Halaman

Senin, 26 Oktober 2015

66 Hari Sudah Bernafas Dalam Kabut Asap di Jambi



Kabut Asap Tebal Hingga Jarak Pandang Hanya 50 Meter Pada Senin 26 Oktober 2015 Pagi Pukul 07.00 WIB di Kota Jambi. Foto Asenk Lee Saragih.

JAMBI-Kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan secara sengaja atau tidak sengaja oleh perusahaan atau perseorangan mulai dirasakan masyarakat Jambi sejak 22 Agustus 2015 atau 66 hari hingga Senin 26 Oktober 2015. Selama itu juga aktifitas masyarakat Jambi tersumbat. (Baca: 66 Hari Kami Hidup Sesak)

Aktifitas penerbangan di Bandara Sultan Thaha Syaifudin Jambi juga lumpuh. Diperparah lagi sejak Juli 2015 Jambi juga dilanda musim kemarau hingga Senin 26 Oktober 2015. Lengkap sudah penderitaan masyarakat Jambi menghadapi musim kemarau dan kabut asap ini.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh berbagai pihak, namun apa daya alam tak terjamah manusia. Hanya Tuhan Yang Maha Kuasa-lah yang bisa mengatasi musim kemarau dan kabut asap di Jambi dan di sejumlah daerah di Indonesia medio Agustus-September-Oktober 2015 ini.

Sejak 22 Agustus 2015 lalu, aktifitas belajar mengajar di Jambi juga mulai kacau balau. Kebijakan pemerintah untuk meliburkan sekolah direspon secara beragam kebijakan oleh pihak sekolah.

Ada pihak sekolah yang patuh dengan instruksi pemerintah, namun ada juga pihak sekolah yang tak mengindahkan instruksi pemerintah itu. Jadi meliburkan sekolah akibat kabut asap di Jambi “suka-suka” pihak sekolah.

Bahkan tiga pekan terakhir sekolah di Jambi tak lagi mempedulikan dampak kabut asap. Karena kini pihak sekolah “memaksa” siswanya sekolah meski ISPU sudah level sangat berbahaya. 

Namun mengejar kurikulum itu menjadi salah satu alasan kuat pihak sekolah sehingga “memaksa” siswanya untuk tetap masuk sekolah. Namun jam pulang sekolah dipercepat hingga pukul 11.00 wib. Ada juga sekolah PAUD yang tetap melakukan aktifitas bermain bagi siswa PAUD meski kabut asap tebal.

Selama 66 hari sudah masyarakat Jambi hidup “bersahabat” dengan kabut asap. Dan selama itu juga paru-paru masyarakat Jambi mulai dinodai partikel-partikel debu kabut asap. 

Secara perlahan tapi pasti, masyarakat Jambi pun akan mengidap sakit paru-paru yang akan berujung pada kesengsaraan kesehatan. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dibuat tak berkutik oleh kabut asap ini. 

Pemerintah dan aparat hukumpun mencari kambing hitam dengan menangkap para tersangka pembakar lahan dan hutan sebagai tumbal dari kabut asap tersebut. Sekalipun bantuan negara asing sudah dilakukan, namun kabut asap ini tak berkesudahan hingga 66 hari lamanya. 

HANYA TUHAN MAHA KUASALAH YANG DAPAT MENGHILANGKAN KABUT ASAP INI DAN MENDATANGKAN HUJAN. SEMOGA. (Asenk Lee Saragih).
Kabut Asap Tebal Hingga Jarak Pandang Hanya 50 Meter Pada Senin 26 Oktober 2015 Pagi Pukul 07.00 WIB di Kota Jambi. Foto Asenk Lee Saragih.

Kabut Asap Tebal Hingga Jarak Pandang Hanya 50 Meter Pada Senin 26 Oktober 2015 Pagi Pukul 07.00 WIB di Kota Jambi. Foto Asenk Lee Saragih.

Kabut Asap Tebal Hingga Jarak Pandang Hanya 50 Meter Pada Senin 26 Oktober 2015 Pagi Pukul 07.00 WIB di Kota Jambi. Foto Asenk Lee Saragih.

Kabut Asap Tebal Hingga Jarak Pandang Hanya 50 Meter Pada Senin 26 Oktober 2015 Pagi Pukul 07.00 WIB di Kota Jambi. Foto Asenk Lee Saragih.

Kabut Asap Tebal Hingga Jarak Pandang Hanya 50 Meter Pada Senin 26 Oktober 2015 Pagi Pukul 07.00 WIB di Kota Jambi. Foto Asenk Lee Saragih.

Kabut Asap Tebal Hingga Jarak Pandang Hanya 50 Meter Pada Senin 26 Oktober 2015 Pagi Pukul 07.00 WIB di Kota Jambi. Foto Asenk Lee Saragih.



Kabut Asap Tebal Hingga Jarak Pandang Hanya 50 Meter Pada Senin 26 Oktober 2015 Pagi Pukul 07.00 WIB di Kota Jambi. Foto Asenk Lee Saragih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar