Melongok
Pesona Danau Toba (3)
Panorama Danau Toba di Desa Tongging. Foto Rosenman Manihuruk (Asenk Lee Saragih) |
Danau Toba
sangat dekat dengan 11 kabupaten dan kotamadya di Provinsi Sumatera Utara
(Sumut) yang berada di sekitar Danau Toba. Diantaranya Kabupaten Simalungun,
Karo, Tobasa, Samosit, Tapanuli Utara dan lainnya. Danau Toba juga bisa
dijangkau dengan mudah dari Kota Medan, Bandara Internasional Kualanamu lewat
Kota Pematang Siantar dan Berastagi.
ROSENMAN M, Jambi
Di daerah Kabupaten
Karo, Danau Toba bisa dinikmati di Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten
Karo yang berbatasan dengan Kabupaten Simalungun. Kalau dua edisi sebelumnya
Harian Jambi menyajikan tulisan Pesona Danau Toba di Haranggaol dan Garoga
Tigaras Kabupaten Simalungun, kali ini menikmati Pesona Danau Toba di Desa
Tongging dan obyek wisata pendukung lainnya.
Baru-baru ini Harian Jambi melakukan perjalanan di
sekitar Danau Toba di Desa Tongging dan obyek wisata Air Terjun Sipiso-piso dan
Simalem Resort.
Menikmati liburan di Desa
Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Kabupaten Karo, memiliki daya tarik
tersendiri. Desa yang berlokasi di sebelah ujung utara Danau Toba
ini, ternyata menyimpan beragam potensi wisata alam.
Panorama indah di kawasan sekitar Desa Tongging mayoritas
dihuni empat suku Batak yakni Karo, Toba, Simalungun dan Pak-pak). Desa
Tongging bagian dari pesona Danau Toba di Kabupaten Karo. Kini Danau Toba di
Desa Tongging belum banyak diketahui wisatawan, khususnya turis domestik.
Desa yang berjarak sekitar 42 Km dari kota Berastagi
tersebut, hanya dikenal dengan panorama kawasan Danau Tobanya. Namun
sejak empat tahun
belakangan sudah mulai dimasuki pecinta wisata
Dirgantara (udara) dan Tirta (air).
Untuk menuju kawasan Tongging bukanlah merupakan hal
yang sulit, khususnya bagi wisatawan lokal Sumatera Utara sekitarnya. Bila
hendak pergi berlibur, wisatawan yang tidak memiliki kenderaan pribadi, dapat
memilih beberapa angkutan AKDP di Terminal Pinang Baris atau kawasan
Padang Bulan, Medan yang menuju Berastagi/Kabanjahe, dengan ongkos Rp 10.000
(Berastagi-Medan) dan Rp 15 ribu (Kabanjahe).
Tiba di Berastagi, menyambung angkot LIN Tongging di kawasan
terminal, dengan ongkos Rp 12 ribu per orang. Apabila via Kabanjahe,
wisatawan dapat memilih angkutan ke Tongging dari dua tempat. Satu di
kawasan Kabanjahe Plaza dan di kawasan Zentrum, dengan ongkos Rp 10.000.
Air Terjun
Sipiso-piso
Sebelum tiba di Desa Tongging, wisatawan dapat menikmati panorama
kawasan Danau Toba dan pemandangan Air Terjun Sipiso-piso (7 Km sebelum
Tongging).
Air Terjun Sipiso Piso berada tidak jauh dari tepi Danau
Toba bagian utara dengan ketinggian lebih kurang 800 meter dari permukaan laut
(dpl) dan dikelilingi oleh bukit yang hijau karena
ditumbuhi hutan pinus, (sumber: https://sites.google.com/site).
Ketinggian air terjun ini berkisar 120 meter sehingga
dinobatkan sebagai air terjun tertinggi di Indonesia. Nama Sipiso-piso berasal
dari piso yang artinya pisau.
Derasnya air-air yang berjatuhan dari bukit berketinggian di atas seratus meter
ini diumpamakan layaknya berbilah-bilah pisau yang tajam.
Selain itu, jurang yang curam jika dilihat dari puncak bukit
membuat orang setempat menyebutnya piso dari Tanah Karo. Lokasi Terletak di Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo,
Propinsi Sumatra Utara.
Kecamatan ini berada sekitar 24 km dari Kota Kabanjahe,
ibukota Kabupaten Karo. Sedangkan jarak air terjun ini dari Kota Brastagi
sejauh 35 km atau hanya memerlukan
sekitar 45 menit dari Kota Medan. Peta dan Koordinat GPS: 2° 54' 38.30"
N 98° 32' 0.76" E.
Aksesbilitas
Mudah
Untuk menuju Air Terjun Sipiso-piso dan Desa Tongging dari
Brastagi, arahkan perjalanan ke Kota Parapat, Kabupaten Simalungun. Tak jauh
setelah melewati Kota Kabanjahe, perhatikan jalan dengan teliti dan temukan
tanda untuk menuju air terjun ini. Obyek wisata itu juga bisa ditempuh dari
Kota Siantar.
Setelah berbelok ke kiri, ikuti jalan ini hingga menemukan pemandangan
pesona Danau Toba. Di danau ini pengunjung bisa singgah sebelum meniti jajaran
anak tangga yang melintasi lereng perbukitan di tepi Danau Toba. Ini yang
merupakan satu-satunya jalan aman bagi wisatawan.
Jika menggunakan kendaraan umum dapat menggunakan bus dari
terminal pusat kota Medan dengan trayek
Kabanjahe. Waktu yang dibutuhkan sekitar 2 jam. Setelah sampai di Kabanjahe
dilanjutkan 24 km ke arah utara jalur menuju Danau Toba hingga sampai di Desa
Tongging. Waktu yang dibutuhkan sekitar
30 menit berkendara.
Desa
Tongging
Desa Tongging |
Umumnya, sebelum menuju desa yang saat ini banyak dipenuhi
keramba ikan nila dan mas (ternak warga) sehingga sangat mengesankan.
Masuk kawasan Panorama Air Terjun dan Desa Tongging
merupakan satu paket perjalanan. Wisatawan per orangnya hanya dikenakan
tarif seribu lima ratus rupiah (Rp 2500). Jangan khawatir jika menempuh
perjalanan dari luar kota karena di kawasan desa itu sudah banyak penginapan.
Harga per malamnya juga cukup terjangkau. Sesuai penuturan
Reception, Wisma Sibayak Tongging, Edi Sinaga, pihaknya hanya mengenakan tarif
per malam Rp75 ribu bagi kamar standart, ukuran 5X5 meter, dan Rp100 ribu untuk
kamar yang lebih luas (7X5meter). “Fasilitas tidak jauh berbeda, hanya ukuran
luasnya saja,” ujar Edi. Jika turis tidak berminat tinggal di kamar penginapan,
pihak wisama juga menyediakan areal camping ground.
Bicara kuliner, wisatawan tidak perlu khawatir. Sejumlah
rumah makan dengan sajian label halal, ada hadir di pinggir bibir pantai dengan
sajian ikan mas dan nila panggang. Harga kulinernya juga sangat
terjangkau. Bayangkan jika makan untuk porsi 4 orang dewasa dengan ikan bakar
nila tiga ekor, sayur dan nasi hanya dibadrol Rp 150 ribu rupiah. Harga yang
murah bukan?
Menurut data dari Dinas Pariwisata Kabupaten Karo, jumlah
pengunjung ke kawasan Tongging sebanyak 89.845 orang (tahun 2007),
102.200 orang (tahun 2008), 116.042 orang (tahun 2009), dan 57.475 (hingga Mei
2010), dan tahun 2013 mencapai 150.450 pengunjung. Jumlah wisatawan di Desa
Tongging semakin bertambah tiap tahunnya.
Sedangkan pelaku wisata setempat, Dikson Pelawi mengatakan,
sejumlah pelaku wisata Tanah Karo bertekad menjadikan kawasan Tongging
sebagai lokasi bagi pecinta olah raga para layang. Hal itu
menjadi target dikarenakan letak geografis Tongging yang dianggap cukup
potensial.
“Belum lama ini kami menggelar Kejuraan Para Layang Sitopsi
Open I (Sipiso-piso, Tongging, Paropo, Sobolangit), diramaikan oleh 81 orang
penerjun. Inilah langkah awal kemajuan dunia dirgantara kepariwisataan Tanah
Karo ke depannya,” kata Dikson Pelawi.
Jika dijadikan lokasi pecinta Para Layang sangat bagus
karena posisi take off penerbang yang terdiri dari tiga lokasi, 1540 DPL, 1300
DPL dan 1300 DPL, membuat penerjun lebih lama di udara dan disuguhi pemandangan
indah kawasan perbukitan dan Danau Toba.
Kesan
Pengunjung
Seorang pengunjung Desa Tongging,
Franta Ginting Munthe mengatakan, keindahan
Panorama Danau Toba di Desa Tongging memang sangat menjakjubkan dan sungguh
luar biasa.
“Bagi yang sudah pernah kesana pasti mengakuinya dan bagi
yang belum pernah tidak perlu diragukan segeralah kesana. Saya kira apabila
promosinya tetap dilakukan dengan gencar dan diikuti peningkatan infra
infrastuktur dan fasilitas yang memadai pasti dalam waktu singkat wilayah Alam
Tongging dan sekitarnya akan menjadi salah satu tujuan wisata yang utama di
Karo, Sumut,” kata Franta Ginting
Munthe.
Kata Franta Ginting Munthe, sudah
merupakan “wajib dikunjungi” oleh wisatawan
dan pencinta keindahan alam dan olah raga yang berkunjung ke Sumatera Utara. Karena
sisi Utara Danau Toba itu mempunyai banyak nilai plus dibandingkan sisi lainnya.
Ada Air Terjun Sipisopiso, ada Gunung Sipisopiso, pinggiran
pantai Danau Toba dengan aliran sungainya” Desa Tongging Simalem ” yang sarat
dengan budaya dan nilai sejarah mengenai penyebaran merga Munthe dan Manik ke
wilayah sekitarnya.
Selain hal tesebut wisata Tongging akan menjadi satu paket
yang saling bersinergi menarik wistawan dengan tujuan wisata lain disekitarnya
seperti Taman Simalem Resort, Taman Wisata Iman dan Taneh Karo Simalem secara
Umum.
Semoga Pemda Karo dan Pemda Sumut segera tanggap dan
mempunyai program khusus untuk meningkatkan tingkat kunjangan wisatawan ke
Sumut pada umumnya dan ke Tongging khususnya. Semoga!!!
Anak tangga menuju Air Terjun Sipiso-piso. Setelah itu, untuk menjelajahi keelokan alam
Sipiso-piso dari dekat, Anda harus menyusuri punggung bukit
melalui ratusan anak tangga kecil ang telah disediakan untuk turun dan
mendekati air terjun tersebut.
Jajaran anak tangga yang telah dipersiapkan itu merupakan
jalan utama yang aman untuk sampai di bawah, Anda dapat memandang ke arah
bukit-bukit kecil yang ada di hadapan Anda. Ketakjuban Anda akan tingginya
bukit-bukit tersebut akan dibarengi dengan suara gemuruh percikan ribuan butiran
air yang memantul dari titik jatuhnya air.
Fasilitas
dan Akomodasi
Penginapan dapat ditemukan
di Desa Tongging, Simalem Resort yang berada di puncak bukit Desa
Tongging atau di Kota Kabanjahe, ibukota Kabupaten Karo. Selain itu, bila ingin mencari kenang-kenangan atau suvenir berbagai
penjaja suvenir khas Tanah Karo di kawasan wisata ini.
Di dalam resort agrowisata yang mewah dan sejuk ini, Anda dapat
melihat pemandangan yang luar biasa indah Danau Toba. Banyak wisatawan dari
dalam dan luar negeri yang sudah bolak-balik kesana dan tak jarang yang
berdecak kagum atas keindahan panoramanya.
Kita akan menginap dua malam disini untuk mendapatkan hasil
foto sunset dan sunrise yang bervariasi dan maksimal. Selain itu kita akan
jalan-jalan ke air terjun kembar dan menikmati alam perkebunan yang sangat
indah. Suhu 20-25 derajat. Jangan lewatkan jalan-jalan ke Danau Toba Desa
Tongging Karo!!.(*/lee) (HARIAN JAMBI EDISI RABU PAGI 16 APRIL 2014)
FOTO-FOTO ROSENMAN MANIHURUK (ASENK LEE SARAGIH)
Danau Toba dipandang dari Semalem Resort Karo. |
Ela br Manihuruk asal Kota Bandung saat menikmati Pesona Danau Toba di Desa Tongging. Foto Asenk Lee Saragih HP 0812 747 7587 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar