Halaman

Senin, 08 Februari 2016

Bukan Soal Agama, Budaya Tionghoa Bungkus Ibadah Syukur IMLEK 2567 di Jambi

  


PERAYAAN IMLEK 2567 Senin 8 Februari 2016 dengan Ibadah Sykur di Kelenteng Siau San Teng yang terletak di RT 10 Sungai Asam Kampung Manggis Jambi.Foto-foto Rosenman Manihuruk (Asenk Lee Saragih-HP 0812 747 7587)


PERAYAAN IMLEK 2567 Senin 8 Februari 2016 dengan Ibadah Sykur di Kelenteng Siau San Teng yang terletak di RT 10 Sungai Asam Kampung Manggis Jambi.Foto-foto Rosenman Manihuruk (Asenk Lee Saragih-HP 0812 747 7587)
RAYAKAN IMLEK 2567

Memanjatkan Doa Syukur Etnis Tionghoa di Perayaan IMLEK 2567




Jambipos Online, Jambi-Hujan rintik-rintik sejak subuh hingga pagi hari, tam membuat antusias ribuan etnis Tionghoa di Jambi melakukan Ibadah Syukur dalam menyambut Tahun Baru Cina Senin 8 Februari 2016. Ribuan warga etnis Tionghoa di Jambi, baik yang menganut agama Konghucu, Protestan, Katholik dan Budha menyambut IMLEK 2567 dengan ibadah syukur. Momen IMLEK 2567 ini dibungkus dalam Budaya Tionghoa tanpa memandang suku dan agama warga Tionghoa. 

Suasana ibadah Khusuk tampak di Kelenteng, Gereja dan Vihara. Merayakan IMLEK 2567 yang juga sebagai Shio Monyet Api itu sebagai jalinan dan mempererat tali persaudaraan antar sesama. Momen Imlek ini juga sebagai Doa tahun Toleransi Indonesia yang hidup rukun dan damai dalam Bingkai NKRI.

Lalu bagaimana suasana ibadah Syukur Etnis Tionghoa di Jambi dalam menyambut Tahun Baru Cina tersebut? Berikut liputannya. 

Suasana Kelenteng Siau San Teng yang terletak di Rt 10 Sungai Asem, Kampung Manggis, Kelurahan Cempaka Putih, Kota Jambi, Senin (8/2/2016) lain dari biasanya. Intensitas umat Konghucu sembahyang Imlek 2566 begitu tinggi. 

Pengamatan Penulis menunjukkan, Senin subuh sekira pukul 00.WIB hingga pukul 09.00 umat Konghucu melakukan ibadah syukur Imlek. Kunjungan umat beribadah Senin 8 Februari 2016 seribuan orang. Dua tahun lalu (31 Januari 2014) umat beribadah mencapai mencapai 1500 orang. 

Umat Konghucu di Jambi datang silih berganti untuk melakukan sembahyang Dewa Bumi sebagai ucapan syukur menyambut Imlek 2567. Bahkan petugas Kelenteng Siau San Teng juga harus bekerja ekstra karena membludakya umat yang bersembahyang.

Prayoga alias Apong (54), pengurus Kelenteng Siau San Teng saat berbincang-bincang dengan Penulis, Senin (8/2/2016) pagi menyebutkan, umat yang hadir sembahyang di Kelenteng mencapai 1000 jemaat. Umat datang membaya perlengkapan sembahyang sebagai ucapan syukur.

“Sembahnyang Imlek sudah dimulai sejak Senin dini hari atau pukul 00.00 WIB. Pada pukul itu datang 80 jemaat dan pagi sekitar pukul 05.00 wib mulai ramai kembali. Jumlah jemaat yang sembahyang menurun dari tahun 2015 lalu. Imlek 31 Januari 2014 lalu jumlah jemaat yang sembahyang mencapai 1500 orang. Imlek 2015 1000 jemaat dan tahun 2016 ini hanya sekitar 900 orang,” katanya.

Penurunan jemaat yang sembahyang itu, juga ditengerai akibat sudah banyak Kelenteng di Jambi yang dekat dengan domisili tempat tinggal di Jambi. Kata Apong, Kelenteng di Jambi setidaknya ada 22 Kelenteng. “Jadi sembahyang IMLEK tak lagi bertumpu di Kelenteng Siau San Teng ini,” katanya.

Ibadah Imlek di GMI Sion Jambi

Ibadah ucapan syukur Tahun Baru Imlek 2567 juga dilakukan di Gereja Methodis Indonesia (GMI) Sion Pasar Jambi, Senin 8 Februari 2016 Mulai Pukul 07.15 WIB. Foto Asenk Lee Saragih
Ibadah ucapan syukur Tahun Baru Imlek 2567 juga dilakukan di Gereja Methodis Indonesia (GMI) Sion Pasar Jambi. Ibadah di GMI Sion Jambi ini unik karena menggunakan bahasa Tionghoa dan dilengkapi penerjemah. Ibadah dimulai sejak pukul 07.30 WIB.

Liturgis dibawakan oleh G.I. Helly, Pengkotbah Pdt Rudiyanto, Penerjemah Anita Rusli, Pianis Sindy, Persembahan Edward. Votum Ibadah diambil dari Injil Mazmur 30:5, 13b “Nyayikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yang dikasihi-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada-Nya yang kudus! Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu”.

Dalam Doa Syukur Imlek yang dibawakan Pdt Pdt Rudiyanto, menyebutkan, bersyukur untuk Tahun Baru Imlek dan merayakannya bersama keluarga, bersyukur atas berkat-berkat Tuhan selama tahun yang lalu, berdoa agar dalam kesempatan merayakan Imlek dapat memberitakan tentang Yesus bagi keluarga yang belum percaya.

Menurut Pdt Rudiyanto, ada beberapa alasan mengapa orang Kristen boleh merayakan perayaan IMLEK. Pertama alasan budaya dan tradisi: Imlek bukan suatu perayaan keagamaan, tetapi tidak lebih sebagai satu tradisi nenek moyang untuk merayakan pergantian tahun menurut kalender Cina (musim gugur ke musim semi).

“Ada banyak hal positif yang dapat dimaknai dari perayaan Imlek. Misalnya Imlek adalah waktu untuk berkumpul dengan keluarga, waktu untuk mempererat hubungan kekeluargaan, waktu untuk mengucapsyukur akan berkat Tuhan,” ujarnya.

“Merayakan Imlek tidak bertentangan dengan Alkitab. Dalam Alkitab banyak perayaan-perayaan tradisi orang Yahudi yang tetap dirayakan. Misalnya “Pondok Daun”, Hari Raya Panen,  Paskah (keluarnya Bangsa Israel dari tanah Mesir). Berdasarkan alasan diatas, maka tepat bagi orang Kristen Tionghoa untuk merayakan tahun Baru Imlek,” kata Pdt Rudiyanto.

Pada ibadah Imlek 2567 di GMI Sion Pasar Jambi juga menampilkan Paduan Suara Pujian dari Guru Sekolah Minggu GMI Sian Pasar Jambi dalam bahasa Tionghoa dan Bahasa Indonesia. Doa Syafaat juga dibawakan dalam bahasa Tionghoa.

Ibadah Imlek di GKPJ Pasar Jambi

Ibadah syukur IMLEK 2567 di Gereja Kristen Protestan Jambi (GKPJ) di Jalan Dr Sutomo No 48-51 Pasar Kota Jambi, Senin (8/2/16) mulai pukul 07.45 WIB hingga usai.
Sementara dalam menyambut Tahun Baru Cina (IMLEK) 2567 yang jatuh (Tahun Baru Masehi) pada Senin 8 Februari 2016, umat Kristen Tionghoa di Jambi melakukan kebaktian ibadah syukur. Ibadah syukur itu juga dilakukan di Gereja Kristen Protestan Jambi (GKPJ) di Jalan Dr Sutomo No 48-51 Pasar Kota Jambi, Senin (8/2/16) pukul 07.45 WIB hingga usai.

Sekitar 300 umat Kristen Tionghoa di Jambi tampak khususk dalam ibadah tersebut. Kebaktian syukur IMLEK itu dirangkai  dalam 19 item diantaranya votum, nyayian bersama, doa pengakuan Iman Rasuli, Liturgi oleh Pnt Toni Yakup, kata sambutan Majelis GKPJ Dkn Hendry H, pembacaan Alkitab Amsal 3:1-12, Paduan Suara Koor Maranatha, Khotbah oleh Penatua Lukas Sim.

Lagu pujian dan kotbah serta pembacaan Firman Tuhan pada kebaktian ibadah Imlek tersebut memakai bahasa Mandarin dan diterjemahkan oleh Djoni Samad (penerjemaah). Nuansa Etnis Tionghoa sangat terasa pada ibadah Imlek 2567 tersebut, termasuk sampul Tata Ibadahnya. Persembahan pujian juga dinaikkan oleh Paduan Suara Nafiri GKPJ serta Anak Sekolah Minggu. 
  

Pengkotbah Pnt Lukas Sim dengan penerjemah Djoni Samad mengambil Nats Kotbahnya dari Injil Amsal 3 : 1-12. Dari Nats itu  Pnt Lukas Sim mengambil Tema Ibadah Tahun Baru Imlek 2567 yakni “Tahun Penuh Pengampunan, Doakan dan Berdoa”.

Pnt Lukas Sim mengajak umat Kristen Tionghoa untuk tetap bersandar kepada Tuhan serta meninggalkan dosa-dosa. “Agar awal tahun ini menjadi awal yang baik bagi setiap kita untuk terbebas dari kemarahan dan kebencian, sehingga kita mengampuni dan melupakan keselahan orang lain, dan bukan untuk membalas dendam. Berdoa agar mengampuni menjadi gaya hidup bagi semua anak-anak Tuhan,” ujar Pnt Lukas Sim.

Tradisi Imlek bagi etnis Tionghoa juga dengan tradisi bersih-bersih rumah dengan membuang segala keburukan dan menyambut kehidupan baru. Melalui makna Imlek ini juga Umat Nasrani khususnya Etnis Tionghoa agar dapat melakukan introveksi diri atas dosa-dosa yang telah diperbuat, serta dapat membawa dosa-dosa tersebut kepada Tuhan agar diberikan pengampunan melalui doa-doa permohonan.

“Orang yang dapat berkat banyak, namun sedikit yang mensyukuri berkat tersebut. Manusia sering melupakan Tuhan karena ketamakan dalam diri manusia. Kita sering lupa mengucap syukur kepada Tuhan, orang yang demikian adalah orang yang iri hati dan penuh ketamakan. Melalui Imlek tahun ini, mari kita bersihkan diri dari ketamakan dan iri hati. Kita memulai hidup baru dengan pertolongan Tuhan. Berdoa agar mengampuni menjadi gaya hidup bagi semua anak-anak Tuhan,” ujar Pnt Lukas Sim.

Menurut Pnt Lukas Sim, bahaya sinkretisme yang mendarah daging dalam etnis Tionghoa tidak mudah dihilangkan begitu saja sebab sekalipun seseorang menjadi Kristen. Banyak yang masih menjalankan tradisi apa adanya, namun pertumbuhan iman berangsur-angsur membawa umat Kristen Tionghoa menjauhi praktek adat-istiadat tradisi budaya leluhur yang mendukakan Tuhan.

Disebutkan, di kalangan Tionghoa totok, tidak mudah meninggalkan tradisi turun-temurun kalau mereka menjadi Kristen. Namun di kalangan peranakan dan Tionghoa modern umumnya hal-hal yang berbau mistis-magis terutama penyembahan roh leluhur yang menjadi jantung budaya Tionghoa berangsur-angsur sudah tidak lagi mempengaruhi dirinya sekalipun mereka mengalami ketegangan dengan bagian keluarga besarnya yang masih kolot dan masih mempercayainya.

“Merayakan Imlek adalah netral seperti halnya merayakan Tahun Baru Masehi selama hari ini mengenang kondisi nenek-moyang yang dalam situasi agraris mernyambut bulan baru dan mulai siap bercocok tanam. Pertemuan kekeluargaan dimeja makan menjadi bagian perayaan Imlek atau Sincia yang baik juga diikuti,”katanya. 

Pemberian hadiah antar anggota keluarga terutama kepada orang tua baik juga dilakukan hanya perlu ditekankan bahwa itu adalah ungkapan kasih dan syukur dan bukan wisit (benih rejeki) yang kita berikan kepada seseorang dengan Angpao, karena itu hadiah uang tidak perlu dibungkus dengan amplop warna merah dengan tulisan Fu/Hu karena itu berarti jimat.

Merayakan Imlek, bisa dilakukan umat Kristen Tionghoa selama unsur adat-istiadat tradisi budaya religi seperti penyembahan dewa-dewi dan roh nenek-moyang tidak kita lakukan, memasang lampion bisa saja dilakukan selama kita tidak terikat warna magis merah melainkan lampion aneka warna. 

“Kita tidak perlu mengundang Barongsai masuk ke dalam rumah (apalagi ke dalam gereja) karena rumah umat Kristen (terlebih gereja) adalah rumah Roh Kudus maka dengan mendatangkan Barongsai pengusir roh, roh yang mana mengusir roh yang mana?,”ujar Lukas Sim.

Dikatakan, perintah Allah Umat Kristen tidak lagi terikat adat-istiadat nenek moyang yang mendukakan Tuhan, demikian juga maksud baik pertemuan keluarga dihari Sincia juga merupakan perintah Allah yang wajib dilakukan umat Kristen namun dilakukan dengan hormat dan kasih terutama kepada orang tua.

“Dengan demikian umat Kristen Tionghoa bisa ikut merayakan Imlek dengan misi kesaksian Injil bahwa sebagai umat tebusan Tuhan, umat kristen tidak lagi perlu percaya akan segala permainan roh dewa-dewi dan nenek-moyang yang tidak berdaya melainkan bergantung pada iman akan Allah pencipta langit dan bumi, dan Tuhan Yesus Kristus, juruselamat manusia,”katanya. 

Ibadah Imlek Umat Budha di Vihara

Ibadah IMLEK 2567 Umat Budha juga dilaksanakan di Vihara Sakyakirti di Jalan Pangeran Diponegoro, Pasar Jambi, Senin 8 Februari 2016.
Sementara etnis Tionghoa yang beragama Budha juga melakukan sembahyang syukur Imlek. Memasuki tahun baru kambing kayu tahun ini, Etnis Tionghoa Jambi merayakan Imlek dengan rasa syukur dan kedemaian Indonesia.

Di Vihara Amrta Loka yang terletak di Jalan Untung Suropatih, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi juga sembahyang berjalan dengan tertib. Ahok, pengurus Vihara dan Pembina muda mudi Vihara mengatakan, Makna Imlek sendiri untuk agama Buddhis yakni menyambut hari kelahiran calon Sang Buddha yang akan datang ( Maitera Body Satwa ).

Untuk agama Buddha tersendiri lebih cenderung pada ajaran sang Buddhis. “Ada kegembiraan dan keceriaan bagi kami karena menyambut pergantian tahun.  Kata Ahok, kalau dulu saudara saudara Etnis Tionghoa belum sepenuhnya merasakan menjadi bagian dari bangsa ini. Sehingga adanya kelompok kelompok yang tidak merasakan kebahagian tersebut.

“Dengan bergantinya tahun, kami Etnis Tionghoa sangat berharap sekali tidak ada lagi perbedaan antara penduduk asli dan pendatang, agar tidak ada kecemburuan sosial antar umat beragama dan etnis yang ada di Jambi,” ujarnya.

Karena itu, Imlek ini menjadi moment penting untuk memperkuat kembali hubungan antar umat manusia dan tali silahturahmi sebagai bangsa yang sangat besar. Jadi perayaan, keramaian dan kemeriahan hendaknya bukan menjadi tujuan utama dalam sebuah perayaan. Namun yang menjadi tujuan utamanya yakni, tetap menjaga solidaritas untuk menjaga, membangun dan membesarkan bangsa.

Pengamatan menunjukkan, ibadah Umat Budha di Vihara Sakyakirti Pasar Kota Jambi juga berjalan dengan hikmat. Ribuan umat Budha di Jambi melakukan ibadah dengan khusuk. Ibadah di Vihara Sakyakirti dimulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB.

Ibadah IMLEK 2567 Umat Budha juga dilaksanakan di Vihara Sakyakirti di Jalan Pangeran Diponegoro, Pasar Jambi. Ratusan umat silih berganti berdatangan untuk memanjatkan doa syukur. Meski diguyur hujan rintik-rintik, ibadah doa syukur umat tetap berjalan dengan khusuk.

Ibadah Imlek di Gereja Katolik Santa Theresia

Ibadah IMLEK 2567 di Gereja Katolik Santa Theresia Pasar Jambi, Senin 8 Februari 2016 Pagi. Foto Asenk Lee Saragih.
Ternyata menyambut Imlek 2567 tidak hanya dilakukan umat Konghucu, Budha dan Protestan. Umat Katolik juga menyambutnya dengan ibadah syukur. Seperti yang dilaksanakan Jemat Gereja Santa Theresia Pasar Jambi. 

Ibadah di Gereja Katolik Santa Theresia dimulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB. Ibadah dibawakan oleh Romo Antonius Yuswito SCJ dan Romo Thomas Basiran SCJ.

Dalam Kotbahnya Pengkotbah Romo Antonius Yuswito meminta, dengan Imlek ini sebagai jalinan silaturahmi dan doa perdamain. Dirinya juga meminta seluruh umat Katolik agar saling mendoakan agar Indonesia rukun dan damai.

Ibadah Imlek di Gereja Katolik Santa Theresia dihadiri sekitar 800 jemaat, termasuk anak-anak. Jemaat terpaksa duduk di luar gereja karena membludaknya jemaat yang hadir. Uniknya, umat yang hadir beribadah di Gereja Santa Theresia Jambi bukan hanya Etnis Tionghoa, namun juga berbagai suku lainnya, seperti Batak, Jawa, Flores.

Usai ibadah, pengurus gereja juga membagikan jeruk Imlek kepada seluruh jemaat yang hadir beribadah. Ibadah Imlek di di Gereja Katolik Santa Theresia Jambi berjalan dengan khusuk. 

Pelaksanaan ibadah di Kelenteng dan Vihara di Kota Jambi juga mendapat pengawalan dari pihak kepolisian. Disetiap tempat ibadah Kelenteng dan Vihara dijaga oleh polisi. (Asenk Lee Saragih)


Ibadah IMLEK 2567 di Gereja Katolik Santa Theresia Pasar Jambi, Senin 8 Februari 2016 Pagi. Foto Asenk Lee Saragih.

Ibadah IMLEK 2567 di Gereja Katolik Santa Theresia Pasar Jambi, Senin 8 Februari 2016 Pagi. Foto Asenk Lee Saragih.

Ibadah syukur IMLEK 2567 di Gereja Kristen Protestan Jambi (GKPJ) di Jalan Dr Sutomo No 48-51 Pasar Kota Jambi, Senin (8/2/16) mulai pukul 07.45 WIB hingga usai.

Ibadah syukur IMLEK 2567 di Gereja Kristen Protestan Jambi (GKPJ) di Jalan Dr Sutomo No 48-51 Pasar Kota Jambi, Senin (8/2/16) mulai pukul 07.45 WIB hingga usai.

Ibadah syukur IMLEK 2567 di Gereja Kristen Protestan Jambi (GKPJ) di Jalan Dr Sutomo No 48-51 Pasar Kota Jambi, Senin (8/2/16) mulai pukul 07.45 WIB hingga usai.

Ibadah syukur IMLEK 2567 di Gereja Kristen Protestan Jambi (GKPJ) di Jalan Dr Sutomo No 48-51 Pasar Kota Jambi, Senin (8/2/16) mulai pukul 07.45 WIB hingga usai.

Ibadah syukur IMLEK 2567 di Gereja Kristen Protestan Jambi (GKPJ) di Jalan Dr Sutomo No 48-51 Pasar Kota Jambi, Senin (8/2/16) mulai pukul 07.45 WIB hingga usai.



Ibadah syukur IMLEK 2567 di Gereja Kristen Protestan Jambi (GKPJ) di Jalan Dr Sutomo No 48-51 Pasar Kota Jambi, Senin (8/2/16) mulai pukul 07.45 WIB hingga usai.

Ibadah syukur IMLEK 2567 di Gereja Kristen Protestan Jambi (GKPJ) di Jalan Dr Sutomo No 48-51 Pasar Kota Jambi, Senin (8/2/16) mulai pukul 07.45 WIB hingga usai.

Ibadah ucapan syukur Tahun Baru Imlek 2567 juga dilakukan di Gereja Methodis Indonesia (GMI) Sion Pasar Jambi, Senin 8 Februari 2016 Mulai Pukul 07.15 WIB. Foto Asenk Lee Saragih

Ibadah ucapan syukur Tahun Baru Imlek 2567 juga dilakukan di Gereja Methodis Indonesia (GMI) Sion Pasar Jambi, Senin 8 Februari 2016 Mulai Pukul 07.15 WIB. Foto Asenk Lee Saragih

Ibadah ucapan syukur Tahun Baru Imlek 2567 juga dilakukan di Gereja Methodis Indonesia (GMI) Sion Pasar Jambi, Senin 8 Februari 2016 Mulai Pukul 07.15 WIB. Foto Asenk Lee Saragih

Ibadah ucapan syukur Tahun Baru Imlek 2567 juga dilakukan di Gereja Methodis Indonesia (GMI) Sion Pasar Jambi, Senin 8 Februari 2016 Mulai Pukul 07.15 WIB. Foto Asenk Lee Saragih



Ibadah ucapan syukur Tahun Baru Imlek 2567 juga dilakukan di Gereja Methodis Indonesia (GMI) Sion Pasar Jambi, Senin 8 Februari 2016 Mulai Pukul 07.15 WIB. Foto Asenk Lee Saragih

Ibadah ucapan syukur Tahun Baru Imlek 2567 juga dilakukan di Gereja Methodis Indonesia (GMI) Sion Pasar Jambi, Senin 8 Februari 2016 Mulai Pukul 07.15 WIB. Foto Asenk Lee Saragih

Ibadah ucapan syukur Tahun Baru Imlek 2567 juga dilakukan di Gereja Methodis Indonesia (GMI) Sion Pasar Jambi, Senin 8 Februari 2016 Mulai Pukul 07.15 WIB. Foto Asenk Lee Saragih

PERAYAAN IMLEK 2567 Senin 8 Februari 2016 dengan Ibadah Sykur di Kelenteng Siau San Teng yang terletak di RT 10 Sungai Asam Kampung Manggis Jambi.Foto-foto Rosenman Manihuruk (Asenk Lee Saragih-HP 0812 747 7587)



PERAYAAN IMLEK 2567 Senin 8 Februari 2016 dengan Ibadah Sykur di Kelenteng Siau San Teng yang terletak di RT 10 Sungai Asam Kampung Manggis Jambi.Foto-foto Rosenman Manihuruk (Asenk Lee Saragih-HP 0812 747 7587)

PERAYAAN IMLEK 2567 Senin 8 Februari 2016 dengan Ibadah Sykur di Kelenteng Siau San Teng yang terletak di RT 10 Sungai Asam Kampung Manggis Jambi.Foto-foto Rosenman Manihuruk (Asenk Lee Saragih-HP 0812 747 7587)

PERAYAAN IMLEK 2567 Senin 8 Februari 2016 dengan Ibadah Sykur di Kelenteng Siau San Teng yang terletak di RT 10 Sungai Asam Kampung Manggis Jambi.Foto-foto Rosenman Manihuruk (Asenk Lee Saragih-HP 0812 747 7587)

PERAYAAN IMLEK 2567 Senin 8 Februari 2016 dengan Ibadah Sykur di Kelenteng Siau San Teng yang terletak di RT 10 Sungai Asam Kampung Manggis Jambi.Foto-foto Rosenman Manihuruk (Asenk Lee Saragih-HP 0812 747 7587)



Ibadah IMLEK 2567 Umat Budha juga dilaksanakan di Vihara Sakyakirti di Jalan Pangeran Diponegoro, Pasar Jambi, Senin 8 Februari 2016.

Ibadah IMLEK 2567 Umat Budha juga dilaksanakan di Vihara Sakyakirti di Jalan Pangeran Diponegoro, Pasar Jambi, Senin 8 Februari 2016.

(Sumber: (jambipos-online.com)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar