Halaman

Jumat, 21 September 2018

Boru Batak Kreatif Penunggu PAUD Berkarya

Ibu-Ibu Boru Batak Kreatif Penunggu PAUD di TK Methodis Kota Jambi, Jumat (21/9/2018). Foto Asenk Lee Saragih.
BERITAKU, Jambi-“Berawal dari melihat, tertarik, bertanya, suka, coba-coba buat. Terus jatuh cinta. Pada akhirnya, mau pesan apa yang mana. Kaka, eda...Inang...monggo di order”. Begitulah tulisan di linimasa akun sosial media (Facebook) Rosdiana Simorangkir dengan membagikan sejumlah gambar dan foto Ibu-Ibu Boru Batak penunggu anak PAUD di TK Methodis Kota Jambi, 14 September 2018.

Gambar itu dia bagikan ke sesama Ibu-Ibu Boru Batak mulai mengisi waktu luang mereka dengan merajut tali kur untuk dijadikan suatu karya bernilai. Mereka yang merajut itu diantaranya Lisbet Sinaga, Sinur Manullang, Putri PuCca Tampubolon, Sondang Sihite, Lyon Stefanus Rohtua Damanik, Mami Mery Tampu, Natalia Pardosi, Vita Lova Situngkir.

Memanfaatkan waktu luang dengan berkarya saat mengantar anak-anak sekolah jarang dilakukan oleh ibu-ibu pada umumnya. Kadang kalau sudah kumpul satu atau dua ibu-ibu yang ada pada benak adalah pasti mereka merumpi dan ngomongin arisan. Namun ada ibu-ibu Boru Batak Kreatif yang tiap hari mengantas anaknya (TK) justru memanfaatkan waktu mereka sembari menunggu anak pulang sekolah dengan menghasilkan karya bernilai jual tinggi.

Setiap pagi, ada suasana rutin di pelataran Gereja Methodis Kotabaru Kota Jambi. Usai mengantar anaknya sekolah di TK Methodis Kotabaru Jambi, ibu-ibu ini duduk dan sibuk dengan kedua tangan mereka merajut benang-benang besar untuk membuat sebuah karya yang bernilai tinggi.


Ternyata mereka adalah Krisna Br Manik, Sondang Sihite dan Meri Sinaga dan belasan ibu-ibu Boru Batak lainnya. Mereka menamai kelompok mereka “Boru Batak Kreatif” Penunggu PAUD. Pagi itu, Jumat Penulis berbincang-bincang santai tentang apa yang mereka lakukan. Ternyata mereka tengah merajut tali kur (benang-benang besar) untuk dijadikan ragam karya, misalnya tas, Bakul dan kerajinan lainnya.

Pengamatan, Jumat (21/9/2018) pagi, usai mengantar anak mereka msuk sekolah, Ibu-Ibu Boru Batak Kreatif ini langsung mengeluarkan tali-tali kurnya untuk dibuatkan buah karya yang bernilai dan bagus. Seperti tas, bakul dan ragam karya lainnya.

Lisbet Sinaga mengaku, awalnya hanya melihat-lihat empat ibu-ibu Boru Batak yang sibuk dengan tali-tali kur untuk dirajut untuk dibuatkan sebuah hasil karya yang bagus. Sembari bercerita, dua tangan saling berganti menarik tali kur untuk dirajut dan memhasilkan tas yang indah. 

“Karena mengisi waktu luang menunggu anak pulang sekolah, saya mulai belajar. Kemudian saya pesan tali kur untuk bahan dan belajar kepada Kakak Sondang Sihite. Dia tidak pelit ilmu, saya diajarin dengan sabar dan lambat laun bisa dengan hasil yang masih polos. Saya sudah membuat tas pesta dengan modal Rp 120.000. Hasilnya bagus dengan karya kita sendiri. Kalau dijual bisa harganya hingga Rp 300.000. Tergantung motif dan kesulitan mengerjakannya,” ujar Lisbet Sinaga yang sudah menggeluti kerajinan itu dua minggu. 

Kini Lisbet Sinaga kembali lagi membuat bakul dengan rajutan tali kur. “Saat ini saya belajar buat bakul. Agar bisa dibawa ke pesta pesta Adat Batak. Motifnya masih dasar, nanti kedepan saya belajar lagi untuk membuat motif bakul dengan Gorga Batak biar ada khasnya,” ujar Lisbet Sinaga.

Sementara Rosdiana Simorangkir mengaku sudah empat bulan menggeluti kerajinan tali kur ini. Bahkan dirinya sudah mulai menerima orderan, meski harus membutuhkan waktu lama untuk sebuah karya.

Kerajinan Berkualitas

“Daripada kami menunggu anak dengan merumpi, lebih baik kami mengisi waktu dengan belajar merajut buat bakul, tas dan kerajinan lainnya. Saya menggeluti ini sudah lama sekali dengan otodidak. Sudah banyak pesanan orang saya kerjakan walau dengan waktu yang cukup lama dengan pengerjaan yang rumit dengan cara merajut manual,” ujar Krisna Manik yang paling senior dalam kerajinan ini. 
Mengerjakan Rajutan Masing-Masing. Foto FB Rosdiana Simorangkir
Menurut Krisna Manik, dirinya sudah menggeluti kerajinan ini hampir 3 tahun. Sudah banyak mengerjakan rajutan dengan ragam bentuk. Mulai dari tas wanita, tas pria, bakul hingga asesoris lainnya. 

Sembari menunggu anak pulang sekolah, Krisna Manik dan Sondang Sihite dan Meri Sinaga dan ibu-ibu Boru Batak Kreatif lainnya asik dengan merajut. Kini Anggota Kelompok Boru Batak Kreatif Penunggu PAUD ini sudah berjumlah 20 orang.

“Mengerjakan satu produk bisa memakan waktu hingga berminggu-minggu, bahkan bisa bulanan. Tergantung dari tingkat kesulitan motif yang kita buat. Ini bahanya benang besar yang kuat dan produk yang dihasilnya cukup baik dan kuat,” ujar Sondang Sihite menambahkan.

Sementara Meri Sinaga mengaku baru menggeluti merajut ini dari ajakan Krisna dan Sondang. “Saya baru belajar dan mengisi waktu menunggu anak pulang dengan merajut tali-tali untuk membentuk suatu produk yang bernilai jual tinggi. Dari pada kami merumpi tak karuan, lebih baik merajut dan membuahkan karya yang berguna,” ujar Meri Sinaga. 

Krisna Manik, Sondang Sihite, Meri Sinaga, Rosdiana Simorangkir, Lisbet Sinaga, Sinur Manullang, Putri PuCca Tampubolon, Sondang Sihite, Lyon Stefanus Rohtua Damanik, Mami Mery Tampu, Natalia Pardosi, Vita Lova Situngkir masih terkendala pada modal untuk mengembangkan usaha kreatifitas mereka. Tapi mereka berencana membuat kelompok “Boru Batak Kreatif” pengrajin rajutan tali kur dan memiliki bapak angkat untuk bisa memasarkan hasil karya mereka. 

Untuk memesan produk rajutan bisa menghubungi Krisna Manik HP 081274842692, Sondang Sihite HP 085242541856 dan Meri Sinaga HP 082306428511, Lisbet Sinaga WA 082177608440. (JP-Asenk Lee Saragih)
Ibu-Ibu Boru Batak Kreatif Penunggu PAUD di TK Methodis Kota Jambi, Jumat (21/9/2018). Foto Asenk Lee Saragih.
Karya Perdana Tas Rajutan Tali Kur Lisbet Sinaga. Foto Asenk Lee Saragih

Karya Perdana Tas Rajutan Tali Kur Lisbet Sinaga. Foto Asenk Lee Saragih




Tidak ada komentar:

Posting Komentar