Halaman

Senin, 07 Juli 2014

Catatan BI Jambi, Pertumbuhan Ekonomi Jambi Cukup Signifikan

JAMBI- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi mencatat pertumbuhan ekonomi Jambi Triwulan I 2014 pada sektor properti cukup signifikan utamanya disebabkan oleh peningkatan investasi properti. Seperti pengembangan perumahan, pusat bisnis, dan perhotelan oleh perusahaan swasta berskala nasional/internasional termasuk juga peningkatankapasitas bandara dan pembangunan beberapa proyek pemerintah lainnya.

Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp23,39triliun yang secara sektoral masih didominasi oleh sektor pertanian sebesar 29,55%,sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 17,74% serta sektor pertambangan dan penggalian sebesar 15,65%. Dengan demikian, struktur ekonomi regional dalam jangka pendek relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.3).

Demikian dikatakan Kepala Unit Komunikasi dan Koordinasi Kebijakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Ihsan W Prabawa dalam surat elektroniknya yang diterima Harian Jambi, Minggu (6/7).

Disebutkan, sektor pertambangan dan penggalian menyumbangkan nilai tambah sebesar Rp3,66 triliun (15,65%), merupakan sektor ketiga terbesar di Jambi. Produksi pertambangan dan penggalian selama triwulan I-2014 turun sebesar 4,69% (qtq). 

Penurunan itu utamanya disebabkan oleh penurunan produksi yang tajam pada sub sektor tanpa migas (9,13% (qtq)) dan sub sektor minyak dan gas bumi (4,55% (qtq)). Namun secara tahunan, produksi pertambangan dan penggalian meningkat cukup signifikan sebesar 9,83% (yoy).

Pertumbuhan pada sektor ini utamanya didorong oleh peningkatan produksi pertambangan minyak bumi dan gas bumi serta penggalian masing-masing tumbuh sebesar 13,00% (yoy) dan 6,28% (yoy). Sementara itu sub sektor pertambangan tanpa migas mengalami penurunan
sebesar 1,71% (yoy).

Turunnya produksi pertambangan non migas di Provinsi Jambi utamanya disebabkan oleh turunnya produksi batubara karena pengaruh melemahnya harga internasional. Selain itu, adanya Perda yang mengharuskan pengangkutan batubara melalui jalur khusus atau jalur sungai turut menjadi penyebab turunnya produksi.

Disebutkan, sektor industri pengolahan yang menyumbang output terhadap perekonomian Jambi sebesar Rp2,49 triliun (10,64%), meningkat sebesar 6,95% (yoy), dengan andil pertumbuhan 0,86%. Secara triwulanan, sektor industri pengolahan juga mengalami peningkatan sebesar 2,22% (qtq). 

Industri pengolahan di Jambi terdiri dari industri migas dengan total output Rp218,63 miliar (8,78%) serta industri non migas dengan total output Rp2,27 triliun (91,22%). Pertumbuhan sub sektor industri non migas salah satunya didorong oleh produksi karet yang menunjukkan peningkatan sebesar 4,31% (yoy), meskipun berdasarkan data indeks produksi dari BPS secara triwulanan mengalami penurunan sebesar 1,10% (qtq).

Peningkatan produksi sejalan dengan peningkatan pasokan bahan baku seiring dengan kondusifnya cuaca untuk melakukan penyadapan karet selama triwulan I-2014. Berdasarkan data Gapkindo (Gabungan Pengusaha Karet Indonesia) cabang Jambi, produksi karet dalam triwulan I–2014 mencapai 91.329 ton, meningkat signifikan sebesar 20,96% dibandingkan triwulan lalu.

Namun demikian, peningkatan produksi tersebut sedikit tertahan dengan turunnya harga karet internasional serta adanya kebijakan Gapkindo untuk menurunkan produksi dan ekspor karet sebesar 10% sebagai upaya mendongkrak harga karet.

Bidang listrik, gas, dan air bersih (LGA) tumbuh sebesar 6,35% (yoy) dengan sumbangan pertumbuhan 0,05%, lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,85%(yoy)). Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya produksi listrik dan air bersih masing-masing sebesar 6,49% (yoy) dan 5,36% (yoy).

Meningkatnya sub sektor listrik dimaksud tercermin dari meningkatnya jumlah konsumsi listrik serta jumlah pelanggan di Jambi masing-masing sebesar 5,74% (yoy) dan 9,74% (yoy). 

Jumlah konsumsi listrik di Jambi selama triwulan I-2014 mencapai 341,68 MWH dengan jumlah pelanggan mencapai 568.025 rekening. Berdasarkan penggunanya, mayoritas pelanggan PLN di Jambi adalah kelompok rumah tangga yang mencapai 521.974 rekening (91,89%) dengan konsumsi daya listrik mencapai 227,50 MWH (66,58%).

Sementara itu, pemakaian air bersih yang dicatat oleh PDAM Tirta Mayang menunjukkan penurunan di triwulan I-2014. Rata-rata konsumsi air bersih bulanan melalui PDAM Kota Jambi pada triwulan I-2014 sebesar 837,29ribu M3, sedikit lebih rendah dari tahun lalu (852,75 ribu M3).

Sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh sebesar 7,18% (yoy) dengan andil pertumbuhan 0,52%, menurun dibanding pertumbuhan pada triwulan sebelumnya (7,71% yoy). Pertumbuhan tersebut utamanya disebabkan oleh pertumbuhan sektor angkutan sebesar 7,10% (yoy), meskipun relatif melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (7,62% yoy). (lee)
GRAFIS PELINDO
GRAFIL PDAM TIRTA MAYANG KOTA JAMBI
GRAFIS PERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar