| Mangga Danau Toba Hutaimbaru Simalungun (Milik St B Manihuruk (Alm)/ A Br Damanik). (Dok.Asenk Lee Saragih) |
Simalungun, BS- Di pesisir indah Danau Toba, tepatnya di Dusun Hutaimbaru, Nagori Ujung Mariah, Kecamatan Pamatang Silimahuta, Kabupaten Simalungun, tumbuh hamparan pohon mangga yang menjadi kebanggaan warga setempat. Dari kawasan inilah lahir cita rasa manis khas “Mangga Horisan Simalungun” yang mulai dikenal luas di kalangan wisatawan lokal.
Meski akses menuju Hutaimbaru terbilang menantang dengan jalan yang sebagian masih rusak berat di jalur lingkar pesisir Danau Toba, pesona alam dan potensi pertaniannya tetap menggoda. Desa kecil ini menjadi salah satu wilayah penghasil mangga alami di tepian danau vulkanik terbesar di dunia.
Varietas mangga yang tumbuh di wilayah ini umumnya dikenal dengan nama Mangga Horisan Simalungun dan Mangga Udang Parapat. Keduanya menjadi ikon buah khas Danau Toba. Saat ini November 2025 pohon mangga di Hutaimbaru dan sekitarnya lagi berbunga dan diprediksi panen Desember 2025.
Mangga Horisan memiliki cita rasa manis legit dan aromatik, sedangkan Mangga Udang dikenal berukuran kecil namun sangat segar, sering dijadikan oleh-oleh khas wisatawan dari Parapat.
Menurut beberapa sumber lokal, panen mangga di pesisir Danau Toba berasal dari desa-desa seperti Nagori Hutaimbaru, Soping, Nagoripurba, Sihalpe, Binangara, Gaol, Nagori hingga Baluhut dan Bage. Buah-buah ini biasanya dipasarkan di Berastagi, Kabanjahe, Saribudolog, Pamatangsiantar hingga Medan dan Parapat, dengan harga berkisar Rp25.000 hingga Rp30.000 per kilogram. Sedangkan ditingkap tengkulak harganya sekitar Rp 8000 hingga Rp 10.000/Kg.
Potensi Agrowisata Mangga
Keindahan panorama Danau Toba yang memeluk kebun mangga menciptakan potensi besar bagi pengembangan agrowisata berbasis buah lokal. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bahkan menyebut “Agrowisata Mangga Udang Danau Toba” sebagai peluang ekonomi kreatif baru di kawasan Kabupaten Simalungun khususnya.
Bayangkan berjalan di antara pohon mangga yang sedang berbuah, sambil menikmati pemandangan danau biru yang tenang. Wisatawan tidak hanya bisa memetik langsung buah mangga, tetapi juga belajar tentang pertanian lokal, mencicipi jus mangga segar, hingga membeli bibit unggul sebagai oleh-oleh.
Harapan dan Tantangan
Kendati potensi begitu besar, pengembangan agrowisata di Hutaimbaru masih menghadapi sejumlah kendala, terutama infrastruktur jalan dan akses distribusi hasil panen.
Namun, dengan perhatian dari pemerintah daerah, dinas pertanian, dan dukungan masyarakat, kawasan ini berpeluang tumbuh menjadi destinasi agrowisata unggulan Danau Toba yang menggabungkan pesona alam, ekonomi kreatif, dan pertanian berkelanjutan.
“Mangga Hutaimbaru bukan sekadar buah. Ia adalah bagian dari identitas Danau Toba, manis, alami, dan penuh potensi,” ujar salah satu warga Hutaimbaru, Dormantuah Manihuruk, yang memilih pulang kampung setelah puluhan tahun merantau di Bandung.
Dengan promosi dan perencanaan matang, bukan mustahil Mangga Hutaimbaru akan menjadi ikon baru wisata pertanian Sumatera Utara, menambah daya tarik Danau Toba yang sudah mendunia. Semoga. (BS-AsenkLeeSaragih)
Galeri Foto Mangga Danau Toba Hutaimbaru. Dokumen Asenk Lee Saragih.

.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)






0 Komentar