Pamatangsiantar- Selasa 11 November 2025. Hari ini menjadi momen istimewa bagi keluarga besar St B Manihuruk (+)/ Anta Br Damanik dan seluruh keturunanya juga masyarakat Simalungun yang mengenal sosok penuh kasih ini. Anta Br Damanik, lahir di Nagori Urung Bayu, Tigarunggu, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara pada 11 November 1942, genap berusia 83 tahun. Dalam usia yang penuh berkat ini, Inang Anta Damanik tidak hanya merayakan pertambahan umur, tetapi juga perjalanan panjang iman, kasih, dan karya yang telah ia wariskan bagi generasi penerusnya.
Baca Juga:Anta Damanik Ciptakan 217 Umpasa Simalungun dan Pantun Indonesia
Baca: Galeri Foto Parujung Goluhni Ayah Kami Tercinta St Berlin Manihuruk di Hutaimbaru
Dari seorang gadis desa di Urung Bayu hingga menjadi istri dan ibu bagi sembilan anak bersama St. Berlin Manihuruk (Wafat 29 Agustus 2025), Inang Anta menapaki hidup dengan kesederhanaan, ketabahan, dan ketulusan hati.
Meski hidup dalam keterbatasan, ia tak pernah kehilangan semangat untuk bersyukur dan mengandalkan Tuhan dalam segala hal. “Kuasa Tuhan adalah segalanya,” begitu prinsip hidupnya yang terus dipegang teguh hingga kini.
Kini, di usia senja, langkahnya mungkin melambat, rambutnya telah memutih, namun pancaran kasih dan kebijaksanaannya tetap menjadi pelita bagi anak, cucu, dan cicit yang mengelilinginya dengan penuh hormat. Kini Ibunda kami tercinta tinggal di Pematangsiantar tiga tahun terakhir karena dalam perawatan jalan.
Sang Penjaga Budaya dan Penulis Umpasa
Tak banyak yang tahu, di balik kelembutannya, Inang Anta Damanik adalah seorang pengarang umpasa Simalungun dan pantun Indonesia. Sejak tahun 2008, ia telah menciptakan lebih dari 217 umpasa, ditulis dengan tangan di atas kertas sederhana, di sela-sela waktu berdoa, menenun, atau makan sirih.
Kumpulan karyanya kemudian didokumentasikan oleh putranya, Asenk Lee Saragih, dalam naskah berjudul “Kumpulan Umpasa Simalungun dan Pantun Indonesia Karya Anta Br Damanik.”
Karya-karya itu bukan sekadar deretan kata indah, melainkan cermin nilai kehidupan Simalungun, kasih, kesetiaan, kerja keras, dan hormat kepada Tuhan serta sesama. Dengan caranya sendiri, Inang Anta Damanik telah menjaga api tradisi dan budaya leluhur agar tetap hidup di tengah zaman yang berubah.
Ibu, Ompung, dan Teladan
Sebagai inang, ompung, dan penopang keluarga, Anta Br Damanik adalah contoh nyata perempuan Simalungun yang tangguh dan berhati lembut. Ia tidak hanya mengajarkan anak-anaknya untuk bersekolah dan bekerja keras, tetapi juga menanamkan nilai marholong (kasih), marpangkirimon (iman), dan marparhitean (harapan).
Setiap ucapan dan nasihatnya mengandung makna mendalam, seperti umpasa yang keluar dari hatinya sendiri. Bagi keturunannya, sosok Inang Anta Damanik adalah “kitab hidup” yang penuh dengan pelajaran tentang kesabaran, pengorbanan, dan kasih yang tak berkesudahan.
![]() |
Syukur dan Doa di Usia ke-83
Pada ulang tahunnya yang ke-83 ini, keluarga besar Pinompar St B Manihuruk (+)/ Anta Damanik mengucap syukur atas panjang umur, kesehatan, dan kebahagiaan yang masih diberikan Tuhan kepada Inang Anta. Perayaan syukur dan kebersamaan keluarga di laksanakan di Pamatangsiantar oleh tiga keluarga anaknya Dormantuah Manihuruk, St Lamhot Manihuruk, Rodo Timbul Manihuruk.
Ucapan syukuan sebagai menjadi wujud terima kasih atas penyertaan Tuhan yang luar biasa. Dari anak-anak, cucu, hingga cicit, semua bersatu dalam doa. Bahkan cucu dari Borunya Pindariana Br Manihuruk nya dari Monteral Canada (Marcello Bonila, Sofia Bonila, Brandon Jhsue Bonila) mengirimkan hadiah spesial untuk Ompung Anta Damanik tercinta.
“Terima kasih Tuhan atas hidup Inang, Ompung kami, Anta Br Damanik. Jadikan sisa umurnya penuh damai, sukacita, dan berkat bagi banyak orang.”
Warisan untuk Generasi Penerus
Ulang tahun ke-83 ini bukan sekadar perayaan, melainkan pengingat bagi seluruh keturunan Inang Anta Damanik, bahwa hidup yang berarti bukan diukur dari harta atau jabatan, melainkan dari ketulusan hati dan karya kasih yang ditinggalkan.
Dari seorang perempuan sederhana di pinggir Danau Toba, lahir teladan besar tentang iman yang hidup, cinta yang nyata, dan budaya yang lestari. Warisan itulah yang kini menjadi tanggung jawab anak, cucu, dan cicitnya untuk diteruskan.
Selamat Ulang Tahun, Inang Anta Damanik
Di usia 83 tahun, engkau tetap menjadi pelita di tengah keluarga dan inspirasi bagi banyak orang. Kiranya Tuhan yang selama ini kau sembah dengan setia terus menyertaimu, memberi damai, kesehatan, dan sukacita hingga akhir hayat.
“Tondi dohot dagingmu sehat ma, Inang. Marhite kasih Tuhan, panjang umurmu jadi berkat hubani Pinomparmu (Semoga roh dan tubuhmu selalu sehat, Inang. Melalui kasih Tuhan, umur panjangmu menjadi berkat bagi anak-anakmu). Amin. (AsenkLeeSaragih)
1.St Radesman Saragih Manihuruk S Sos/ Sahna Br Damanik.
II. Ralph Oliver Narado Saragih Manihuruk SPs.
2.Dormantuah Manihuruk/ Desy Mery Br Damanik.
II. Marcela Putri Saragih Manihuruk SE
3. St Fujidearman Manihuruk/Krisyanti Ronauli br Haloho.
2. Invokafit El Mariana Saragih Manihuruk ST.
4. Pindariana br Manihuruk/ Bonila (Canada)
Anak: I. Marcello Bonila.
III. Brandon Jhosua Bonila
5. Sy Rosenman Manihuruk/ Lisbet br Sianaga.
Anak: I. Moses Juneri Manihuruk.
II. Ezer Twopama Manihuruk.
III. Trionel Aguero Manihuruk.
6. St Lamhot P Manihuruk/Imelda Br Girsang.
7. Okto Tako Budi Jaya Manihuruk/Veronica br Pasaribu.
8. Rodo Timbul HJ Manihuruk/Cici Br Damanik.
II. Dean Jordania Manihuruk.
9. Marolob H Manihuruk/Junita Kumendong (Damanik).






.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)

.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)






0 Komentar