Halaman

Senin, 10 Januari 2011

Warga Desa Sipoldas Sambut Tahun Baru Dengan Panen Padi



Panen Padi : M br Purba saat melakukan panen padi sawah di Desa Bangun Jawa, Nagori Sipoldas, Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun, Jumat (31/12). Kini harga gabah di tingkat petani mencapai Rp 3000 per kilogram. Foto batakpos/rosenman manihuruk

Simalungun, BATAKPOS

Warga Desa Sipoldas, Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun menyambut tahun baru Januari 2011 dengan melakukan panen padi sawah. Awal tahun ini sebagian warga Sipoldas melakukan panen padi sebawai ucapan syukur menyambut tahun baru. Kini harga padi (gabah) di tingkat petani mencapai Rp 3000 per kilogram.

Sementara beras raskin di desa itu kurang diminati warga karena masyarakat desa tersebut mayoritas petani padi sawah. Panen padi sawah yang dilakukan Ny M br Purba, warga Sipoldas kepada BATAKPOS, Minggu (2/1) mengatakan, musim padi tahun baru ini sebagai ucapan syukur sambut tahun baru.

Namun panen raya padi sawah di Desa Sipoldas pada umumnya bulan Februari 2011. Namun pada awal tahun ini juga sebagian warga sudah melakukan panen karena dalam setahun dapat panen padi sebanyak tiga kali.

“Padi sawah menjadi andalan warga Desa Sipoldas turun temurun. Kondisi pertanian padi di Desa Sipoldas juga menjanjikan sebagai sentra pertanian padi di Kabupaten Simalungun. Pada umumnya warga desa ini tak lagi membeli beras, karena rata-rata warga memiliki sawah padi,”kata M br Purba.

Hama Padi

Sementara itu yang menjadi kendala yang dihadapi petani padi di Desa Sipoldas yakni datangnya musim hama mentek dan kresek. Hingga kini para petani kewalahan untuk membasmi hama tersebut. Petugas Penyuluhan Lapangan Pertanian (PPLP) Kecamatan Panei hingga kini belum turun untuk mengatasi hama tersebut.

K Nainggolan, seorang petani padi sawah Nagori Sipoldas kepada BATAKPOS, Minggu (2/1) mengatakan, hama mentek mengakibatkan padi berusia 1,5 bulan daunnya menguning, lambat laun padi kering dan mati.

Kemudian hama kresek membuat padi yang tengah mulai berbuah warnanya kuning namun belum waktunya. Hama kresek ini mengakibatkan padi kurang berbuah bagus dan hasil panen menyusut drastis.

“Sebenarnya PPLP sudah turun kelapangan. Tapi hanya sebagian petani yang mengakui PPLP ini. Jadi para petani kurang mengakui keberadaan PPLP ini. Pengetahuan para petani terhadap penyebab hama dan penyebarannya masih minim,”katanya.

Menurut Nainggolan, dampak dari hama mentek dan kresek ini bisa mengurangi hasil panen hingga 40 hingga 60 kaleng per panen dengan luas 400 meter persegi. Satu kaleng padi mencapai 12 hingga 14 kilogram.

Disebutkan, penduduk Nagori Sipoldas yang berjumlah 200 kepala keluarga pada umunya bertani padi sawah. Rata-rata satu keluarga memiliki luas sawah 400 meter persegi (dalam bahasa setempat satu rante 20X20 meter).

Padi sawah di Nagori Sipoldas merupakan pertanian andalan untuk mencukupi kebutuhan beras di Kabupaten Simalungun. Nagori Sipoldas, Kecamatan Panei merupakan sentra padi di Kabupaten Simalungun.

“Jika instansi terkait tidak memperhatikan kondisi padi sawah yang kini sering hama mentek dan kresek, akan mengancam produksi beras dari Kecamatan Panei. Produksi padi dari Kecamatan Panei dalam setahun bisa mencapai ribuan ton dengan panen dua kali setahun. Sementara harga gabah rata-rata berkisar Rp 3000 per kilogram,”katanya.

Benahi Irigasi

Berkembangnya produktifitas padi sawah dari Desa Nagori Sipoldas, Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun, juga karena sarana irigasi. Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPMN) PNPM-PISEW Nagori Sipoldas, Asron Sinaga kepada BATAKPOS mengatakan, pembangunan irigasi merupakan prioritas di Nagori Sipoldas.

Perbaikan infrastruktur irigasi di Nagori Sipoldas harus ditingkatkan guna mendukung produksi padi dari Sipoldas. Para petani padi sawah di Sipoldas mengusulkan dana PNPM agar disalurkan kepada pembangunan irigasi.

Menurut Asron Sinaga, PNPM-PISEW Nagori Sipoldas telah dimanfaatkan untuk pembangunan pekerjaan saluran irigasi pasangan batu di Desa Bangun Jawa, Nagori Sipoldas. Panjang irigasi tersebut panjang 110 meter dengan dana Rp 41.450.000.

K Nainggolan, salah seorang pekerja program PNPM-PISEW Nagori Sipoldas menambahkan, pembangunan irigasi merupakan kesepakatan warga desa. Karena pembangunan irigasi sangat penting guna mengairi sawah di sekitar Nagori Sipoldas.

Menurut K Nainggolan, tahun 2011, program PNPM-PISEW Nagori Sipoldas diusulkan untuk pembangunan irigasi dan pembangunan jalan setapak menuju permukiman warga. ruk



Moses Juneri Manihuruk ikut melihat Oppung (manabi eme)di Juma Bangun Jawa Sipoldas, Simalungun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar