Senin, 27 April 2015

Gubernur Jambi Dorong Percepatan Mandiri City Gas di Jambi


JAMBI-Gubernur Jambi, H.Hasan Basri Agus (HBA) berharap agar sambungan gas rumah tangga di Jambi dipercepat dan dapat dikembangkan ke seluruh kabupaten kota. Pasalnya sambungan gas tersebut bermanfaat besar bagi masyarakat. Provinsi Jambi sebagai penghasil Migas sudah sewajarnya mandiri dengan city gas tersebut.  

Hal itu dikatakan HBA disela-sela Peresmian Pengelolaan Jaringan Gas Rumah Tangga Kota Jambi, bertempat di Jl. Serdang 2, Kelurahan Thehok, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi, Sabtu (25/4/15) lalu.

Pengelolaan jaringan gas rumah tangga Kota Jambi yang dibangun dengan dana APBN tersebut diresmikan penggunaannya oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Sudirman Said, didampingi oleh Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus; Direktur Utama PT Pertamina Persero, Dwi Sucipto; Presiden Direktur Pertagas Niaga, Hendra Jaya; Wakil Walikota Jambi, H.Abdullah Sani. Peresmian jaringan gas rumah tangga Kota Jambi ini ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Menteri ESDM Republik Indonesia.


Pada kesempatan tersebut, menteri ESDM, Gubernur Jambi, Wakil Walikota Jambi dan rombongan meninjau Metering Regulator Station dan memutar valve yang dilanjutkan dengan peninjauan pipa sambungan ke rumah beserta meterannya.

HBA mengatakan, dengan adanya sambungan gas rumah tangga, masyarakat sangat terbantu, karena selain praktis tanpa harus ganti tabung gas, juga lebih murah. Gubernur yakin, akan sangat banyak lagi masyarakat Kota Jambi yang menginginkan sambungan gas rumah tangga. 

Katanya, tingkat kebutuhan LPG, terutama ukuran 3 Kg untuk rumah tangga dan usaha mikro meningkat 36% setiap tahunnya, dari total kebutuhan 1,4 juta tabung per bulan atau 46.415 metrik ton gas LPG, sementara total ketersediaan tabung LPG baru mencapai 682.000 tabung atau 26.358 metrik ton, sehingga masih dibutuhkan pasokan LPG yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan usaha mikro tersebut.

HBA mengemukakan, penambahan infrastruktur energi, sepeti kilang produksi (LPG Plant) dan pipa gas diharapkan dapat memenuhi kebutuhan energi sekaligus dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Provinsi Jambi.

“Saya mengapresiasi program jaringan gas rumah tangga dari Kementerian ESDM bersama jajaran Pertamina, yang saat ini telah tersambung 230 sambungan di Kota Jambi dan ditargetkan akan tersambung 4.000 sambungan pada Agustus 2015,” katanya.

Menteri ESDM, Sudirman Said menyatakan, program sambungan gas rumah tangga ini merupakan pelayanan bidang energi kepada masyarakat, sekaligus upaya diversifikasi energi. “Merupakan kebijakan penting mengadakan peralihan dari minyak bumi ke LPG dan dari LPG ke gas alam (sambungan gas rumah tangga),” ujar Sudirman Said.

Kata Sudirman Said menuturkan, sampai Agustus 2015 ditargetkan 4.000 sambungan di Kota Jambi, dan merupakan bagian dari target  1,2 juta sambungan untuk 5 tahun kedepan se Indonesia. Untuk tahun 2015, ditargetkan 90.000 sambungan gas rumah tangga se nasional melalui dana APBN (di 10 kota) dan 92.000 sambungan oleh Perusahaan Gas Negara (PGN).

“Gas alam lebih ringan, lebih murah dan lebih safety (aman). Sampai tahun 2020, dibutuhkan Rp20 triliun total investasi untuk energi. Dengan sambungan gas rumah tangga ini bisa dihemat Rp45 miliar per bulan untuk Jambi. Di Indonesia, 7,9 juta rumah yang lokasinya dekat dengan sumber gas,” jelasnya.

Sudirman Said yakin dengan adanya sambungan gas rumah tangga ini, industri kecil akan semakin bertambah. Dengan kebijakan ini merupakan reorientasi secara beertahap karena fosil semakin sedikit, dimana cadangan gas Indonesia hanya 1,2% dari cadangan gas dunia, cadangan minyak Indonesia hanya 0,2% dari cadangan minyak dunia, sementara penduduk Indonesia mencapai 3,5% dari penduduk dunnia.

Guna menggunakan energi secara efisien, kata Sudirman Said, harus mengikuti Undang-Undang Energi, yakni 1.Menghemat pemakaian minyak bumi, 2.Mengoptimalkan pemakaian gas, dan 3.Mengupayakan energi terbarukan, seperti energi surya.

Sudirman Said mengungkapkan, Indonesia memiliki 29,3 GW energi geothermal, 75 GW energi hydro, 112 GW energi surya, bioenergi 30 GW, dan biogas 30 GW.

Dikatakan oleh Sudirman Said, Rp2.000 triliun dibutuhkan untuk 10 tahun mendatang untuk membangun energi terbarukan. Dan, saat ini Kementerian ESDM sedang menyusun Rencana Umum Energi Nasional yang akan di-mixed dengan Rencana Umum Energi Daerah, guna melakukan pemerataan akses energi.

Direktur Utama PT Pertaamina Persero, Dwi Sucipto, dalam laporannya menyampaiakn, 4.000 sambungan gas rumah tangga ini dibangun dengan dana APBN senilai Rp50 miliar yang dinamakan Jaringan Gas Kota Jambi, dimana Kementerian ESDM menugaskan Pertamina Persero untuk, selanjutnya Pertamina Persero menugaskan PT Pertamina Gas (Pertagas) Niaga untuk mengelolanya. Dwi Sucipto menyatakan, sebelum disambungkan ke rumah-rumah, gas bumi terlebih dahulu melewati dua jalur pipa sepanjang 76 Km.

“Pertamina sangat mendukung diversifikasi energi sehubungan dengan semakin menurunnya ketersediaan minyak bumi,” tegas Dwi Sucipto.

Presiden Direktur PT Pertagas Niaga, Hendra Jaya menjelaskan, sumber gas untuk sambungan gas rumah tangga Kota Jambi berasal dari KKKS, yakni dari gas yang dieksploitasi oleh PT Talisman, PT Jambi Merang, Pertamina JOB. Dan, pengelola sambungan gas rumah tangga tersebut adalah PT Pertagas Niaga dan PT Jambi Indoguna Internasional (BUMD Provinsi Jambi). (Lee)

Tidak ada komentar: