Halaman

Senin, 08 Desember 2014

Mari Lestarikan Tradisi Lisan Bonet



Jakarta-Apakah Bonet itu? Bonet bukanlah istilah asing bagi masyarakat Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Bonet adalah jenis tuturan berirama atau puisi lisan yang seringkali dilagukan. Melalui Bonet masyarakat Kabupaten TTS dapat mengekspresikan, dan mengungkapkan perasaan melalui syair dan pantun pada upacara adat.

Mengutip dari http://kemdikbud.go.id, tuturan Bonet membentuk satuan-satuan berupa penggalan yang ditandai dengan jeda. Satuan ini membentuk bait atau kuplet. Jumlah larik tidak selalu sama, sedangkan ciri lainnya adalah pengulangan bentuk. Berdasarkan isi dan fungsinya, Bonet dibedakan atas empat jenis, yakni boennitu (puji-pujian kepada arwah), boen ba'e (puji-pujian dalam suasana ceria: kelahiran olen, menimang anak ko'an, penyambutan tamu futmanu-safemanu), dan nyanyian kerja (boenmepu).


Sebagai upaya melestarikan tradisi lisan tersebut agar tidak tergeser oleh budaya moderen, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bekerja sama dengan Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mengadakan kegiatan Revitalisasi Tradisi Lisan: Bonet. Kegiatan dilaksanakan di Kupang, NTT, Selasa s.d. Minggu, 25 s.d. 30 November 2014.

Menurut informasi yang berhasil dikumpulkan dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,kegiatan ini diikuti oleh 40 siswa terpilih dari 10 SMA/SMK di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Pakar atau praktisi tradisi Bonet pun dihadirkan langsung dari tiga sanggar di Kabupaten TTS. Pakar atau praktisi tradisi tersebut mengajarkan dan membimbing tentang musik Juk, musik Gong, tarian Natoni, dan Bonet. Hasil dari kegiatan yang berlangsung selama lima hari itu kemudian dipentaskan di area hari bebas kendaraan bermotor, Jalan Raya El Tari, Nusa Tenggara Timur.

Pementasan tradisi lisan Bonet di area bebas kendaraan bermotor itu disambut baik oleh warga Kota Kupang yang ada di area tersebut. Kegiatan ini pun diakhiri dengan Bonet bersama yang diikuti oleh Walikota Kupang, Wakil Walikota, pejabat kota, peserta, pakar, panitia penyelenggara, dan warga yang sedang berolah raga di area tersebut. (lee)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar