PEKANBARU-Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti
Nurbaya mengatakan operasi modifikasi cuaca untuk hujan buatan dalam
penanggulangan kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau akan mulai
dilaksanakan pada Senin, 2 Maret.
“aporan dari Pak Raffles, Direktur Kebakaran Hutan Kemen
LHK, pada Senin direncanakan akan mulai hujan buatan dari BPPT (Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi)," kata Siti Nurbaya ketika dihubungi
Antara dari Pekanbaru.
Ia mengatakan dalam kunjungannya ke Riau pada pertengahan
Februari lalu dirinya sudah melihat langsung kondisi kebakaran di lapangan yang
sulit dijangkau dan adanya upaya pembukaan lahan dengan membakar masih terus
terjadi sehingga membuat potensi kebakaran di daerah itu masih sangat tinggi.
Karena itu, katanya, pemerintah juga langsung menetapkan
status "Siaga Darurat Kebakaran" untuk Riau yang harapannya agar
semua pihak meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan agar kondisi itu
tidak makin parah seperti 2013 dan 2014.
“Kami sudah antisipasi dan minta kepada semua pihak waspada
dan tangkap langsung yang ketahuan (membakar) di lapangan," tegasnya.
Selain itu, ia juga meminta agar komunikasi jajarannya di
lapangan dengan pihak swasta terdekat dan pimpinan daerah terus diintensifkan.
"Saya masih monitor terus," kata Siti Nurbaya.
Berdasarkan data Posko Siaga Darurat Kebakaran Riau, kebakaran sejak Januari hingga kini luasnya sudah lebih dari 379 hektare. Kebakaran paling luas di Kabupaten Bengkalis, bagian utara Riau, di antaranya terjadi di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit-Batu dan Pulau Rupat.
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru Sugarin mengatakan satelit Terra dan Aqua pada Minggu (1/3) pagi mendeteksi ada 39 titik panas di Riau dengan tingkat keakuratan di atas 70 persen sebagai titik api mencapai 25 titik.
Berdasarkan data Posko Siaga Darurat Kebakaran Riau, kebakaran sejak Januari hingga kini luasnya sudah lebih dari 379 hektare. Kebakaran paling luas di Kabupaten Bengkalis, bagian utara Riau, di antaranya terjadi di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit-Batu dan Pulau Rupat.
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru Sugarin mengatakan satelit Terra dan Aqua pada Minggu (1/3) pagi mendeteksi ada 39 titik panas di Riau dengan tingkat keakuratan di atas 70 persen sebagai titik api mencapai 25 titik.
Titik panas terbanyak berada di Kabupaten Bengkalis dengan
15 titik, kemudian Kepulauan Meranti ada 13 titik, Rokan Hulu dan Siak masing-masing
empat titik, Indragiri Hilir ada dua titik, dan Pelalawan satu titik.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Gubernur Riau mengatakan operasi
modifikasi cuaca untuk menghasilkan hujan buatan penanggulangan kebakaran lahan
dan hutan di Provinsi Riau akan digelar selama 30 hari pada Maret 2015.
Untuk kebutuhan garam dalam proses modifikasi cuaca, ia
mengatakan saat ini masih tersedia 25 ton garam di Posko Siaga Darurat
Kebakaran di Lanud Roesmin Nurjadin yang merupakan sisa dari operasi darurat
asap tahun 2014. Pihaknya juga akan menambah 43 ton garam untuk menunjang
operasi tersebut.
“Jadi total garam akan sebanyak 68 ton, saya rasa cukup
untuk satu bulan," ujar pria yang akrab disapa Andi Rachman ini.
Pemprov Riau dalam operasi hujan buatan mendapat bantuan dari
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan BPPT. Pelaksanaan proses
modifikasi cuaca akan menjadi tanggung jawab BPPT, sedangkan BNPB menyiapkan
dana sekitar Rp16 miliar dari total Rp25 miliar anggaran penanggulangan
kebakaran yang tersedia. (sp/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar