Halaman

Senin, 10 November 2014

Mewujudkan Jalan Beton Lintas Timur Jambi

MULUS: Jalan beton di Lintas Timur Sumatera tepatnya di Belilas Kabupaten Indra Giri Hulu Provinsi Riau. Jalan lintas Sumatera Provinsi Jambi sudah selayaknya menggunakan beton mengingat mobilitas angkutan bertonase berat cukup tinggi. ROSENMAN MANIHURUK/HARAIAN JAMBI.

MERETAS INFRASTRUKTUR LINTAS SUMATERA

Kondisi jalan lintas Sumatera di Provinsi Jambi kini belum mampu menahan beban tonase berat kenderaan yang mobilitasnya cukup tinggi. Dibutuhkan inovasi untuk membangun jalan tersebut dengan jalan beton. PT Semen Indonesia sebagai  regulasi semen utama di tanah air sangat dinantikan guna meretas infrastruktur jalan dan jembatan di Lintas Sumatera Provinsi Jambi yang hingga kini masih menjadi persoalan serius.

R MANIHURUK, Jambi

“Jalan di Provinsi Jambi ini ibaratkan permukaan air yang tengah bergelombang. Jalan tampak dari jauh mulus, tapi saat dilintasi bergelombang. Perbaikan jalan kerap dilakukan setiap tahun, tanpa ada akhir.Kerap perbaikan jalan dijadikan lahan proyek setiap tahunnya guna mendapatkan kucuran dana. Seolah-olah kondisi jalan ini seudah menjadi “lokak” (proyek-red) oleh instansi tertentu,” begitulah ocehan Poniman Panjaitan, sopir Kepala Dinas Provinsi Jambi Ir Bernhard Panjaitan MM saat melintasi Jalan Lintas Timur Provinsi Jambi tujuan Kota Pekanbaru, Riau belum lama ini bersama Harian Jambi.

Ocehan Poniman Panjaitan patut saja menjadi perhatian instansi terkait dengan kondisi jalan Negara Lintas Timur Sumatera. Kondisi jalan yang kerap rusak dan bergelombang kerap mengancam bahaya pengguna jalan. Kondisi jalan beraspal (flexible pavement) namun bergelombang, sering membuat para sopir terjebak.

“Jalannya memang tampak mulus beraspal. Namun jalan itu bergelombang di sudut kanan kiri bahkan di tengah badan jalan. Ini yang kerap menjebak para sopir disaat berkendara. Jalan tampak mulus, tapi bergelombang hingga kedalaman 30 centi meter hingga 40 centimeter,” ujar Poniman Panjaitan yang mengaku kerap melakukan perjalanan lintas Sumatera dan jalan di Provinsi Jambi.


Apa yang dikeluhan Poniman Panjaitan, juga dirasakan M Siahaan, seorang Supir Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) PT Indah Transport (INTRA) Jurusan Pematang Siantar-Kota Jambi (PP). 

Menurut M Siahaan, kondisi jalan Lintas Timur Sumatera harus menjadi perhatian serius pemerintah. Kondisi jalan Lintas Timur Sumatera dari Siantar hingga Kota Jambi kondisinya berbeda-beda. Seperti ada jalan mulus beraspal, namun bergelombang dan ada juga bahu jalan bergeser karena struktur tanah yang labil. 

Apa yang diutarakan Poniman dan M Siahaan, merupakan potret jalan Lintas Sumatera yang masih terbelakang jika dibandingkan dengan jalan-jalan di Pulau Jawa. Kini sudah saatnya jalan beraspal digantikan menjadi jalan beton ( rigit pavement) guna memberikan kenyamanan berkendara.

“Namun sekarang ini saya sedikit lega saat membawa mobil ini. Karena jalan dari batas Jambi-Riau hingga Kota Pekanbaru sudah mulus dengan jalan beton yang dibangun selama tiga tahun lamanya. Dulu kondisi jalan di jalur itu rusak parah dan berkelanjutan, namun kini sudah mulus dengan jalan beton,” ujar M Siahaan.

Hal senada juga dirasakan Poniman Panjaitan, yang mengaku senang dengan kondisi jalan batas Jambi-Riau hingga Kota Pekanbaru sudah mulus dengan jalan beton. “Kini waktu tempuh Kota Pekanbaru-Jambi sudah bisa 9 jam, jika sebelumnya bisa hingga 12 jam lebih,” kata Poniman.

Saatnya Jalan Aspal Berevolusi Jalan Beton

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah (UPTD) Jasa Konstruksi Dinas PU Provinsi Jambi Ir Ellyta Mona MT belum lama ini mengatakan, Kementrian Pekerjaan Umum maupun Dinas PU di Provinsi  maupun kabupaten /kota  sudah seharusnya membangun jalan Beton  (rigit pavement) untuk  menggantikan aspal (flexible pavement) khususnya di wilayah yang jalannya rawan tergenang air ataupun tanah nya labil.

Kenyataannya jalan aspal lebih cepat rusak dibandingkan  dengan jalan beton, selain menimbulkan biaya tinggi, jalan aspal juga rawan menyebabkan kecelakaan. Seperti dimusim hujan banyak jalanan yang tergenang air, apalagi drainase yang ada  memang tidak begitu baik, akibat tergenang air, banyak jalan yang dibuat dengan aspal menjadi rusak. 

Hal itu jelas menambah ongkos pemeliharaan dan berbahaya bagi pengguna jalan. Saat ini harga aspal meningkat pesat, sehingga membuat harga jalan aspal tidak jauh berbeda dengan jalan beton,  kalau dulu  harga jalan beton memang dua kali lipat jalan aspal,   saat ini untuk mendapatkan aspal agak sulit dan harga di pasaranpun sudah cukup tinggi, sehingga kadang kadang harganya malah mahal. 

Karena itulah perbedaan harga yang tidak terlalu besar, prediksi harga sekarang  hanya sekitar 20 persen. Dengan perbedaan yang sekitar 20 persen  ini maka  jalan beton lebih ekonomis, dibandingkan dengan aspal. Hal ini karena jalan beton tidak memerlukan pemeliharaan seperti halnya jalan aspal .

Jalan Semen Portland

Perkerasan jalan beton semen Portland atau lebih sering disebut perkerasan kaku atau juga disebut rigid pavement, terdiri dari pelat beton semen Portland dan lapisan pondasi (bisa juga tidak ada) diatas tanah dasar. 

Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan mendistribusikan beban terhadap bidang area tanah yang cukup luas, sehingga bagian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari slab beton sendiri. 

Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari lapisan-lapisan tebal pondasi bawah, pondasi dan lapisan permukaan. Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang menanggung beban.

Maka faktor yang paling diperhatikan dalam perancangan perkerasan jalan beton semen Portland adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya beragam kekuatan dari tanah dasar dan atau pondasi hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas structural perkerasannya (tebal pelat betonnya), tetapi untuk desain badan jalan (tanah dasar) perlu kajian geoteknik tersendiri jika ditemukan klasifikasi tanah yang masuk kategori tidak baik sebagai tanah dasar.

Lapisan pondasi atau kadang-kadang juga dianggap sebagai lapisan pondasi bawah jika digunakan dibawah perkerasan beton karena beberapa pertimbangan yaitu untuk kendali terhadap kembang-susut yang terjadi pada tanah dasar, untuk mempercepat pekerjaan konstruksi, serta menjaga kerataan dasar dari pelat beton.

Kini sudah saatnya jalan aspal berevolusi jadi jalan beton dengan dukungan PT Semen Indonesia. Kebutuhan semen secara nasional akan meningkat 8 sampai 10 persen pada tahun 2014 atau sebesar 64 juta ton. Pada tahun 2012, kebutuhan semen nasional 54,9 juta ton dan tahun tahun 2013 sebesar 58,5 juta ton atau meningkat 6 persen.

Pabrik Baru di Sarolangun

PT Semen Baturaja Tbk menyiapkan investasi pabrik baru di Sarolangun, Jambi dengan kapasitas produksi bisa mencapai 1,85 juta ton per tahun dengan cadangan batu kapur mencapai 100 tahun operasi.

Proyek pabrik baru ini masih dalam tahap pembebasan lahan dengan proyeksi sudah bisa mulai dibangun pada 2015 sejalan dengan pembangunan pabrik Baturaja II.

Sekretaris Perusahaan PT Semen Baturaja Tbk Zulfikri Subli mengatakan desain proyek di Sorolangun itu masih disiapkan sambil melakukan pembebasan lahan untuk pabriknya.

“Yang di Jambi ini cukup besar cadang bukit kapurnya yang kami temukan. Cukup untuk produksi 100 tahun dengan kapasitas pabrik bisa sama dengan pabrik Baturaja II yang diproses pembangunannya. Kalau bisa begitu Baturaja II sudah jalan pembangunannya, pabrik di Sarolangun juga bisa dimulai," katan Zulfikri  Subli seperti dikutip dari (http://news.bisnis.com).

Cadangan Bahan Baku di Jambi

Sementara Direktur Teknik PT Semen Baturaja (Persero), Ir Lilik Rudianto mengatakan, perusahaannya menyiapkan cadangan bahan baku semen di Jambi dan Padang Windu Baturaja, Sumsel untuk mengantisipasi kebutuhan di masa depan. 

Cadangan tersebut belum diketahui besarnya karena masih dalam penelitian tim teknis PT Semen Baturaja tetapi diperkirakan bisa meningkatkan produksi ratusan ribu ton pertahun. “Potensi yang dimiliki di dua lokasi tersebut sudah diketahui tetapi seberapa besar cadangannya masih dalam penelitian tim teknis,” kata Lilik seperti dikutip dari (www.republika-online).

Ia mengatakan, cadangan batu kapur tersebut disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan semen dan akan ditambang bila produksi semen sudah diatas satu juta ton pertahun.

Dari lokasi tambang di Tiga Gajah Baturaja, PT Semen Baturaja memproduksi 900 ribu ton per tahun dan sebanyak 400 ribu ton dipasarkan di Sumsel sedangkan sisanya 600 ribu ton untuk kebutuhan Sumbagsel, Banten dan Batam.

Jambi Siap Bantu

Gubernur Jambi Hasan Basri Agus dan Bupati Sarolangun Cek Endra berjanji akan membantu fasilitasi PT  Semen Baturaja (Persero) dalam membuka pabrik baru di Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. 

Hal itu dikatakan Hasan Basri Agus dan Bupati Sarolangun Cek Endra disela-sela Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Jambi tahun 2015 di Ruang Mayang Bappeda Jambi, belum lama ini.

Menurut Hasan Basri Agus, kehadiran PT Semen Indonesia dan PT Semen Baturaja di Sarolangun akan berdampak positf dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan serta pembangunan lainnya di Provinsi Jambi.

“Provinsi Jambi bercita-cita ingin membangun seluruh jalan dengan beton. Kondisi struktur tanah di Jambi cenderung labil sehingga dibutuhkan inovasi pembangunan jalan beton. Pembangunan jalan beton sudah dimulai di Jalan Provinsi lintas Muaratembesi-Sarolangun. Hal ini baru permulaan,” katanya.

Sepanjang 398,731 km ruas jalan Provinsi Jambi saat ini dalam kondisi rusak. Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Jambi, panjang jalan provinsi 1.504,929 kilometer. Data ini berdasarkan SK Gubernur Jambi No 567/Kep Gub/DPU/2012. 

Panjang tersebut mencakup jalan yang ada di 10 kabupaten/kota yang ada dalam Provinsi Jambi, Mulai dari Kota Jambi sampai ke Kabupaten Kerinci. Kondisi jalan provinsi ini saat ini dikategorikan empat. 

Pertama, untuk kategori baik sepanjang 581,085 km atau 38 persen, untuk kategori sedang 525,115 km atau 34 persen, untuk kategori rusak ringan 272,303 km atau 18 persen, dan untuk kategori rusak berat 126,428 km atau 8 persen. Kondisi jalan yang dalam kondisi bagus saat ini sepanjang ± 1.100 km atau 73,505 persen. 

Hasan Basri Agus berharap, melalui PT Semen Indonesia atau perusahaan lainnya bisa berpartisipasi berinvestasi lebih bayak lagi di Sumatera, khususnya di wilayah Provinsi Jambi. (*/lee)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar