Halaman

Selasa, 03 Februari 2015

Toleransi itu Memahami Perbedaan

SUASANA: Tampak suasana acara diskusi yang berlangsung di LPMP Senin (2/2/2015). Tampak Budayawan Jambi Junaidi T. Noor  saat memberikan materi. IST/HARIANJAMBI

JAMBI-Sikap toleransi dalam kehidupan sosial itu, adalah memahami perbedaan itu sebagai salah satu menghormati dan menghargai hak orang lain. Hal ini dikatakan oleh Bahren Nurdin salah satu motivator dalam acara diskusi di LPMP kemarin.

“Jadi toleransi itu, tidak mudah tersinggung, kemudian mampu menata hati dan pikiran serta tidak iri hati termasuk memaki-maki keyakinan orang lain atau mencurigai kegiatan ritual orang lain,” ujarnya saat ditemui usai acara kemarin.


Selain itu, toleransi bisa dilihat secara global, baik itu secara politik, sosial, budaya dan agama. “Tentu harus kita harus melihat toleransi dari sudut pandang mana, sehingga pemahaman akan sikap saling menghormati bisa tumbuh di tengah kehidupan sosial kita,” ucap Bahren yang juga Dosen IAIN STS Jambi.

Dikatannya, bahwa untuk menumbuhkan sikap kebersamaan dalam perbedaan, yakni dengan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila, seperti semboyannya Bhineka Tunggal Ika.

“Masyarakat kita adalah masyarakat yang majemuk, dengan latar belakang yeng berbeda baik itu agama, ras, suku, bahasa dan budaya. Kalau tidak ada sikap kebersamaan dan toleransi, maka yang timbul adalah konflik atau gesekan antar sesama masyarakat,” katanya.

Sedangkan menurut salah satu tokoh adat dan budayawan Jambi Junaidi T. Noor mengatakan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Jambi, salah satunya adalah toleransi. Di tengah kondisi masyarakat yang heterogen ini, budaya dan adat melayu Jambi bisa menerima perbedaan itu sebagai nilai dari kearifan lokal nusantara.

“Karena toleransi mengajarkan rasa solidaritas sosial yang memiliki nilai spritual, komitmen bersama, jati diri bangsa, nurani bangsa Indonesia dilandasi dengan pengertian, kesadaran, keyakinan tanggung jawab dan partisipasi sosial dengan semangat kebersamaan, kerelaan untuk berkorban demi sesame dengan diperkuat nilai-nilai kepribadian bangsa melalui moral, agama dan adat,” tambahnya.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Elita Rahmi Dosen Fakultas Hukum Unja, yang menyampaikan sikap toleransi dibutuhkan komitmen bersama untuk bertanggung jawab dengan sikap toleransi itu sendiri, yakni bagaimana kita melestarikannya, mempertahankan, dan mewarisinya kepada generasi selanjutnya.

Acara yang bertajuk, Menjaga Kehidupan Berbangsa melalui Implementasi Nilai-nilai Toleransi dalam Kehidupan Sosial Masyarakat di Provinsi Jambi dihadiri ratusan peserta dari berbagai elemen masyarakat, yang diselenggarakan oleh KPPJ. (ima)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar