Plt Gubernur Jambi Hadiri Perayaan Waisak 2018
Puncak perayaan Waisak 2018 dihadiri sekitar 1.000 orang umat Budha dari perwakilan hampir seluruh Sumatera. Ritual Waisak 2562 BE berupa Soka Gakkai, Nichiren Soshu, Mahayana Tiongkok, Theravada, Vajrayana dan Tantrayana Chen Fo Zhong.
BERITAKU, Muarojambi- Umat Budha se-Sumatera merayakan hari raya Waisak 2562 BE (Budha Earth) di Candi Gumpung Komplek Situs Purbakala Candi Muarojambi, di Desa Muarojambi, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi, Selasa (29/5/2018). Puncak perayaan Waisak 2018 itu dihadiri sekitar 1.000 orang umat Budha dari Provinsi Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bangka Belitung, Sumatera Selatan dan Lampung.
Perayaan Waisak 2562 BE yang mengusung tema "Harmoni Dalam Kebhinnekaan untuk Memperkokoh Keutuhan Bangsa” dihadiri sekitar 50 Bhiksu serta juga dihadiri Plt Gubernur Jambi H Fachrori Umar, Kapolda Jambi Brigjen Pol Muchlis AS, Danrem 042/Gapu yang baru, Kol. Inf. Dany Budiyanto, SE, Bupati Muarojambi Hj Masnah Busro, Kepala Perwakilan BI Jambi Bayu Martanto, Karo
Humas Protokol Setda Provinsi Jambi Johansyah dan undangan lainnya.
Menurut Ketua Wanita WAMI (Wanita Buddhis Mahahikay Indonesia) Hwang Surti MCOH (Maha Cetya Oenang Heiwalen) yang juga sebagai Panitia Perayaan Waisak 2562 BE/2018 se-Sumatera, perayaan Waisak se-Sumatera di Candi Muarojambi sempat tertunda sekitar satu jam karena hujan. Namun demikian hujan reda sehingga prosesi Ritual Perayaan Waisak bisa dilaksanakan.
Menurut Hwang Surti, ritual Waisak 2562 BE yang dilaksanakan di Candi Gumpung Komplek Candi Muarojambi, yakni Soka Gakkai, Nichiren Soshu, Mahayana Tiongkok, Theravada, Vajrayana dan Tantrayana Chen Fo Zhong. Selain itu pada perayaan Waisak di Candi Muarojambi itu juga digelar penyalaan seribu lampion, pementasan seni drama tari (sendratari) “The Journey 0f Attisa”.
Setidaknya ada 24 rangkaian Perayaan Waisak 2562 BE di Candi Gumpung Komplek Candi Muarojambi. Acara meliputi Pembukaan acara oleh MC Suwandi, Shandy, Waskito. Kemudian Ritual Mahayana –Yivo (Mandi Rupang) olah Sakyakirti (Sagin) dipandu Bhiksu Nyanamaitri, Soka Gakkai, Nichiren Soshu, Mahayana Tiongkok, Theravada, Vajrayana dan Tantrayana Chen Fo Zhong, Tarian Selamat Datang Tim Kesenian Kantor Gubernur Jambi.
(Ki-Ka) Bupati Muarojambi Hj Masnah Busro, Kapolda Jambi Brigjen Pol Muchlis AS, Plt Gubernur Jambi H Fachrori Umar. Foto Asenk Lee Saragih. |
(Ki-Ka) Bupati Muarojambi Hj Masnah Busro, Kapolda Jambi Brigjen Pol Muchlis AS, Plt Gubernur Jambi H Fachrori Umar, Danrem 042/Gapu Jambi. Foto Asenk Lee Saragih |
Selanjutnya Doa Pembuka Islam dan Budha, Kata Sambutan Bupati Muarojambi Hj Masnah Busro, Kata Sambutan Plt Gubernur Jambi H Fachrori Umar, Pesan Waisak oleh Bhikku Thanavaro (Sakyakirti-Sagin), Sambutan Menteri Agama diwakilkan oleh Sekretaris Ditjen Buddha Depag Nyoman Suryadharma.
Kemudian Tarian Daerah Cindei dari Disbudpar Provinsi Jambi asuhan Cholidah, Buka Puasa Bersama, pementasan seni drama tari (sendratari) “The Journey 0f Attisa” oleh Generasi Muda Buddha asuhan Shintia.
Rangkaian Ritual lainnya yakni Pradiksina dari MCOH dipimpim Kuntari, Amisapuja dari Jaya Manggala dipimpin oleh Bhikku Vipulla, Tuntunan Sila dari Vimuttara (STT) dipimpin oleh Luangpo, Kebaktian Waisak Paritta (Theravada), Waisak Puji Gatha dari Sakyakirti dan MCOH dipimpin oleh Sakya dan Hwang Surti.
Selanjutnya ritual Dhammadesanna dari Sakyakirti dipimpin oleh Bhikku Thanavaro. Kemudian menyambut detik-detik Waisak 2562 BE/2018 Pukul 21.05 hingga Pukul 21.35 yakni ritual Pemberkahan Air Suci dari MCOH dan Phracinnasih oleh Bhikku Maha, Paritta Ettavata (Penutup) dari Sakya dan MCOH dipimpin oleh Hwang Surti serta Doa Penutup serta pelepasan seribu lampion dari Jaya Manggala dipimpin oleh Bhikku Bhdra Putra.
Menurut Hwang Surti, sendratari tersebut menggambarkan perjalanan guru Budha asal India terhadap ajaran tertinggi Budha, yakni Bodhicitta yang ditemukan di Candi Muarojambi. Ajaran tertinggi Budha tersebut ditemukan guru India tersebut dari seorang Guru Besar Budha Asli Indonesia keturunan Wangsa Syailendra, yaitu Serlingpa Dharmakirti.
“Kalau Candi Prambanan di Yogyakarta memiliki sendratari Ramayana, maka Candi Muarojambi di Provinsi Jambi memiliki sendratari Journey of Attisa,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, prosesi ritual Waisak di Jambi sudah dimulai awal April lalu dengan pengambilan air suci dari Danau Gunung Tujuh, Kabupaten Kerinci. Kemudian dilanjutkan dengan pengambilan Api Puja Abadi dari Sungai Gelam, Kabupaten Muarojambi. Seluruh prosesi perayaan Waisak di Candi Muarojambi dipimpin puluhan biksu atau pendeta Budha dari Jambi dan berbagai daerah di Sumatera.
Secara terpisah, Kepala Seksi Humas Perayaan Waisak 2562 BE se-Sumatera, Hartadinata mengatakan, pengamanan perayaan Waisak se-Sumatera di Jambi, pihaknya berkoordinasi dengan segenap jajaran keamanan dari Polda Jambi dan Komando Rayon Militer (Korem) 042/Garud Putih (Gapu) Jambi, Polres Muarojambi.
Dikatakan, perayaan Waisak 2562 BE di Candi Muarojambi dilaksanakan atas kerjasama Perkumpulan Umat Budha (PUB) Jambi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi. Perayaan Waisak di situs purbakala terluas di Asia tersebut dimaksudkan sebagai salah satu promosi wisata sejarah dan religi Candi Muarojambi di tingkat regional Sumatera, nasional dan internasional.
Ditambahkan, kehadiran sekitar 1.000 orang umat Budha se-Sumatera pada perayaan Waisak di Candi Muarojambi sudah menjadi salah satu promosi situs bersejarah tersebut. Umat Budha yang datang dari daerah lain nantinya akan menjadi duta-duta promosi wisata Candi Muarojambi di daerah masing-masing.
“Jumlah personil polisi dan TNI yang dikerahkan mengamankan perayaan Waisak 2562 se-Sumatera di Candi Muarojambi mencapai 500 orang. Kami juga berharap segenap warga masyarakat dan umat beragama di Jambi turut mendukung iklim kondusif pada perayaan Waisak ini,” kata kata
Kapolres Muarojambi AKBP Mardiono didampingi Dandim Dandim 0415/Batanghari Jambi
Letkol Inf Denny Noviandi saat apel pengamanan Waisak di Komplek Candi Muarojambi,
Selasa (29/5/2018). (JP-Asenk Lee)
Prosesi Ritual
Para Bhikku Memasuki Wilayah Candi Gumpung Komplek Candi Muarojambi, Desa
Muarojambi, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muarojambi, Selasa (29/5/2018).
Ritual ini dalam rangka perayaan Waisak 2562 Buddha Earth (BE) Se Sumatera 2018.
Foto Asenk Lee Saragih
Prosesi Ritual
Para Bhikku Memasuki Wilayah Candi Gumpung Komplek Candi Muarojambi, Desa
Muarojambi, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muarojambi, Selasa (29/5/2018).
Ritual ini dalam rangka perayaan Waisak 2562 Buddha Earth (BE) Se Sumatera 2018.
Foto Asenk Lee Saragih
Prosesi Ritual
Para Bhikku Memasuki Wilayah Candi Gumpung Komplek Candi Muarojambi, Desa
Muarojambi, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muarojambi, Selasa (29/5/2018).
Ritual ini dalam rangka perayaan Waisak 2562 Buddha Earth (BE) Se Sumatera 2018.
Foto Asenk Lee Saragih
Prosesi Ritual
Para Bhikku Memasuki Wilayah Candi Gumpung Komplek Candi Muarojambi, Desa
Muarojambi, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muarojambi, Selasa (29/5/2018).
Ritual ini dalam rangka perayaan Waisak 2562 Buddha Earth (BE) Se Sumatera 2018.
Foto Asenk Lee Saragih
Prosesi Ritual
Para Bhikku Memasuki Wilayah Candi Gumpung Komplek Candi Muarojambi, Desa
Muarojambi, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muarojambi, Selasa (29/5/2018).
Ritual ini dalam rangka perayaan Waisak 2562 Buddha Earth (BE) Se Sumatera 2018.
Foto Asenk Lee Saragih
Prosesi Ritual
Para Bhikku Memasuki Wilayah Candi Gumpung Komplek Candi Muarojambi, Desa
Muarojambi, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muarojambi, Selasa (29/5/2018).
Ritual ini dalam rangka perayaan Waisak 2562 Buddha Earth (BE) Se Sumatera 2018.
Foto Asenk Lee Saragih
Prosesi Ritual
Para Bhikku Memasuki Wilayah Candi Gumpung Komplek Candi Muarojambi, Desa
Muarojambi, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muarojambi, Selasa (29/5/2018).
Ritual ini dalam rangka perayaan Waisak 2562 Buddha Earth (BE) Se Sumatera 2018.
Foto Asenk Lee Saragih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar