Halaman

Sabtu, 31 Oktober 2015

Jokowi Kunjungi 'Kelas Aman Asap' di Jambi, Anak-anak SD ini Senang

Jambi - Presiden Jokowi meninjau SDN 181/IV Jambi. Salah satu kelas di sekolah ini disebut kelas aman asap karena memiliki penyaring dan sirkulasi udara.

Presiden Jokowi didampingi oleh Ibu Negara Iriana saat meninjau lokasi, di Kelurahan Lebak Bandung, Kecamatan Jeluntung, Kota Jambi, Jumat (30/10/2015). Hadir pula Mendikbud Anies Baswedan dan Menko PMK Puan Maharani.
Foto: Laely Rachev Biro Pers Media Istana

Saat di kelas, Jokowi sempat bertanya perihal kelas aman asap. Zaily Nurachman, Guru Besar Biokimia, Kimia Institut Teknologi Bandung, penemu piranti anti asap yang berhasil menurunkan udara yang memiliki Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) tinggi menjadi rendah. Sehingga anak-anak tetap bisa belajar dengan tenang.

"Asap ditahan oleh dakron dan dalam keadaan itu harus selalu basah. Lalu akuarium dan filter itu untuk menyerap partikel yang tidak tersaring dakron," ujar Zaily.

Jokowi kemudian menyapa anak-anak. Jokowi bertanya soal apakah saat kabut asap anak-anak tetap sekolah.

"Nggak libur," jawab anak-anak.

Jokowi kemudian memastikan kepada wali kelas apakah anak-anak benar tidak diliburkan.

"Nggak (libur). Cuma kita pakai masker," kata wali kelas.

Kemudian Mendikbud Anies bertanya apakah kelas tersebut kini terasa nyaman. Anak-anak pun menjawab nyaman.

"Iya. Anak-anak tadi ngomong lebih dingin," imbuh wali kelas.
Foto: Laely Rachev Biro Pers Media Istana


Bahkan Presiden Jokowi membandingkam langsung antara ruang kelas yang dipasangi perangkat 'sekolah aman asap' dengan yang tidak menggunakan perangkat tersebut.

"Wah terasa beda ya, yang tadi lebih segar udaranya," kata Presiden Jokowi saat pindah ke ruang kelas yang tidak dipasangi perangkat 'sekolah aman asap'.

Mendikbud Anies menjanjikan akan memasang membran ini di 9 provinsi pada 170 ribu ruang kelas dipasang.

"Harganya murah sekitar Rp 200-300 ribu per kelas ditambah dengan exhaust dan tanaman untuk mengurangi polutan," ucap Anies.

Sejauh ini, sudah diujicobakan di Sumatera Barat. Di Sumatera Barat berhasil menurunkan ISPU dari 288 dan dengan alat ini ISPU di dalam kelas menjadi 78.(Detik.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar