Halaman

Jumat, 28 Maret 2014

Jelang Pileg 9 April 2014, Membuka Mata Pemilih Cerdas Caleg



Alat Peraka kampanye Caleg yang melanggar aturan. Foto Asenk Lee Saragih

Pemilihan calon legislatif (Pileg) tinggal 13 hari lagi. Partai politik (parpol) peserta Pemilu sudah melakukan kampanye terbuka begitu juga dengan caleg-caleg parpol tersebut. Berbagai janji dan impian ditebarkan para caleg untuk menggaet hati pemilih. Alih-alih sodoran program pro rakyat dan berjuang untuk rakyat, kerap menjadi jualan para caleg kepada konstituen. Namun hingga kini masih banyak pemilih masih ragu dan bimbang untuk memilih wakil mereka yang akan duduk di dewan.

ROSENMAN M, Jambi

Keraguan memilih caleg yang belum jelas rekam jejaknya, menjadi salah satu pertimbangan pemilih memilih wakilnya. Keraguan itu disebabkan minimnya sosialisasi atau pendekatan yang dilakukan caleg kepada pemilih. 

Namun demikian, berikut panduan singkat dalam memilih caleg yang proporsional serta berintegritas. Seruan untuk memilih yakni Jangan Pilih Partai dan Caleg yang Korupsi! Jangan Pilih Partai dan Caleg yang Melakukan Politik Uang! Jangan Pilih Partai dan Caleg Pelanggar Aturan.


Kemudian Pilihlah Partai, Baru Calegnya!  Pilihlah Partai dan Caleg yang Memiliki Komitmen Memperjuangkan Kebebasan Beragama, Pilih Caleg dan Parpol yang Memiliki Komitmen untuk Membela Rakyat Miskin dan Tertindas! Pilihlah yang Memiliki Komitmen terhadap Perjuangan Perempuan! Pilihlah yang Jujur dan Santun, Pilihlah yang Memiliki Komitmen memperjuangkan Pelestarian Lingkungan. 


Baliho Caleg yang sesuai aturan. Foto Asenk Lee Saragih

Ketua Komisi Pemilihan Indonesia/Sekretaris Eksekutif Bidang Diakonoi PGI Jakarta, Jeirry Sumampow di Jambi baru-baru ini mengatakan, ada 3 unsur Pemilu 2014 yang harus dicermati. Pertama electoral law: harus ada aturan (UU) untuk menjamin keadilan. Pemilu tak bisa dilaksanakan atas dasar kehendak pihak yang sedang memimpin. Meliputi asas, tujuan, fungsi, sistem, cara, dampak dan laian-lain.

Kemudian electoral process: atas dasar aturan hukum (UU) tersebut, baru sebuah Pemilu dilaksanakan. Meliputi struktur, peserta, penyelenggara, mekanisme Pemilu. Ketiga electoral formula: formula atau mekanisme untuk menentukan siapa pemenang. Biasaya ada 3 jenis formula yakni formula pluralitas, formula mayoritas dan formula proporsional.

Jeirry Sumampow mengatakan, warga yang telah memiliki hak pilih dalam Pemilu nanti berisi prinsip-prinsip moral untuk warga dalam rangka berpartisipasi dalam Pemilu 9 April 2014 nanti. 


Jeirry Sumampow

Menurut Jeirry Sumampow, seruan Jangan Pilih Partai dan Caleg yang Korupsi! Korupsi merupakan persoalan bangsa yang sangat akut. Karena itu, kita tak ingin parlemen kita nanti dihuni oleh partai dan orang-orang yang bermental korup dan tamak. 

Kita berharap Pemilu 2014 menjadi momentum untuk memutus mata rantai korupsi. Pemilu 2014 harus kita maknai sebagai hukuman terhadap praktek korup yang dilakukan partai dan caleg di masa lalu.

Kemudian Jangan Pilih Partai dan Caleg yang Melakukan Politik Uang! Salah satu persoalan Pemilu kita saat ini adalah maraknya politik uang. Sebagaimana pengalaman dalam Pemilu sebelumnya, politik uang akan makin marak di masa kampanye dan masa tenang. 

Politik uang adalah salah satu mata rantai korupsi. Karena itu, kita yakin bahwa partai atau caleg yang melakukan politik uang akan terlibat korupsi ketika menduduki jabatan di parlemen. Dan tentu, kita tidak ingin Pemilu 2014 menghasilkan koruptor baru.

Seruan Jangan Pilih Partai dan Caleg Pelanggar Aturan! Salah satu tugas parlemen adalah membuat aturan (Undang-undang). Dan berdasarkan evaluasi terhadap kinerja legislasi parlemen menunjukkan bahwa kualitas dan kuantitas regulasi yang dihasilkan DPR cenderung rendah. Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya UU yang digugat dan dikabulkan gugatannya di Mahkamah Konstitusi (MK).

Faktanya bahwa dalam Pemilu banyak partai dan caleg dengan sengaja melanggar aturan kampanye. Perilaku seperti ini kita nilai kurang baik jika dihubungkan dengan tugas yang akan diemban sebagai pembuat aturan. Karena itu, kita ingin parlemen nanti akan dihuni oleh orang-orang yang bermartabat dan berintegritas.

Pilihlah Partai, Baru Calegnya! Pemilu kita menggunakan sistem proporsional terbuka dengan penentuan kursi berdasarkan suara terbanyak caleg. Yang penting kita ketahui adalah dalam sistem proporsional yang menentukan adalah partai, bukan caleg. Para caleg hanyalah alat partai untuk meraup suara sebanyak mungkn demi memenangkan Pemilu. 

Sebab setelah terpilih semua caleg harus tunduk pada garis kebijakan perjuangan partai. Dalam konteks seperti ini, bagaimana pun baiknya dan hebatnya seorang caleg, tapi kalau dia berada di dalam partai yang tidak baik, maka perjuangannya akan sia-sia. Karena itu, dalam memilih, pilihlah lebih dulu partai, lalu tentukan calegnya.

Pilihlah yang Memiliki Komitmen Memperjuangkan Kebebasan Beragama! Sebagaimana kita ketahui, persoalan kebebasan beragama beberapa tahun terakhir ini semakin memprihatinkan. Padahal kemajemukan agama adalah salah satu warisan bangsa yang sangat berharga. 

Dan kalau kecenderungan seperti ini terus dibiarkan, maka ini merupakan ancaman terhadap NKRI. Karena itu, kita berharap parlemen kita nanti akan diisi oleh partai dan oang-orang yang memiliki komitmen yang sungguh-sungguh dalam mempertahankan kebebasan beragama di negeri ini.

Jeirry Sumampow juga mengajak agar pemilih memilih caleg dan parpol yang Memiliki Komitmen untuk Membela Rakyat Miskin dan Tertindas! Persoalan rakyat miskin dan tertindas selalu menjadi duri dalam capaian-capaian pembangunan bangsa kita saat ini. 

Pasalnya, isu ini seringkali tidak menjadi pertimbangan utama dalam rangka melaksanakan pembangunan. Karena itu, secara nyata kita melihat semakin lebarnya kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin. 

Begitu juga, rakyat tertindas semakin sulit untuk mendapatkan keadilan. Seiring dengan itu, perhatian para elit politik terhadap orang miskin dan tertindas makin kecil dan cenderung tak tulus sebab bagian dari pencitraan. Untuk mengatasi hal itu, kita membutuhkan pemimpin yang sungguh-sungguh mau memperjuangkan kepentingan rakyat miskin dan tertindas tersebut.

Pilihlah yang Memiliki Komitmen terhadap Perjuangan Perempuan! Persoalan perempuan harus terus menjadi perhatian kita. Ketertinggalan dan keterbelakangan perempuan serta akses ke ruang publik yang masih sangat terbatas membutuhkan komitmen perjuangan yang sungguh-sungguh. 

Kata Jeirry Sumampow, PGI sejak lama dan sampai saat ini punya komitmen iman untuk memperjuangankan persoalan yang dihadapi perempuan. Karena itu, agar perjuangan perempuan bisa lebih efektif, maka kita membutuhkan figur yang tidak sekadar punya komitmen, tapi juga yang memiliki pemahaman dan perspektif baik tentang kesetaraan jender, untuk duduk di parlemen.

Pilihlah yang Jujur dan Santun! Dunia politik penuh dengan kebohongan dan ketidaksantunan. Para politisi kita juga mudah sekali tersulut emosi dan melakukan kebohongan dengan menebar janji-janji palsu. Karena itu, cermatilah politisi jenis ini dan jangan memilih mereka! Ke depan, kita membutuhkan politisi yang jujur dan santun dalam berkomunikasi dengan rakyat.

Pilihlah yang Memiliki Komitmen memperjuangkan Pelestarian Lingkungan. Dunia yang kita diami ini kini telah terancam oleh kehancuran dalam berbagai bentuk bencana karena keserakahan manusia dan pembangunan yang tidak memperhatikan kelestarian alam. Olehnya, pilihlah partai dan caleg yang memiliki komitmen untuk memelihara kelestarian alam.

“Karena itu, hati nurani tidak pernah bohong. Untuk itu, gunakan hati nurani Anda dalam menentukan pilihan nanti. Jangan terpengaruh, terlibat atau bahkan melibatkan diri dalam politik uang! Sebab itu berarti Anda menggadaikan hati nurani Anda,” kata Jeirry Sumampow.

Jangan Memilih Berdasarkan Agama

Salah satu persoalan pelik bangsa kita saat ini adalah menguatnya sektarianisme dan fanatisme atas dasar agama. Politisasi agama dalam Pemilu pun sangat kental dengan nuansa tersebut. Kita tidak ingin Pemilu 2014 menjadi ajang untuk semakin melestarikan atau memperkuat sektarianisme dan fanatisme ini. 

Jeirry Sumampow mengatakan, kini pemilih dan beragam kepentingan pada Pemilu 9 April 2014 mendatang. Pemilih kini dihadapkan pada berbagai kepentingan secara bersamaan. Penyelenggara Pemilu, kelancaran pelaksanaan terhadap dan partisipasi yang meningkat. Misal, caleg meraih suara terbanyak, partai politik meraih kursi.

Sementara kepentingan pemilihan untuk memilih berdasarkan informasi memadai, akses terbuka terhadap track record calon/peserta Pemilu, akses informasi kePemiluan, bebas dari intimidasi dan mobilisasi, tidak terkelola secara memadai, tidak intens dan tidak berkualitas.

Hasilnya adalah deretan daftar apatisme masyarakat terhadap proses Pemilu, seperti ditunjukkan berbagai survey. Suara pemilih dijadikan alat tukar dengan iming-iming materi tertentu (politik uang).

Disebutkan, Pemilu harus kita maknai sebagai momentum untuk semakin memperkuat komitmen untuk memperkokoh NKRI. Karena itu, dalam memilih berilah penilaian berdasarkan kapasitas, kualitas dan rekam jejak figur, bukan berdasarkan agama. Memilih berdasarkan agama berarti kita memberi sumbangan terhadap keruntuhan NKRI di masa depan.(*/lee)
***

Kinerja KPU Harus Diawasi

Kinerja KPU di daerah harus mendapat pengawasan agar tetap berjalan pada koridor dan tetap independen. Hal itu guna mewujudkan Pemilu 2014 mendatang yang bersih dan jurdil. Setiap elemen diperlukan untuk mengawasi setiap lini perjalanan pelaksanaan Pemilu tersebut.


HM Taufik Yasak

Kepala Perwakilan Ombudsman Provinsi Jambi HM Taufik Yasak, mengatakan, secara substansi Ombudsman mempunyai kewenangan dalam pengawasan Pemilu, karena merupakan ranah publik.

“Secara substansinya, kita harus ikut mengawasi. Karena, Pemilu ini merupakan ranahnya publik. Agar nantinya Pemilu ini bisa berjalan dengan baik. Kita melakukan mediasi terhadap pelaksana Pemilu itu sendiri. Kita juga mempunyai kewenangan untuk mengawasi penyelenggara Pemilu, baik KPU maupun Bawaslu agar mereka bekerja betul untuk kepentingan rakyat. Supaya mereka jangan ada kecurangan dan ketimpangan dalam pelaksanaan Pemilu,” katanya.

Disebutkan, beberapa waktu yang lalu pihaknya telah memanggil KPU Provinsi Jambi untuk meminta klarifikasi sesuatu perkara. Ombudsman Provinsi Jambi sejauh ini tidak ada masuk pengaduan ke kita. Karena, untuk pengaduan ada lembaga tersendiri yaitu Bawaslu.

Sementara Direktur CEPP Jambi Asad Isma mengatakan, kinerja penyelenggara Pemilu , KPU dan Panwaslu harus diawasi. Lembaga penyelenggaran Pemilu itu harus berjalan pada koridor sebagai lembaga yang netral.

Profesionalitas KPU dan Panwaslu menjadi tolak ukur suksesnya Pemilu April 2014 mendatang. Masih banyak persoalan yang dihadapi KPU jelang Pemilu April 2014, mulai dari pelaporan dana kampanye caleg hingga sosialisasi Pemilu April 2014 ke seluruh lapisan masyarakat. (*/lee)(HARIAN JAMBI EDISI CETAK PAGI JUMAT 28 MARET 2014)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar