Jambi, BATAKPOS
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada tahun 2010 lalu, mencapai 7,3 persen. Namun angka inflasinya juga tinggi yakni mencapai 10,53 persen. Itu luar biasa, apalagi se Indonesia, Kota Jambi itu nomor dua se Indonesia, nomor satu Mataram.
Gubernur Jambi Hasan Basri Agus (HBA), Jumat (18/3) dalam rapat koordinasi nasional (Rakornas) Tim penanggulangan inflasi daerah (TPID, mengatakan, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan pemerintah daerah dan sebagian besar merupakan kewajiban dari pemerintah daerah.
HBA juga akan memanggil seluruh kepala daerah di Provinsi Jambi guna membahas angka inflasi tersebut.
“Saya akan memanggil Bupati/Walikota se Provinsi Jambi dalam rangka membahas upaya pengurangan atau penurunan angka inflasi yang terjadi di Provinsi Jambi. 'Tim penanggulangan inflasi daerah (TPID) memang di tiap provinsi ada. Nanti masing-masing daerah tingkat II juga akan kita undang,”kata HBA.
Komisi XI DPR RI, Hary Azhar Azis menyatakan penurunan angka inflasi ini tidak hanya jadi tanggungjawab dari Pemda dan mendesaknya untuk melakukan langkah-langkah. 'Tapi juga faktor-faktor penyebab angka inflasi. Seperti high cost ekonomi, infrastruktur, angka bunga bank yang cukup tinggi dan sebab lainnya.
Ketua Fraksi Gerakan Keadilan DPRD Provinsi Jambi, Henri Masyhur juga menyoroti tingginya inflasi hingga 10,52 persen sepanjang tahun 2010. Atas kondisi itu, FGK menyatakan prihatin atas lonjakan inflasi tahun 2010 hingga 10,52 persen.
“Capaian ini jauh lebih tinggi dari tahun sebelumnya hanya 2,49 persen. Bahkan disebut-sebut inflasi tertinggi di Sumatera. Kami mencoba mengurai apa yang menyebabkan berkurangnya nilai rupiah dan tingginya lonjakan harga hingga mendorong inflasi di Kota Jambi,'' ujar Henri. ruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar