Aksi Damai Ratusan Guru Swasta di Kantor Diknas Kota Jambi Rabu 16 Juli 2014. FotoRosenman Manihuruk |
KOTA JAMBI - Ratusan guru sekolah SMA dan SMK swasta
se Kota Jambi, menuding ada permainan dalam proses penerimaan Peserta
Didik Baru (PPDB) di kota ini.
Tudingan tersebut disampaikan dalam aksi saat mendatangi Dinas
Pendidikan Kota Jambi, pada Rabu 16 Juli 2014, sekitar pukul 13.00.
Selain menuding ada permainan, ratusan guru ini juga menolak rencana
pemberlakuan belajar 2 shift di sekolah negeri. Dinas pendidikan
rencananya akan menerima kembali siswa untuk sekolah negeri, dengan
waktu belajar dibagi menjadi 2 shift dalam sehari.
Salah satu pengunjuk rasa, Kasrani, mengatakan, rencana kebijakan
shif tersebut merupakan kebijakan yang tidak berpihak kepada sekolah
swasta. Karena dengan adanya sistem 2 shift di sekolah negeri, maka
sekolah swasta akan kekurangan siswa, karena semuanya akan terserap ke
sekolah negeri.
"Katanya ada lagi gelombang kedua dengan memberlakukan 2 shif, ini
kan jelas ingin membunuh kami secara berlahan. Kalau siswa tidak ada,
bagaimana sekolah kita mau berjalan," ucapnya.
Dinas Pendidikan, kata dia, seharusnya berperan aktif
mempertimbangkan dan mengambil kebijakan lain dalam proses penerimaan
siswa baru, sehingga tidak ada yang dirugikan.
"Kami tidak menolak PPDB, tapi pemerintah harus konsisten. Harus
jelas kuota siswa yang diterima di sekeolah negeri, jangan membuka
pendaftaraan gelombang ke II lagi untuk shif berikutnya, bila kuotanya
sudah terpenuhi. Ini kan jelas ada peluang permainan," ucapnya. (*)
Kadisdik Kota Jambi: Jika Animo Tinggi, Sekolah Negeri Boleh Terima Siswa Dua Shif
Kepala Dinas Pendidikan Kota Jambi, Rifai mengatakan, soal penerimaan peserta didik baru untuk sekolah negeri telah diatur oleh Pemerintah Pusat, dalam hal ini Dirjen Pendidikan, termasuk soal penerimaan siswa dua shif di sekolah negeri.
"Ada surat edaran dari Dirjen Pendidikan, yang menyebutkan, jika
animo siswa untuk masuk ke salah satu sekolah tinggi, maka dibolehkan
menerima siswa dua shif. Itu dari dirjen yang mengatakan seperti itu,"
sebut Rifai, Rabu 16 JUli 2014.
Menurut dia, Pemerintah Kota Jambi sudah berkomitmen untuk
menyelenggarakan pendidikan sebaik-baiknya dan memastikan seluruh
masyarakat mendapatkan pendidikan yang layak. Artinya tidak ada
perbedaan antara sekolah negeri dan swasta.
"Kami sudah tanya ke pihak sekolah tentang animo masyarakat. Ternyata
ada beberapa sekolah yang animonya tinggi. Jika ditolak, kan ini
berakibat fatal. Oleh sebab itu maka diwacanakanlah pemberlakuan 2 shif
tersebut," katanya lagi.
Sebelumnya, ratusan guru swasta di Kota Jambi melakukan unjuk rasa ke
Dinas Pendidikan Kota Jambi memprotes rencana pemberlakukan dua shif di
sekolah negeri.
Protes tersebut disampaikan dalam aksi saat mendatangi Dinas Pendidikan Kota Jambi, pada Rabu 16 Juli 2014, sekitar pukul 13.00.
Selain memprotes ada permainan, ratusan guru ini juga menolak rencana
pemberlakuan belajar 2 shift di sekolah negeri. Dinas pendidikan
rencananya akan menerima kembali siswa untuk sekolah negeri, dengan
waktu belajar dibagi menjadi 2 shift dalam sehari.
Salah satu pengunjuk rasa, Kasrani, mengatakan, rencana kebijakan
shif tersebut merupakan kebijakan yang tidak berpihak kepada sekolah
swasta. Karena dengan adanya sistem 2 shift di sekolah negeri, maka
sekolah swasta akan kekurangan siswa, karena semuanya akan terserap ke
sekolah negeri.
"Katanya ada lagi gelombang kedua dengan memberlakukan 2 shif, ini
kan jelas ingin membunuh kami secara berlahan. Kalau siswa tidak ada,
bagaimana sekolah kita mau berjalan," ucapnya. (Harian Jambi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar