Kamis, 23 April 2015

Dilematis Penyelamatan Orang Rimba di Jambi

ANAK ORANG RIMBA JAMBI SAAT BERMAIN DENGAN ULAR. FT ASENK LEE SARAGIH

Jambi-Upaya penyelamatan Orang Rimba di Provinsi Jambi hingga kini masih dilema. Program-program pembangunan permukiman untuk Orang Rimba yang selama ini dilakukan pemerintah untuk menyelamatkan komunitas adat terpencil tersebut jarang berhasil. Masalahnya Orang Rimba yang terbiasa hidup secara nomaden atau berpindah-pindah di hutan tidak mau tinggal menetap di rumah-rumah yang dibangun pemerintah.

“Pilihan Orang Rimba untuk hidup nomaden di hutan membuat kehidupan mereka belakangan ini semakin terancam. Orang Rimba di daerah itu sering banyak yang sakit dan meninggal di hutan akibat krisis pangan, air bersih dan sulit tidak mendapatkan pelayanan kesehatan. Krisis kehidupan yang mengancam Orang Rimba tak bisa dihindari seiring dengan sulitnya Orang Rimba mendapatkan sumber makanan dan air bersih di hutan akibat kerusakan hutan dan meluasnya konversi hutan menjadi perkebunan dan Hutan Tanaman Industri (HTI),” kata Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus kepada wartawan baru-baru ini.


Hasan Basri Agus mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi tetap membangun permukiman untuk komunitas adat terpencil, Orang Rimba kendati sebagian besar Orang Rimba di daerah itu hingga kini masih memilih hidup nomaden di kawasan hutan. Pembangunan permukiman bagi Orang Rimba tersebut merupakan solusi terbaik untuk menyelamatkan mereka dari ancaman krisis kehidupan di tengah hutan menyusul terus meningkatnya kerusakan maupun konversi hutan di daerah itu.

“Pilihan terbaik bagi Orang Rimba agar terhindar dari krisis pangan, air bersih dan kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan hanya bermukim secara menetap serta memiliki usaha ekonomi pertanian. Namun upaya memukimkan Orang Rimba tidak bisa dipaksakan karena mereka memiliki tradisi hidup secara nomaden di hutan. Pendekatan sosial – budaya harus tetap dilakukan untuk menyadarkan Orang Rimba manfaat bermukim secara menetap bagi kelangsungan hidup mereka. Pendekatan itu kini bisa dilakukan dengan memanfaatkan radio Orang Rimba yang menjangkau daerah pedalaman hutan Jambi,”katanya.

Menurut Hasan Basri Agus, Pemprov Jambi sudah membangun 62 unit rumah untuk Orang Rimba di sekitar hutan, Kabupaten Bungo, Jambi. Permukiman OrangRimba tersebut dilengkapi sumur air dan listrik. Namun Orang Rimba di daerah itu masih enggan menempati rumah tersebut. Berbagai upaya masih terus dilakukan agar Orang Rimba mau tinggal menetap di rumah – rumah yang dibangun pemerintah tersebut. Salah satu di antaranya menyediakan areal pertanian untuk Orang Rimba.

Dikatakan, pembangunan puluhan unit rumah Orang Rimba juga masih dilanjutkan di sekitar hutan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD), Kabupaten Merangin, Jambi tahun ini. Pembangunan rumah tersebut diharapkan mampu menyelamakan puluhan warga Orang Rimba yang belakangan sering terancam kekurangan pangan dan air bersih di hutan TNBD.

“Upaya memukimkan Orang Rimba secara menetap di Jambi memang sulit. Butuh proses panjang. Beberapa tahun lalu, kami membangun 15 unit rumah Orang Rimba di kawasan TNBD, Sarolangun. Namun Orang Rimba enggan tinggal di rumah tersebut. tetapi melalui pendekatan – pendekatan, beberapa Orang Rimba di kawasan TNBD kini tinggal menetap. Mereka juga telah memiliki usaha perkebunan sawit, sehingga mereka bisa kendaraan bermotor, televisi dan telepon genggam," katanya. (Lee)
*****

Pemprov Jambi Bangun Kebun Sawit untuk Orang Rimba

JAMBI-Pemerintah Provinsi Jambi menyatakan akan membangun perkebunan kelapa sawit untuk kelompok Orang Rimba di Kecamatan Batin XXIV, Kabupaten Bantanghari yang baru-baru dilanda malapetaka krisis pangan dan penyakit. Hal tersebut disampaikan Gubernur Pemprov Jambi Hasan Basri Agus. Pembangunan perkebunan kelapa sawit tersebut dilakukan melalui kerja sama dengan perusahaan hutan tanaman industri (HTI).

Perusahaan HTI di Batanghari telah menyediakan 114 hektare (ha) areal perkebunan kelapa sawit untuk Orang Rimba yang selama ini berkelana areal HTI mereka. Pembangunan perkebunan kelapa sawit itu telah disepakati ketika Menteri Sosial, Kofifah Indar Parawansa meninjau komunitas OrangRimba yang dilanda kelaparan di Batangari baru-baru ini.

Sementara itu, seorang pemuda Orang Rimba yang menjadi penyiar radio Orang Rimba, Benur FM, Beteduh (20), ketika wawancara dengan Hasan Basri Agus mengatakan, sebagian besar Orang Rimba yang masih bermukim di hutan semakin terancan krisis pangan dan air bersih. Hal tersebut disebabkan sulitnya mendapatkan binatang buruan, madu dan sumber makanan lain di hutan menyusul semakin banyak hutan yang rusdak dan beralih fungsi menjadi kebun dan HTI.

“Kami mengharapkan Gubernur Jambi bisa menyelamatkan Orang Rimba yang belakangan ini semakin sering dilanda ancaman krisis pangan, air bersih dan kesehatan. Orang Rimba juga mengharapkan pemerintah menyediakan areal usaha tani untuk kami,”katanya. (Lee)

Tidak ada komentar: