Soal Tanah Kantor Pemkot Jambi
JAMBI-“Gertak sambal” yang disampaikan Kepala Biro Aset
Pemprov Jambi, Muslim Rizal soal aset Provinsi Jambi yang dipakai selama ini
oleh Pemerintah Kota Jambi sebagai perkantoran, ditanggai acuh oleh Walikota
Jambi Syarif Fasya.
Sepertinya, hubungan Pemerintah Kota Jambi dengan Pemerintah
Provinsi Jambi kembali akan memanas. Usai selisih paham soal rencana
pembangunan Pasar Angsoduo Jambi. Kali ini giliran aset tanah yang ditempati
oleh Pemkot akan ditarik oleh Pemprov Jambi.
Kepala Biro Aset Pemprov Jambi, Muslim Rizal dengan
terbitnya Peraturan Pemerintah nomor 27 tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan tentang Pengelolaan Barang Milik Negara dan Daerah maka aset yang
dipinjamkan jangka waktunya hanya 5 tahun dan hanya bisa diperpanjang 1
kali.
Ia mengakui Pemprov Jambi sudah menerima permohonan dari Walikota Jambi perihal permohonan hibah aset tanah lokasi Kantor Walikota Jambi. Meskipun begitu Pemprov Jambi menurut Muslim masih perlu melakukan kajian dan pembahasan dengan Pemerintah Kota Jambi.
Pemprov sepertinya masih berat untuk menghibahkan lahan
tersebut ke Pemkot Jambi. Pasalnya menurut Muslim aset Pemprov Jambi bakal
banyak berkurang.
Selain itu hasil study banding yang dilakukan BPKAD terkait
pelepasan atau hibah aset di provinsi lain, hibah yang dilakukan juga tidak
dilakukan dengan cuma-cuma.
“Kalau di provinsi lain itu bukan menghibahkan langsung.
Provinsi menghibahkan asset, kota juga harus menghibahkan asset, harus ada
imbalnya. Sehingga asset kita tidak berkurang. Walaupun jumlahnya tidak sama,
yang penting ada," tandasnya.
Sementara itu, Walikota Jambi Syarif Fasha menanggapi
santai pernyataan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)
Provinsi Jambi Muslim Rizal yang menegaskan bahwa provinsi berat menghibahkan
aset lahan perkantoran Walikota dan DPRD Kota Jambi untuk Pemkot Jambi.
“Itukan bahasanya kepala aset bukan bahasanya gubernur. Kecuali pak gubernur yang mengatakan tidak bisa kami hibahkan. Itu ceritanya lain. Apa boleh buat kami mesti pindah. Namanya juga menumpang," ungkapnya, Kamis (23/10) lala.
Meski demikian, diakui Fasha pihaknya akan segera menyiapkan
lahan sebagai pilihan kedua jika ternyata respon Gubernur Jambi Hasan Basri
Agus (HBA) sama dengan Kepala Biro Aset.
“Paling tidak kalau kita mau membangun komplek perkantoran kita memikirkan bahwa lokasi itu akan kita kembangkan menjadi kota satelit," ujarnya.
Ditanya luasan lahan yang dibutuhkan untuk itu, kata Fasha berkisar 6 hingga 9 hektare.
“Saya yakinlah pak gubernur bijaksana. Itukan yang ngomong kepala biro aset. Silahkan saja," tegasnya. (oyi/lee)
“Paling tidak kalau kita mau membangun komplek perkantoran kita memikirkan bahwa lokasi itu akan kita kembangkan menjadi kota satelit," ujarnya.
Ditanya luasan lahan yang dibutuhkan untuk itu, kata Fasha berkisar 6 hingga 9 hektare.
“Saya yakinlah pak gubernur bijaksana. Itukan yang ngomong kepala biro aset. Silahkan saja," tegasnya. (oyi/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar