Jumat, 30 Januari 2009

61 Persen Penularan HIV/AIDS di Jambi Disebabkan Jarum Suntik Narkoba

Jambi, Batak Pos

Sekitar 61 persen dari 953 penderita HIV/AIDS di Provinsi Jambi ditularkan oleh penggunaan jarum suntik narkoba. Korban terdiri dari 105 AIDS dan 848 HIV positif, tersebar di kabupaten dan kota dalam wilayah Provinsi Jambi. Sedangkan tahun 2007 tercatat 86 AIDS dan 175 HIV (262 penderita).

Demikian dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi melalui Kasubdin Penanggulangan dan Pengendalian Penyakit Menular (P3M), dr H Azwar Djouhari Msc kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (14/1). Menurutnya, dari data yang dihimpun angka penderita HIV/AIDS di Provinsi Jambi terus meningkat dan semakin mengkhawatirkan, perlu upaya bersama untuk melakukan pencegahanya.

Disebutkan, HIV/AIDS adalah masalah yang tengah mengancam, tidak saja di Jambi, namun juga di seluruh dunia. Penyebarannya yang mematikan terjadi hanya dalam hitungan detik dan lebih banyak menyerang kelompok produktif, termasuk para remaja.

Azwar Djouhari mengatakan HIV/AIDS menular melalui hubungan sex tidak sehat, melalui pemakaian jarum suntik narkoba secara bergantian, dapat juga menular melalui transfusi darah yang tercemar HIV, dapat juga menular dari ibu hamil kepada bayi yang dikandungnya.

“Di Provinsi Jambi penularan melalui jarum suntik narkoba yang paling tertinggi mencapai 61,02 persen ( 41 orang HIV, 66 orang AIDS, 36 orang sudah meninggal. Penularan lainnya Heteroseks (25,42 persen ), Dari suami (1,69 persen, Homoseks (6,78 persen), Perinatal (0,1 persen). Untuk sementara kasus yang ditularkan melalui transfusi darah belum diketemukan,”katanya.

Disebutkan, cara mencegah penularan HIV dari hubungan seks, yakni ada tiga cara yaitu, puasa seks yaitu tidak melakukan hubungan seks sama sekali selain pasangan, bersikap saling setia karena bisa mempertahankan kondisi agar tetap sama-sama HIV negative (tidak tercemar dari orang lain).

Kemudian mengunakan kondom, kalau memang pilihannya tetap melakukan hubungan seks, maka gunakan kondom secara benar dan terus menerus bagi mereka yang berisiko tinggi (narkoba suntik, tindik, tato, ganti-ganti pasangan, dan yang seram-seram lainnya). Jangan sampai tertular dan menularkan.

Menurutnya, kemajuan teknologi memberikan harapan bagi Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) untuk dapat menekan jumlah virus di dalam darah dengan menggunakan ARV (Anti Retroviral).

Dengan obat ini diharapkan jumlah virus di dalam darah bisa ditekan hingga mencapai kondisi undetectable (tidak terdeteksi oleh tes), sehingga ODHA masih bisa melakukan tugas sehari-hari secara produktif. ruk

Tidak ada komentar: