Halaman

Jumat, 30 Januari 2009

Konversi Minyak Tanah ke Gas di Jambi Disambut Pesimis

Jambi, Batak Pos

Konversi minyak tanah ke gas elpiji yang tahun 2009 ini akan dilakukan disambut pesimis oleh masyarakat Jambi. Rencana perubahan pemakaian minyak tanah ke gas elpiji diyakini tak akan berhasil. Hal ini disebabkan Provinsi Jambi belum mempunyai Stasiun Pengisian Bahan Bakar Energi (SPBBE). Saat ini masih ada di Provinsi Sumatera Selatan.

Kepala Bagian Ekonomi Pemerintah Kota Jambi, Rosmansyah, Rabu (21/1) mengatakan, dirinya pesimis konversi minyak tanah ke gas itu akan berhasil. Sebab hingga kini Jambi belum memiliki SPBBE. “Padahal, seharusnya untuk konversi minah ke gas elpiji, idealnya kita punya dua SPBBE dan dikabupaten satu, baru kita bisa jalan,’’ katanya.

Disebutkan, sesuai rencana pada bulan Februari 2009 ini pihaknya akan melakukan sosialisasi. Namun, jika SPBBE tersebut tidak ada, maka sosialisasi tersebut akan sia-sia saja. Untuk itu, diyakininya 2009 ini konversi minah ke gas tersebut tidak akan berhasil.

Mengenai banyaknya masyarakat yang menolak konversi tersebut, katanya, hal itu tidak menjadi hambatan. Pasalnya, pemerintah nantinya akan melakukan sosialisasi terlebih dahulu, setelah itu akan dicoba pada beberapa kawasan tertentu saja.

“Dengan cara mengurangi pasokan minyak tanah secara perlahan-lahan. Tentunya masyarakat akan merasa sangat memerlukan gas. Setalah ditempat tersebut berhasil, baru dikembangkan pada daerah lainya. Tetapi dengan catatan SPBBE tersebut sudah ada,” ujar Rosmanyah.

Sementara itu sejumlah warga Jambi yang kini masih mengandalkan minyak tanah untuk keperluan memasak, kepada Batak Pos mengatakan, mereka masih mengandalkan minyak tanah dalam hal memasak.

“Saya pesimis program konversi minyak tanah ke gas ini bisa berjalan mulus. Karena saat ini untuk mendapatkan gas masih sulit. Kemudian kepercayaan pemakai gas terhadap isi tabung gas juga semakin minus. Hal itu karena seringnya isi gas berkurang dari ukuran berat yang tertera di tabung tersebut,”kata Cahyadi, warga Paal V Kotabaru Jambi.

Menurutnya, program konversi minyak tanah di Jambi saat ini belum efektif. Hal itu dinyakini karena belum adanya stasiun pengisian gas di Jambi. “Sekarang saja masih sulit untuk mendapatkan gas, apalagi nanti, makin sulitlah,”katanya.

Hal senada juga dikatakan Basuki Achmad, warga Kelurahan Kebun Handil, Kecamatan Jelutung Kota Jambi. Menurutnya, program konversi minyak tanah ke gas, belum efektif dan akan menuai masalah.

“Masyarakat kini masih betah dengan minyak tanah untuk keperluan memasak atau usaha lainnya. Kalau minyak tanah ini sempat dikurangi, dikwatirkan akan terjadi dampak social di masyarakat. Seharusnya stasiun pengisian gas di Jambi harus ada dulu, sehingga nantinya pengisian gas konversi itu tidak sulit,”katanya. ruk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar