RAYAKAN IMLEK 2567
Memanjatkan Doa Syukur Etnis Tionghoa di Perayaan IMLEK 2567
Jambipos Online, Jambi-Hujan rintik-rintik sejak subuh
hingga pagi hari, tam membuat antusias ribuan etnis Tionghoa di Jambi melakukan
Ibadah Syukur dalam menyambut Tahun Baru Cina Senin 8 Februari 2016. Ribuan warga
etnis Tionghoa di Jambi, baik yang menganut agama Konghucu, Protestan, Katholik
dan Budha menyambut IMLEK 2567 dengan ibadah syukur. Momen IMLEK 2567 ini
dibungkus dalam Budaya Tionghoa tanpa memandang suku dan agama warga Tionghoa.
Suasana ibadah Khusuk tampak di Kelenteng, Gereja dan
Vihara. Merayakan IMLEK 2567 yang juga sebagai Shio Monyet Api itu sebagai
jalinan dan mempererat tali persaudaraan antar sesama. Momen Imlek ini juga
sebagai Doa tahun Toleransi Indonesia yang hidup rukun dan damai dalam Bingkai
NKRI.
Lalu bagaimana suasana ibadah Syukur Etnis Tionghoa di Jambi
dalam menyambut Tahun Baru Cina tersebut? Berikut liputannya.
Suasana Kelenteng Siau San Teng yang terletak di Rt 10
Sungai Asem, Kampung Manggis, Kelurahan Cempaka Putih, Kota Jambi, Senin (8/2/2016)
lain dari biasanya. Intensitas umat Konghucu sembahyang Imlek 2566 begitu
tinggi.
Pengamatan Penulis menunjukkan, Senin subuh sekira pukul
00.WIB hingga pukul 09.00 umat Konghucu melakukan ibadah syukur Imlek. Kunjungan
umat beribadah Senin 8 Februari 2016 seribuan orang. Dua tahun lalu (31 Januari
2014) umat beribadah mencapai mencapai 1500 orang.
Umat Konghucu di Jambi datang silih berganti untuk melakukan
sembahyang Dewa Bumi sebagai ucapan syukur menyambut Imlek 2567. Bahkan petugas
Kelenteng Siau San Teng juga harus bekerja ekstra karena membludakya umat yang
bersembahyang.
Prayoga alias Apong (54), pengurus Kelenteng Siau San Teng
saat berbincang-bincang dengan Penulis, Senin (8/2/2016) pagi menyebutkan, umat
yang hadir sembahyang di Kelenteng mencapai 1000 jemaat. Umat datang membaya
perlengkapan sembahyang sebagai ucapan syukur.
“Sembahnyang Imlek sudah dimulai sejak Senin dini hari atau
pukul 00.00 WIB. Pada pukul itu datang 80 jemaat dan pagi sekitar pukul 05.00
wib mulai ramai kembali. Jumlah jemaat yang sembahyang menurun dari tahun 2015
lalu. Imlek 31 Januari 2014 lalu jumlah jemaat yang sembahyang mencapai 1500
orang. Imlek 2015 1000 jemaat dan tahun 2016 ini hanya sekitar 900 orang,” katanya.
Penurunan jemaat yang sembahyang itu, juga ditengerai akibat
sudah banyak Kelenteng di Jambi yang dekat dengan domisili tempat tinggal di
Jambi. Kata Apong, Kelenteng di Jambi setidaknya ada 22 Kelenteng. “Jadi
sembahyang IMLEK tak lagi bertumpu di Kelenteng Siau San Teng ini,” katanya.
Ibadah Imlek di GMI Sion Jambi
Ibadah ucapan syukur Tahun Baru Imlek 2567 juga dilakukan di Gereja Methodis Indonesia (GMI) Sion Pasar Jambi, Senin 8 Februari 2016 Mulai Pukul 07.15 WIB. Foto Asenk Lee Saragih |
Ibadah ucapan syukur Tahun Baru Imlek 2567 juga dilakukan di
Gereja Methodis Indonesia (GMI) Sion Pasar Jambi. Ibadah di GMI Sion Jambi ini
unik karena menggunakan bahasa Tionghoa dan dilengkapi penerjemah. Ibadah
dimulai sejak pukul 07.30 WIB.
Liturgis dibawakan oleh G.I. Helly, Pengkotbah Pdt
Rudiyanto, Penerjemah Anita Rusli, Pianis Sindy, Persembahan Edward. Votum
Ibadah diambil dari Injil Mazmur 30:5, 13b “Nyayikanlah mazmur bagi Tuhan, hai
orang-orang yang dikasihi-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada-Nya yang kudus!
Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu”.
Dalam Doa Syukur Imlek yang dibawakan Pdt Pdt Rudiyanto, menyebutkan,
bersyukur untuk Tahun Baru Imlek dan merayakannya bersama keluarga, bersyukur
atas berkat-berkat Tuhan selama tahun yang lalu, berdoa agar dalam kesempatan
merayakan Imlek dapat memberitakan tentang Yesus bagi keluarga yang belum
percaya.
Menurut Pdt Rudiyanto, ada beberapa alasan mengapa orang
Kristen boleh merayakan perayaan IMLEK. Pertama alasan budaya dan tradisi:
Imlek bukan suatu perayaan keagamaan, tetapi tidak lebih sebagai satu tradisi
nenek moyang untuk merayakan pergantian tahun menurut kalender Cina (musim
gugur ke musim semi).
“Ada banyak hal positif yang dapat dimaknai dari perayaan
Imlek. Misalnya Imlek adalah waktu untuk berkumpul dengan keluarga, waktu untuk
mempererat hubungan kekeluargaan, waktu untuk mengucapsyukur akan berkat
Tuhan,” ujarnya.
“Merayakan Imlek tidak bertentangan dengan Alkitab. Dalam
Alkitab banyak perayaan-perayaan tradisi orang Yahudi yang tetap dirayakan.
Misalnya “Pondok Daun”, Hari Raya Panen, Paskah (keluarnya Bangsa Israel
dari tanah Mesir). Berdasarkan alasan diatas, maka tepat bagi orang Kristen
Tionghoa untuk merayakan tahun Baru Imlek,” kata Pdt Rudiyanto.
Pada ibadah Imlek 2567 di GMI Sion Pasar Jambi juga
menampilkan Paduan Suara Pujian dari Guru Sekolah Minggu GMI Sian Pasar Jambi
dalam bahasa Tionghoa dan Bahasa Indonesia. Doa Syafaat juga dibawakan dalam
bahasa Tionghoa.
Ibadah
Imlek di GKPJ Pasar Jambi
Ibadah syukur IMLEK 2567 di Gereja Kristen Protestan Jambi (GKPJ) di Jalan Dr Sutomo No 48-51 Pasar Kota Jambi, Senin (8/2/16) mulai pukul 07.45 WIB hingga usai. |
Sementara dalam menyambut Tahun Baru Cina (IMLEK) 2567 yang
jatuh (Tahun Baru Masehi) pada Senin 8 Februari 2016, umat Kristen Tionghoa di
Jambi melakukan kebaktian ibadah syukur. Ibadah syukur itu juga dilakukan di
Gereja Kristen Protestan Jambi (GKPJ) di Jalan Dr Sutomo No 48-51 Pasar Kota
Jambi, Senin (8/2/16) pukul 07.45 WIB hingga usai.
Sekitar 300 umat Kristen Tionghoa di Jambi tampak khususk
dalam ibadah tersebut. Kebaktian syukur IMLEK itu dirangkai dalam 19 item
diantaranya votum, nyayian bersama, doa pengakuan Iman Rasuli, Liturgi oleh Pnt
Toni Yakup, kata sambutan Majelis GKPJ Dkn Hendry H, pembacaan Alkitab Amsal
3:1-12, Paduan Suara Koor Maranatha, Khotbah oleh Penatua Lukas Sim.
Lagu pujian dan kotbah serta pembacaan Firman Tuhan pada
kebaktian ibadah Imlek tersebut memakai bahasa Mandarin dan diterjemahkan oleh Djoni
Samad (penerjemaah). Nuansa Etnis Tionghoa sangat terasa pada ibadah Imlek 2567
tersebut, termasuk sampul Tata Ibadahnya. Persembahan pujian juga dinaikkan
oleh Paduan Suara Nafiri GKPJ serta Anak Sekolah Minggu.
Pengkotbah Pnt Lukas Sim dengan penerjemah Djoni Samad
mengambil Nats Kotbahnya dari Injil Amsal 3 : 1-12. Dari Nats itu Pnt Lukas
Sim mengambil Tema Ibadah Tahun Baru Imlek 2567 yakni “Tahun Penuh Pengampunan,
Doakan dan Berdoa”.
Pnt Lukas Sim mengajak umat Kristen Tionghoa untuk tetap
bersandar kepada Tuhan serta meninggalkan dosa-dosa. “Agar awal tahun ini
menjadi awal yang baik bagi setiap kita untuk terbebas dari kemarahan dan
kebencian, sehingga kita mengampuni dan melupakan keselahan orang lain, dan
bukan untuk membalas dendam. Berdoa agar mengampuni menjadi gaya hidup bagi
semua anak-anak Tuhan,” ujar Pnt Lukas Sim.
Tradisi Imlek bagi etnis Tionghoa juga dengan tradisi
bersih-bersih rumah dengan membuang segala keburukan dan menyambut kehidupan
baru. Melalui makna Imlek ini juga Umat Nasrani khususnya Etnis Tionghoa agar
dapat melakukan introveksi diri atas dosa-dosa yang telah diperbuat, serta
dapat membawa dosa-dosa tersebut kepada Tuhan agar diberikan pengampunan
melalui doa-doa permohonan.
“Orang yang dapat berkat banyak, namun sedikit yang
mensyukuri berkat tersebut. Manusia sering melupakan Tuhan karena ketamakan
dalam diri manusia. Kita sering lupa mengucap syukur kepada Tuhan, orang yang
demikian adalah orang yang iri hati dan penuh ketamakan. Melalui Imlek tahun
ini, mari kita bersihkan diri dari ketamakan dan iri hati. Kita memulai hidup
baru dengan pertolongan Tuhan. Berdoa agar mengampuni menjadi gaya hidup bagi
semua anak-anak Tuhan,” ujar Pnt Lukas Sim.
Menurut Pnt Lukas Sim, bahaya sinkretisme yang mendarah
daging dalam etnis Tionghoa tidak mudah dihilangkan begitu saja sebab sekalipun
seseorang menjadi Kristen. Banyak yang masih menjalankan tradisi apa adanya,
namun pertumbuhan iman berangsur-angsur membawa umat Kristen Tionghoa menjauhi
praktek adat-istiadat tradisi budaya leluhur yang mendukakan Tuhan.
Disebutkan, di kalangan Tionghoa totok, tidak mudah
meninggalkan tradisi turun-temurun kalau mereka menjadi Kristen. Namun di
kalangan peranakan dan Tionghoa modern umumnya hal-hal yang berbau mistis-magis
terutama penyembahan roh leluhur yang menjadi jantung budaya Tionghoa
berangsur-angsur sudah tidak lagi mempengaruhi dirinya sekalipun mereka
mengalami ketegangan dengan bagian keluarga besarnya yang masih kolot dan masih
mempercayainya.
“Merayakan Imlek adalah netral seperti halnya merayakan
Tahun Baru Masehi selama hari ini mengenang kondisi nenek-moyang yang dalam
situasi agraris mernyambut bulan baru dan mulai siap bercocok tanam. Pertemuan
kekeluargaan dimeja makan menjadi bagian perayaan Imlek atau Sincia yang baik
juga diikuti,”katanya.
Pemberian hadiah antar anggota keluarga terutama kepada orang
tua baik juga dilakukan hanya perlu ditekankan bahwa itu adalah ungkapan kasih
dan syukur dan bukan wisit (benih rejeki) yang kita berikan kepada seseorang
dengan Angpao, karena itu hadiah uang tidak perlu dibungkus dengan amplop warna
merah dengan tulisan Fu/Hu karena itu berarti jimat.
Merayakan Imlek, bisa dilakukan umat Kristen Tionghoa selama
unsur adat-istiadat tradisi budaya religi seperti penyembahan dewa-dewi dan roh
nenek-moyang tidak kita lakukan, memasang lampion bisa saja dilakukan selama kita
tidak terikat warna magis merah melainkan lampion aneka warna.
“Kita tidak perlu mengundang Barongsai masuk ke dalam rumah
(apalagi ke dalam gereja) karena rumah umat Kristen (terlebih gereja) adalah
rumah Roh Kudus maka dengan mendatangkan Barongsai pengusir roh, roh yang mana
mengusir roh yang mana?,”ujar Lukas Sim.
Dikatakan, perintah Allah Umat Kristen tidak lagi terikat
adat-istiadat nenek moyang yang mendukakan Tuhan, demikian juga maksud baik
pertemuan keluarga dihari Sincia juga merupakan perintah Allah yang wajib
dilakukan umat Kristen namun dilakukan dengan hormat dan kasih terutama kepada
orang tua.
“Dengan demikian umat Kristen Tionghoa bisa ikut merayakan
Imlek dengan misi kesaksian Injil bahwa sebagai umat tebusan Tuhan, umat
kristen tidak lagi perlu percaya akan segala permainan roh dewa-dewi dan
nenek-moyang yang tidak berdaya melainkan bergantung pada iman akan Allah
pencipta langit dan bumi, dan Tuhan Yesus Kristus, juruselamat
manusia,”katanya.
Ibadah Imlek Umat Budha di Vihara
Ibadah IMLEK 2567 Umat Budha juga dilaksanakan di Vihara Sakyakirti di Jalan Pangeran Diponegoro, Pasar Jambi, Senin 8 Februari 2016. |
Sementara etnis Tionghoa yang beragama Budha juga melakukan
sembahyang syukur Imlek. Memasuki tahun baru kambing kayu tahun ini, Etnis
Tionghoa Jambi merayakan Imlek dengan rasa syukur dan kedemaian Indonesia.
Di Vihara Amrta Loka yang terletak di Jalan Untung Suropatih,
Kecamatan Jelutung, Kota Jambi juga sembahyang berjalan dengan tertib. Ahok,
pengurus Vihara dan Pembina muda mudi Vihara mengatakan, Makna Imlek sendiri
untuk agama Buddhis yakni menyambut hari kelahiran calon Sang Buddha yang akan
datang ( Maitera Body Satwa ).
Untuk agama Buddha tersendiri lebih cenderung pada ajaran
sang Buddhis. “Ada kegembiraan dan keceriaan bagi kami karena menyambut
pergantian tahun. Kata Ahok, kalau dulu saudara saudara Etnis Tionghoa
belum sepenuhnya merasakan menjadi bagian dari bangsa ini. Sehingga adanya
kelompok kelompok yang tidak merasakan kebahagian tersebut.
“Dengan bergantinya tahun, kami Etnis Tionghoa sangat
berharap sekali tidak ada lagi perbedaan antara penduduk asli dan pendatang,
agar tidak ada kecemburuan sosial antar umat beragama dan etnis yang ada di
Jambi,” ujarnya.
Karena itu, Imlek ini menjadi moment penting untuk
memperkuat kembali hubungan antar umat manusia dan tali silahturahmi sebagai
bangsa yang sangat besar. Jadi perayaan, keramaian dan kemeriahan hendaknya
bukan menjadi tujuan utama dalam sebuah perayaan. Namun yang menjadi tujuan
utamanya yakni, tetap menjaga solidaritas untuk menjaga, membangun dan
membesarkan bangsa.
Pengamatan menunjukkan, ibadah Umat Budha di Vihara
Sakyakirti Pasar Kota Jambi juga berjalan dengan hikmat. Ribuan umat Budha di
Jambi melakukan ibadah dengan khusuk. Ibadah di Vihara Sakyakirti dimulai pukul
06.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB.
Ibadah IMLEK 2567 Umat Budha juga dilaksanakan di Vihara
Sakyakirti di Jalan Pangeran Diponegoro, Pasar Jambi. Ratusan umat silih
berganti berdatangan untuk memanjatkan doa syukur. Meski diguyur hujan
rintik-rintik, ibadah doa syukur umat tetap berjalan dengan khusuk.
Ibadah
Imlek di Gereja Katolik Santa Theresia
Ibadah IMLEK 2567 di Gereja Katolik Santa Theresia Pasar Jambi, Senin 8 Februari 2016 Pagi. Foto Asenk Lee Saragih. |
Ternyata menyambut Imlek 2567 tidak hanya dilakukan umat
Konghucu, Budha dan Protestan. Umat Katolik juga menyambutnya dengan ibadah
syukur. Seperti yang dilaksanakan Jemat Gereja Santa Theresia Pasar Jambi.
Ibadah di Gereja Katolik Santa Theresia dimulai pukul 07.00
WIB hingga pukul 10.00 WIB. Ibadah dibawakan oleh Romo Antonius Yuswito SCJ dan
Romo Thomas Basiran SCJ.
Dalam Kotbahnya Pengkotbah Romo Antonius Yuswito meminta,
dengan Imlek ini sebagai jalinan silaturahmi dan doa perdamain. Dirinya juga
meminta seluruh umat Katolik agar saling mendoakan agar Indonesia rukun dan damai.
Ibadah Imlek di Gereja Katolik Santa Theresia dihadiri sekitar
800 jemaat, termasuk anak-anak. Jemaat terpaksa duduk di luar gereja karena
membludaknya jemaat yang hadir. Uniknya, umat yang hadir beribadah di Gereja
Santa Theresia Jambi bukan hanya Etnis Tionghoa, namun juga berbagai suku
lainnya, seperti Batak, Jawa, Flores.
Usai ibadah, pengurus gereja juga membagikan jeruk Imlek
kepada seluruh jemaat yang hadir beribadah. Ibadah Imlek di di Gereja Katolik
Santa Theresia Jambi berjalan dengan khusuk.
Pelaksanaan ibadah di Kelenteng dan Vihara di Kota Jambi
juga mendapat pengawalan dari pihak kepolisian. Disetiap tempat ibadah
Kelenteng dan Vihara dijaga oleh polisi. (Asenk Lee Saragih)
Ibadah IMLEK 2567 di Gereja Katolik Santa Theresia Pasar Jambi, Senin 8 Februari 2016 Pagi. Foto Asenk Lee Saragih. |
Ibadah IMLEK 2567 di Gereja Katolik Santa Theresia Pasar Jambi, Senin 8 Februari 2016 Pagi. Foto Asenk Lee Saragih. |
Ibadah syukur IMLEK 2567 di Gereja Kristen Protestan Jambi (GKPJ) di Jalan Dr Sutomo No 48-51 Pasar Kota Jambi, Senin (8/2/16) mulai pukul 07.45 WIB hingga usai. |
Ibadah syukur IMLEK 2567 di Gereja Kristen Protestan Jambi (GKPJ) di Jalan Dr Sutomo No 48-51 Pasar Kota Jambi, Senin (8/2/16) mulai pukul 07.45 WIB hingga usai. |
Ibadah syukur IMLEK 2567 di Gereja Kristen Protestan Jambi (GKPJ) di Jalan Dr Sutomo No 48-51 Pasar Kota Jambi, Senin (8/2/16) mulai pukul 07.45 WIB hingga usai. |
Ibadah syukur IMLEK 2567 di Gereja Kristen Protestan Jambi (GKPJ) di Jalan Dr Sutomo No 48-51 Pasar Kota Jambi, Senin (8/2/16) mulai pukul 07.45 WIB hingga usai. |
Ibadah syukur IMLEK 2567 di Gereja Kristen Protestan Jambi (GKPJ) di Jalan Dr Sutomo No 48-51 Pasar Kota Jambi, Senin (8/2/16) mulai pukul 07.45 WIB hingga usai. |
Ibadah syukur IMLEK 2567 di Gereja Kristen Protestan Jambi (GKPJ) di Jalan Dr Sutomo No 48-51 Pasar Kota Jambi, Senin (8/2/16) mulai pukul 07.45 WIB hingga usai. |
Ibadah syukur IMLEK 2567 di Gereja Kristen Protestan Jambi (GKPJ) di Jalan Dr Sutomo No 48-51 Pasar Kota Jambi, Senin (8/2/16) mulai pukul 07.45 WIB hingga usai. |
Ibadah ucapan syukur Tahun Baru Imlek 2567 juga dilakukan di Gereja Methodis Indonesia (GMI) Sion Pasar Jambi, Senin 8 Februari 2016 Mulai Pukul 07.15 WIB. Foto Asenk Lee Saragih |
Ibadah ucapan syukur Tahun Baru Imlek 2567 juga dilakukan di Gereja Methodis Indonesia (GMI) Sion Pasar Jambi, Senin 8 Februari 2016 Mulai Pukul 07.15 WIB. Foto Asenk Lee Saragih |
Ibadah ucapan syukur Tahun Baru Imlek 2567 juga dilakukan di Gereja Methodis Indonesia (GMI) Sion Pasar Jambi, Senin 8 Februari 2016 Mulai Pukul 07.15 WIB. Foto Asenk Lee Saragih |
Ibadah ucapan syukur Tahun Baru Imlek 2567 juga dilakukan di Gereja Methodis Indonesia (GMI) Sion Pasar Jambi, Senin 8 Februari 2016 Mulai Pukul 07.15 WIB. Foto Asenk Lee Saragih |
Ibadah ucapan syukur Tahun Baru Imlek 2567 juga dilakukan di Gereja Methodis Indonesia (GMI) Sion Pasar Jambi, Senin 8 Februari 2016 Mulai Pukul 07.15 WIB. Foto Asenk Lee Saragih |
Ibadah ucapan syukur Tahun Baru Imlek 2567 juga dilakukan di Gereja Methodis Indonesia (GMI) Sion Pasar Jambi, Senin 8 Februari 2016 Mulai Pukul 07.15 WIB. Foto Asenk Lee Saragih |
Ibadah ucapan syukur Tahun Baru Imlek 2567 juga dilakukan di Gereja Methodis Indonesia (GMI) Sion Pasar Jambi, Senin 8 Februari 2016 Mulai Pukul 07.15 WIB. Foto Asenk Lee Saragih |
Ibadah IMLEK 2567 Umat Budha juga dilaksanakan di Vihara Sakyakirti di Jalan Pangeran Diponegoro, Pasar Jambi, Senin 8 Februari 2016. |
Ibadah IMLEK
2567 Umat Budha juga dilaksanakan di Vihara Sakyakirti di Jalan Pangeran
Diponegoro, Pasar Jambi, Senin 8 Februari 2016.
|
(Sumber: (jambipos-online.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar