Halaman

Kamis, 22 Mei 2014

Pengembangan Kemandirian Ekonomi Pesantren Menuju Jambi Emas 2015


HARIAN JAMBI EDISI RABU SORE 21 MEI 2014

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan untuk mencetak manusia yang religius dan mandiri. Pondok pesantren bisa menjadi “sosial agent” yang baik untuk membantu pemerintah dalam perbaikan sektor ekonomi, budaya dan sosial masyarakat. Tapi dengan satu syarat secara organisasi pondok pesantren harus mau untuk berubah baik dan secara cultural, cara pendekatan dan aspek-aspek managemen, asset, finansial dan sumber daya manusia (SDM).

R MANIHURUK, Jambi

Pemerintah Provinsi Jambi sejak kepemimpinan H Hasan Basri Agus (HBA) sangat inten memperhatikan pondok-pondok pesantren di Provinsi Jambi. Di era modern saat ini banyak bermacam sistem yang dipakai untuk memajukan Pondok Pesantren. Ada yang mengutamakan bahasa Arab dan Ingris menjadi pusat unggulan.

Kitab Kuning dan dari biaya masuk yang paling tinggi hingga menggratiskan siswa untuk masuk di ponpes tersebut. Para santri datang belajar dan mendalami ilmu-ilmu tentang Islam, setelah dirasa cukup mereka menyebarkan ilmunya ke masyarakat luas. Melakukan daw’ah ke seluruh wilayah Nusantara. Itulah pesantren baik pesantren tradisional (salafi) maupun pesantren modern.

Program Pemerintah Provinsi Jambi terhadap Ponpes di Provinsi Jambi sangat membantu sekali terutama untuk program pemberantasan kemiskinan. Dimana dampak positif dari kemajuan ekonomi pondok pesantren mampu mengintregrasikan anak yang kurang mampu untuk mengecam pendidikan di Ponpes tersebut.


Adapun program yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jambi terhadap Ponpes diantaranya, mengadakan pelatihan pengelolaan managemen usaha ekonomis Pondok Pesantren mandiri dengan mendatangkan narasumber profesional yaitu KH Puad Affandi.

Kemudian seorang intefreneur organik juga merupakan Pimpinan Ponpes Al-Ittifag, Bandung yang telah berhasil mengelola lahan tidur di lingkungan Ponpesnya menjadi usaha organik dengan melibatkan masyarakat sekitarnya, sehingga berdampak positif bagi guru dan santrinya.

Program lain yakni membentuk Tim evaluasi, monitoring bantuan pemerintah dalam rangka pembinaan yang terdiri dari Dinas Koperasi Provinsi Jambi, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi, Dinas Perindag Provinsi Jambi, Dinas Pertanian Provinsi Jambi dan Dinas pendidikan Provinsi Jambi.

Program selanjutnya melakukan koordinasi ke dinas instansi terkait kabupaten/kota se Provinsi Jambi dalam rangka sinergitas bantuan dan pembinaan Ponpes Mandiri Kabupaten Kota dalam Provinsi Jambi.
Kemudian melaksanakan study banding ke Pondok Pesantren Al-Ittifaq, Bogor, Bandung bersama 11 Pondok Pesantren kabupaten/kota se Provinsi Jambi dalam rangka membuka cakrawala pemikiran para pimpinan dan pengelola Pondok pesantren.

Sebagai tindak lanjut hal di atas, Pondok Pesantren Kabupaten/Kota menginginkan terbentuknya Forum Komunikasi Pondok Pesantren Provinsi Jambi. Forum ini bertujuan agar bersatunya Ponpes se Provinsi Jambi. Kedepan ponpes mendapat bantuan sehingga akan terbantunya Pondok Pesantren terutama Ponpes yang belum maju dibawah pengewasan bersama.

Ponpes yang sudah berhasil mewujudkan Ponpes Mandiri diantaranya, Ponpes Al-Inayah di Kabupaten Tebo, Ponpes darul Aufa di Kabupaten Batanghari, Ponpes Jauharul Falah Al-Islamy di Kabupaten Muarojambi.

Fasilitasi Rusunawa Ponpes

Menteri Perumahan Rakyat (Menpera), Djan Faridz tahun lalu meninjau pembangunan Rusunawa  Pondok Pesantren (Ponpes) As’Ad di Kota Seberang, Provinsi Jambi. Pembangunan Rusunawa di Ponpes As'ad setinggi 2 lantai dan Ponpes Sa'adatuddaraen Tahtul Yaman setinggi 2 lantai sebagai perhatian pemerintah.
“Pondok pesantren mempersiapkan lahannya, pemerintah pusat yang membiayai pembangunannnya. Untuk serah terima kami berharap pihak ponpes dan Pemda Jambi mengurus segala perijinannya. Akan tetapi selama proses perijinan serah terima kami akan buatkan surat ijin sementara agar Rusunawa bisa ditempati,” kata Menpera.
Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus,  mengatakan Pemerintah Provinsi Jambi berupaya terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jambi melalui pemenuhan kebutuhan papan. Hingga saat ini backlog perumahan di Jambi mencapai 273.43 unit.
Sedang, realisasi BSPS yang telah disalurkan pemerintah pusat mencapai 1.850 unit di 6 kabupaten kota. Dan realisasi penyerapan FLPP di Jambi hingga Agustus 2013 mencapai 2.268 unit.
Pengembangan Intelektual Agama Generasi Muda
 
Pemprov Jambi tahun 2014 ini bertekad ingin melakukan pengembangan intelektual agama masyarakat, terutama generasi muda. Salah satu program ke depannya dengan menghidupkan kembali kejayaan pesantren.

Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus saat menghadiri peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW serta  Haul Syekh H.Abdul Qodir Ibrahim di Pondok Pesantren As'ad Olak Kemang Seberang Kota Jambi baru-baru ini mengatakan, pihaknya akan meninjau pesantren-pesantren yang ada di kabupaten/kota dalam Provinsi Jambi.

“Pemprov Jambi akan memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan pemerintah. Perkembangan tekhnologi yang bisa di akses oleh siapa saja sudah tentu akan menimbulkan berbagai macam efek baik positif maupun negatif. Beranjak dari hal tersebut, untuk membentengi kawula muda  agar tidak terjebak pada pergaulan bebas, narkoba dan perbuatan menyimpang lainnya. Perlu sinergisitas antara orang tua, lingkungan masyarakat, sekolah dan pemerintah daerah. Salah satu rencana ke depan lanjut HBA dengan menggalakkan kembali pendidikan pesantren,” ujarnya.

Menurutnya, geliat perkembangan pesantren di Provinsi Jambi mulai terasa. “Khusus di Kota Jambi, kita akan berupaya menjadikan Seberang Kota Jambi sebagai kota santri. Pemerintah juga akan membangun museum di bawah menara Gentala Arasy,” ujarnya.

Gentala Arsy sendiri Berarti "Gena Tempat Lahir Abdurrahman Sayuti". Kepada para santri HBA berpesan, jangan minder dan malu dengan anak-anak yang sekolah di sekolah umum. “Anak pesantren juga bisa jadi Gubernur. Saya adalah produk asli pondok pesantren As'ad ini,” katanya.

Pendidikan Agama Penting

Sementara Wakil Gubernur Jambi H Fachrori Umar mengatakan, pendidikan yang dibutuhkan saat ini adalah pendidikan yang membentenggi diri yakni ajaran agama. Diera Globalisasi, banyak sekali pengaruh budaya yang tidak sesuai dengan tatanan kehidupan beragama.

Wagub Jambi usai peletakan batu pertama Pembagunan Madrasah Sa’adatul Ulya Kelurahan Tanjung Raden Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi Maret lalu mengemukakan, pendidikan  anak tidak hanya difokuskan kepada sekolah-sekolah umum saja, tetapi juga di fokuskan pada sekolah-sekolah agama dan pesantren.

Dengan demikian akan terjadi keselarasan antara pembagunan fisik dan mental. “Kita mengiginkan tumbuhnya generasi penerus Jambi yang hebat dalam pemikiran serta beraklak baik dan beragama. Pembangunan Madrasah ini merupakan salah satu jawaban yang kita inginkan dalam mewujudkan keselarasan ukhrawi dan duniawi ini,” tutur Wagub.

Dirinya juga mengakui pendidikan yang dibutuhkan saatini adalah pendidikan yang benar, dimana banyak sekali pengaruh budaya yang seiring tidak sesuai dengan tatanan kehidupan agama, yang sering tidak sesuai dengan nilai-nilai islami.

“Saya inginkan melalui pembagunan Madrasah, anak-anak kita, masyarakat kita, akan semakin baik kuawalitas keimanan dan ketakwaannya. Sehingga tercipta pendidikan yang membangun aklak yang mulya, budi perkerti yang luhur kepada masyarakat,” kata Wagub.

Secara simbolis bantuan Pemerintah Provinsi Jambi senilai Rp 10 juta untuk Pembagunan Gedung Sekolah Madrasah Sa’adatul Ulya yang di terima oleh Ketua Tim Pembagunan Madrasah Hasan Basri Husin,SH dari Wagub Jambi H Fachrori Umar.

Menurut Hasan Basri Husin,SH, rencana pembagunan sekolah ini akan dibagun kelas baru sebanyak delapan kelas dengan tata ruang dua tingkat, sementara sumberdana murni dari segenap masyarakat yang ikut menyumbang.

Disamping itu guru yang mengajar di Sa’adatul Ulya ini berjumlah 15 orang dan hanya 3 orang sudah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan jumlah murid pagi 63 orang. Laki-laki 29. Perempuan 34 orang. Dilanjutkan sekolah sore 129 orang terdiri dari 68 laki-laki dan 61 orang perempuan .
Momitmen Terhadap Ponpes

Gubernur Jambi Hasan Basri Agus sangat berkomitmen dengan pengembangan Ponpes di Provinsi Jambi. Belum lama ini HBA juga meninjau Pondok Pesantren Isti-dadul Mu’alimin yang berada di Pengabuan Rt.14, Kabupaten Tanjung Jbaung Barat serta memberikan bantuan kepada pengurus Pondok Pesantren tersebut.

Kemudian Gubernur Jambi juga melanjutkan acara silahturahim mengunjungi Pondok Pesantren Al-Sulthon, Muarojambi dan melakukan peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan pondok pesantren tersebut.

Gubernur Jambi juga meresmikan pembangunan Rumah Susun Pondok Pesantren Al-Muhajirin pimpinan Kiai Haviz di Komplek MIA Simpang Terusan Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batanghari.

Pada kesempatan itu, HBA mengatakan, seiring dengan diresmikannya peletakan batu pertama pembangunan rumah susun pondok pesantren Al-Muhajirin,diharapkan memberikan makna strategis terhadap pembangunan konsepsi ke Islaman di Provinsi Jambi.

Disebutkan, sebagai bentuk apresiasi pemerintah dalam mengembangkan dan memajukan pendidikan keislaman yang bernuansa pondok pesantren, Pemerintah Provinsi Jambi memberikan bantuan rumah susun tersebut.

Disamping itu, kita juga mendapat bantuan 7 Unit Rumah susun untuk pesantren yang berkapasitas 150-200 santri pada tahun 2014 dari pemerintah pusat.

Sebagai komitmen Pemerintah Provinsi Jambi mengembangkan pendidikan pesantren, yang merupakan pendidikan tepat dalam membangun bangsa dan mencetak generasi penerus yang berkarakter karena menggunakan kurikulum nasional yang difokuskan dalam terapan pendidikan Agama.

Kepada para santri HBA berpesan, selama pendidikan di pondok pesantren ini untuk menimba ilmu agar berguna saat kalian akan mengejar dan mewujudkan mimpi-mimpi di masa depan.

Berharap GGMT Atasi Buta Aksara Al-Qur’an

Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus (HBA) berharap dengan berkembangnya Gabungan Guru-Guru Majelis Taklim (GGMT) Kota Jambi diharapkan bisa membantu Pemerintah Provinsi Jambi dalam mengatasi buta aksara Al,Qur,an.
Demikian dikatakan Gubernur Jambi HBA saat menghadiri Peringatan Isra’ Mi’raj GGMT Kota Jambi bertempat di Mesjid Nurul Huda Paal V Kota Baru Jambi, Selasa (20/5).
Disebutkan, pada awal dirinya menjadi Gubernur Jambi, dari data yang didapat banyak sekali anak-anak remaja di Provinsi Jambi yang buta aksara Al-Qur’an. “Setelah ditelusuri data tersebut, memang banyak anak-anak kita yang tidak bisa baca Al-Qur’an, lebih dari 23 ribu. Dengan secara bersama para Bupati serta serta guru kita tekan angka buta aksara ini,” ajak HBA.
Gubernur Jambi HBA juga mengatakan, dengan semangat memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW yang dilaksanakan, agar dapat memberikan dampak positif terhadap pola pikir, sikap dan prilaku untuk pindah dan hijrah atau pindah dari kehidupan yang kurang produktif ke kehidupan yang penuh dengan prestasi ibadah.
Ditambahkan, sebagaimana diketahui bahwa seiring dengan perputaran waktu dan perubahan zaman, tidak sedikit pengaruh negatif dari era globalisasi merasuk kesetiap sendi kehidupan generasi muda. “Untuk itu kita wajib membentengi akhlak dan moral anak-anak kita, agar tidak terkontaminasi oleh pengaruh negatif tersebut,” ujarnya.
Sementara Ketua Penyelenggara Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW GGMT Kota Jambi Drs.H.Norman Karde mengatakan, perkembangan pengajian GGMT Kota Jambi sangat banyak sekali perkembangannya.
Terutama pada anggotanya yang sudah mencapai 173 kelompok Majelis Taklim se-Kota Jambi.  “Ini akan siap membantu pemerintah daerah dalam mengatasi buta aksara Al-Qur’an,” jelasnya.
Dalam Isra’ Mi’raj ini juga orang nomor satu di jajaran Pemerintah Provinsi Jambi tersebut beserta para pengurus dan anggota GGMT Kota Jambi mendengarkan secara khidmat tabligh akbar serta tausiah yang disampaikan oleh penceramah H. Muhammad Amin, M. Kes.
Turut hadir pada kesempatan itu Anggota Pengajian GGMT se-Kota Jambi, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Jambi Hendrizal, S.Pt, MM serta para undangan lainnya.(lee)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar