Abraham Samad: Tak Mungkin Saya Dipilih Jadi Jaksa Agung
Presiden Joko Widodo sebelumnya meminta bantuan KPK untuk
melacak rekam jejak para menteri yang dipilih untuk membantunya. KPK pun
mengantongi rekam jejak semua menteri Jokowi. Ketua KPK Abraham Samad berjanji
akan membuka rekam jejak menteri-menteri itu dua hari lagi.
IKHWANUL K, Jakarta
“Yang perlu saya perjelas biar clear bahwa ada 80 nama yang
dikirim ke KPK dan lebih dari 10 yang diberi catatan. Oleh karena itu saya
nggak bisa mengingatnya. Tapi kalau anda memberi saya waktu satu dua hari
untuk membuka filenya lagi, Insya Allah akan saya buka dan saya beri tahu
kepada anda (media)," kata Ketua KPK, Abraham Samad usai melantik Sekjen
baru di kantornya, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (27/10).
Saat ditanya apakah semua menteri yang dipilih Jokowi
rekamnya bersih, Abraham belum bisa menjelaskan. Ketua KPK itu meminta waktu
untuk kembali membuka data yang ada di pihaknya.
“Saya lupa ya nama-nama yang ditandai itu dilantik atau enggak. Tapi kalau anda membutuhkan, KPK akan memeriksa kembali,” jelas Samad.
“Saya lupa ya nama-nama yang ditandai itu dilantik atau enggak. Tapi kalau anda membutuhkan, KPK akan memeriksa kembali,” jelas Samad.
“Kalau anda persilakan saya satu dua hari ke depan untuk
menelisik, memeriksa kembali, mungkin saya bisa melakukan itu. Kalau hari ini
saya belum periksa ulang," tegasnya.
Lalu benarkah semua menteri yang dipilih Jokowi bersih?
Lalu benarkah semua menteri yang dipilih Jokowi bersih?
“Saya kurang ingat jadi saya harus memastikannya ya karena
ini konsekuensinya hukum, jadi saya nggak bisa mereka-reka. Oleh karena itu
saya harus lihat ulang. Tapi apapun menurut saya apakah ada yang diberi catatan
dipilih atau nggak, bukan berarti bahwa orang yang tidak diberi catatan akan
clear sama sekali," tutur Samad.
80 Calon Menteri
Komisi Pemberantasan Korupsi awalnya menerima 80 nama calon
menteri untuk ditelusuri dari Presiden Joko Widodo. Nama-nama tersebut akhirnya
mengerucut menjadi hanya 43 nama.
“Nama-nama itu banyak sekali. Kalau selama ini kalian tahu
ada 43, sebenarnya itu ada 80 nama," ujar Abraham Samad.
Menurut Abraham, nama yang diserahkan oleh Jokowi untuk
ditelusuri KPK seimbang dari kalangan profesional dan politisi. Dari 34 menteri
Kabinet Kerja yang telah dilantik Jokowi, 14 berasal dari politisi dan 20 orang
lainnya adalah profesional di bidang masing-masing.
Abraham meminta para menteri tersebut jangan antipati terhadap kritik yang datang dari publik. “Reaksi yang datang dari kelompok masyarakat itu justru hal positif bagi pemerintahan yang baru terpilih agar bisa mengoreksi apa yang menjadi titik lemah," kata Abraham.
Abraham meminta para menteri tersebut jangan antipati terhadap kritik yang datang dari publik. “Reaksi yang datang dari kelompok masyarakat itu justru hal positif bagi pemerintahan yang baru terpilih agar bisa mengoreksi apa yang menjadi titik lemah," kata Abraham.
Beragam reaksi masyarakat memang muncul menanggapi jajaran
menteri Jokowi. Walau menerima pujian, banyak juga kalangan masyarakat yang
mengkritisi pilihannya. Samad mengatakan kritik itu bisa menjadi titik awal
untuk memulai perubahan di pemerintahan. “Oleh karena itu, bisa dilakukan
rekonstruksi di titik-titik yang lemah," ujarnya.
Abraham Samad Jadi Jaksa Agung?
Sementara Presiden Joko Widodo tengah dalam proses memilih
Jaksa Agung pengganti Basrief Arief. Ketua KPK Abraham Samad menegaskan dirinya
tak mungkin dipilih jadi Jaksa Agung.
“Tidak akan memilih Abraham karena sudah tahu gimana sikap
saya. Kalau sikap saya kan tidak ada wilayah abu-abu, saya kan hitam putih,
salah-salah saya gebuk. Apakah orang di dalam mau saya gebuk?" kata Samad
di kantornya, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (27/10).
Saat ditanya apakah sebaiknya Jaksa Agung berasal dari
internal atau eksternal kejaksaan, Samad tak mau memberikan komentar.
Menurutnya, yang terpenting Jaksa Agung yang baru adalah sosok yang bersih dan
berintegritas.
“Kalau itu saya no comment, yang penting orang yang bersih
dan tegas," jelasnya. Harapan Samad untuk Jaksa Agung yang baru, agar para
jaksa senior yang berada di KPK tidak ditarik untuk menduduki jabatan
struktural di kejaksaan.
Alasannya saat ini KPK masih sangat membutuhkan jaksa-jaksa
senior untuk menangani kasus-kasus besar. “Jangan dulu diambil lah, kan kita
masih kekurangan," tegas Samad.(dtk/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar