Jakarta- Di Jakarta, banjir selalu datang berulang. Kala
musim penghujan datang, warga dibuat tak tenang. Tak hanya permukiman warga,
jalanan yang merupakan urat nadi perekonomian juga terendam.
Selama ini pemimpin Jakarta bukannya berdiam. Sejumlah cara
telah dilakukan, agar banjir tak lagi menyerang. Seperti normalisasi sungai,
pengerukan saluran air di permukiman warga, hingga pembuatan sumur resapan.
Namun apa daya, mimpi Jakarta bebas banjir masih sebatas
angan-angan. Pakar air dari Universitas Indonesia yang juga Anggota Dewan
Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta Firdaus Ali dalam perbincangan dengan
detikcom, Rabu (11/2)
menyebut ada tiga persoalan besar yang menjadi pemicu banjir di Jakarta.
Pertama yakni masalah genangan. Hujan yang mengguyur
Jakarta, meski hanya sesaat langsung menimbulkan genangan di beberapa ruas
jalan. Menurut Firdaus curah hujan yang terjadi sejak Senin (9/2/2015) lalu
lebih rendah dari yang terjadi tahun lalu. Namun laju air dari saluran
penghubung ke mikro tak lancar, karena terhambat oleh sampah.
Sebelumnya Kepala Pusat Komunikasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho
mengatakan bahwa setiap kali hujan turun lama di Jakarta, beberapa titik jalan
akan langsung tergenang air. Hal itu terjadi karena daya tampung air pada
drainase yang kecil.
"Drainase perkotaan di Jakarta disiapkan untuk
menampung 50 milimeter air. Kalau lihat (curah hujan) sampai 100 mm, maka air
akan sulit (ditampung)," kata Sutopo Purwo Nugroho dalam diskusi 'Bencana
dan Kita' di Warung Daun, Jalan Cikini Raya,
Jakpus, Sabtu (18/1/2014) lalu.
Jakpus, Sabtu (18/1/2014) lalu.
Penyebab kedua kata Firdaus adalah adanya limpasan air dari
saluran dan sungai. Hampir semua saluran dan sungai di Jakarta tak mampu
menampung air hujan yang turun.
Limpasannya meluber ke jalan hingga ke permukiman warga
sehingga menimbulkan genangan. Belum lagi dihadapkan dengan sistem drainase
yang tidak berfungsi dengan baik.
Menurut Firdaus, penyebab banjir di Jakarta lainnya adanya rob/air pasang laut. Banjir rob dipicu oleh perbedaan elevasi daratan dengan laut di Jakarta. Sayangnya dari 32 kilometer garis pantai, masih banyak titik-titik yang belum memiliki tanggul. “Sehingga ketika laut pasang air naik, air melimpas ke darat," kata Firdaus.
Menurut Firdaus, penyebab banjir di Jakarta lainnya adanya rob/air pasang laut. Banjir rob dipicu oleh perbedaan elevasi daratan dengan laut di Jakarta. Sayangnya dari 32 kilometer garis pantai, masih banyak titik-titik yang belum memiliki tanggul. “Sehingga ketika laut pasang air naik, air melimpas ke darat," kata Firdaus.
MRT Tidak Terhambat
Hujan deras yang terjadi Senin, sempat membuat kawasan
Bundaran HI terendam banjir. Akibatnya, banyak aktifitas yang terganggu dengan
adanya banjir tersebut.
Namun, Pengawas Pengerjaan Proyek MRT di Bundaran HI, Adin
(35), mengatakan meski Bundaran HI terendam banjir, pengerjaan proyek
pembangunan MRT tidak terhambat. Serta dia mengaku, tidak ada pekerja yang
berhenti bekerja walaupun banjir.
“Kami tetap bekerja walau banjir, sampai sekarang (proyek
MRT) juga masih dikerjakan," ujar Adin di Proyek MRT, Bundaran HI, Jakarta
Pusat, Rabu (11/2).
Menurutnya, proyek pembangunan MRT juga ikut kebanjiran pada
Senin kemarin. Namun, tidak ada satu pun alat proyek yang mengalami kerusakan.
"(Proyek MRT) kerendam, tapi nggak ada kerusakan,
alat-alat dan segala macam nggak ada kerusakan," ucapnya.
Adin menjelaskan Proyek Pembangunan MRT ditergetkan rampung
pada tahun 2018. "Mudah-mudahan ya selesai tepat waktu," harapnya. Hingga saat ini, kondisi Bundaran HI sudah terbebas dari
banjir. Lalu lintas pun sudah kembali normal seperti biasanya.(dtk/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar