Jumat, 30 April 2010

AMPUH Himbau Pejabat di Daerah Lestarikan Hutan

Peringati Hari Bumi

Jambi, BATAKPOS

Dalam rangka memperingati Hari Bumi (Earth Day) 22 April 2010 Aliansi Masyarakat Peduli Hutan (AMPUH) Jambi melakukan aksi unjukrasa di simpang lampu merah Bank Indonesia (BI), Kamis (22/4). Ampuh meminta pejabat didaerah untuk peduli terhadap kebijakan pelestarian hutan di Provinsi Jambi.

Aksi unjukrasa itu juga melibatkan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Gita Sada Universitas Batanghari, Mapala Siginjai Universitas Jambi dan Mapala Oase. Mereka menyerukan kepada pejabat di daerah untuk membuat kebijakan yang pro terhadap pelestarian lingkungan hidup.

Koordinator AMPUH, Nurbaya Zulhakim mengatakan, Jambi merupakan miniatur dari global pembangunan yang rakus bahan bakar fosil, bahan mentah hayati, air, lahan, buruh murah dan melibatkan kekerasan dalam menyelesaikan persoalan.

”Mari jadikan Hari Bumi sebagai awal gerakan penyelamatan Bumi Jambi beserta isinya dari keserakahan perusak ekosistem hutan dan lahan di Jambi. Mari kita ajak pejabat di daerah untuk pro terhadap pelestarian lingkungan dalam membuat kebijakan,”katanya.

Secara terpisah, Direktur Komunitas Konservasi Indonesia-Warung Informasi Konservasi (KKI - Warsi) Jambi Rachmat Hidayat mengatakan, luas hutan di Jambi yang kini rusak total mencapai 871.776 hektare (ha). Kerusakan hutan itu mencapai 40 persen dari sekitar 2,2 juta ha luas hutan di daerah itu.

Lahan kritis karena penggundulan hutan di Provinsi Jambi yang perlu diselamatkan saat ini mencapai 1,1 juta ha. Lahan kritis itu terdapat di kawasan hutan sekitar seluas 971.049 ha di luar kawasan hutan sekitar seluas 140.101 ha. Luas kawasan hutan yang perlu diselamatkan di daerah itu mencapai 2,1 juta ha.

Pemicu tingginya degradasi hutan di daerah itu selama ini antara lain pembalakan liar, eksploitasi hutan oleh perusahaan hak pengusahaan hutan dan hutan tanaman industri (HPH/HTI), pemberian izin pemanfaatan kayu rakyat (IPKR), pembangunan perkebunan kelapa sawit dan pembangunan transmigrasi.

Kerusakan hutan sekarang ini semakin parah karena areal hutan yang pernah dieksploitasi habis-habisan oleh perusahaan HPH/HTI banyak yang ditelantarkan. Hutan bekas areal HPH tersebut menjadi sasaran perambah hutan dan penggarap lahan. Hutan bekas perusahaan HPH tersebut dihabiskan kayunya, lalu dibangun menjadi kebun sawit. ruk

Tidak ada komentar: