melakukan pembibitan dengan bantuan dari Dinas Perkebunan Provinsi Jambi.

Disebutkan, bibit karet yang diberikan secara gratis merupakan bibit unggul yang diterima petani karet di Kelompok Budi Utomo Pondok Meja yang mempunyai anggota 28 orang. Pembibitan tersebut kini sudah memberikan hasil bagi petani setempat.


Direktur Eksekutif Lembaga Riset Perkebunan Indonesia (LRPI) Dr.Ir.Didiek Hadjar Goenadi, MSc APU menegaskan supaya kontraktor pemenang tender pengadaan bibit karet, jangan memasok “anak karet haram” (bibit palsu) pada program peremajaan karet tua di Provinsi Jambi.

“Untuk meningkatkan produktivitas karet rakyat, Pemerintah Pusat melakukan pola perkebunan inti rakyat (PIR), pola unit pelaksana Proyek (UPP) dan pola pengembangan partial. Jambi sudah termasuk yang menjalankan program tersebut,”katanya.

DR. Teguh, Doktor peneliti termasuk peneliti karet mengatakan, bahwa bibit yang diperlihatkan kepada Presiden SBY di Desa Niaso, merupakan bibit hasil persiolangan hasil penelitian yang dilakukan selama 15 tahun, yang menghasilkan bibit unggul Indonesia Rabber Riset (IRR) 118, jenis ini yang disebarkan kepada masyarakat pekebun.

Dari hasil persilangan minimal dapat menghasilkan kayu 300 M kubik setelah berusia 25 tahun, disamping lateknya, harga karet basah di petani saat ini mencapai Rp19.000,-/kg. Sedangkan harga eksport Rp40 ribu/kg, setelah diolah. (rosenman manihuruk). (BERITA INI TELAH DIMUAT DI HU BATAKPOS EDISI CETAK JUMAT 6 JANUARI 2012 SATU HALAMAN WARNA DI HAL BELAKANG).

Tidak ada komentar: