KABUT: Kabut asap kebakaran lahan dan hutan yang
sudah lebih dua bulan menyelimuti Kota Jambi dan beberapa kabupaten di Provinsi
Jambi semakin meresahkan. Tampak Kota Jambi diselimuti kabut asap tebal, Kamis
(9/10). FOTO EDWIN EKA PUTRA/HARIAN JAMBI.
Sekolah Negeri Belum Diliburkan
Jambi-Akibat kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan di
Provinsi Jambi yang melanda Kota Jambi dan sekitranya tiga pekan terakhir,
Gubernur Jambi Hasan Basri Agus dan Walikota Jambi Syarif Fasya mengintruksikan
Dinas Pendidikan setempat meliburkan Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Taman Kanak-kanak (TK) di Kota Jambi.
Sekolah TK, SD Xaverius 1 dan 2 Kota Jambi langsung
menyikapi instruksi Gubernur Jambi dan Walikota Jambi tersebut. Mulai
Jumat-Sabtu (10-11 Oktober) TK, SD Xaverius 1 dan 2 Jambi diliburkan pihak
sekolah karena kondisi udara tak sehat lagi.
Sebelumnya TK Xaverius 2 Jambi Rabu-Kamis (1-2 Oktober 2014)
lalu telah meliburkan aktifitas belajar mengajar PAUD dan TK.
Lisbet Sinaga (34) orang tua dari Mose (SD Xaverius 2 Jambi)
dan Ezer Twopama M, murid TK A Xaverius 2 Kota Jambi, Kamis (9/10) telah
menerima surat pemberitahuan dari pihak Sekolah TK Xaverius 2 Kota Jambi
terkait dengan libur sekolah PAUD Jumat-Sabtu akibat kabut asap di Kota
Jambi.
Menunut Kepala Sekolah SD Xaverius 2 Jambi, R Lianson
SPd, kebijakan meliburkan aktifitas belajar mengajar di Sekolah Xaverius 2
Jambi karena dampak kabut asap yang menyebabkan udara tak sehat, khususnya bagi
anak-anak.
Kebijakan ini juga sesuai himbauan Gubernur Jambi Hasan
Basri Agus dan Walikota Jambi Syarif Fasya lewat media massa. “Kita melihat
udara Kota Jambi tak sehat lagi akibat kabut asap selama tiga pekan terakhir.
Hal ini justru berimbas pada anak-anak. Sehingga kita mengambil kebijakan untuk
meliburkan sekolah,” katanya.
Namun lain halnya dengan sekolah dasar negeri di Kota Jambi.
Misalnya di SDN 74 Jelutung Kota Jambi. Sekolah itu tetap melakukan aktifitas
belajar seperti biasa meski udara jambi diselimuti kabut asap.
“Anak saya tetap sekolah besok (Jumat-red). Belum ada surat
pemberitahuan dari pihak sekolah. Padahal kabut asap sudah mengganggu
pernafasan bagi anak-anak. Ngak tahu kenapa sekolah dasar negeri tak
diliburkan,” ujar Ayu Lia, warga Kebun Handil, Kecamatan Jelutung Kota Jambi
kepada Harian Jambi, Kamis (9/10).
Sementara Ketua TP PKK Kota Jambi Istri Walikota Jambi
membagikan masker kepada Murid SD 177-IV Kota Jambi, Selasa 30 September 2014.
Hal ini untuk mengantisipasi dampak kabut asap yang melanda udara Kota Jambi
sepekan terakhir.
Sementara itu, asap kebakaran lahan dan hutan yang sudah
lebih dua bulan menyelimuti Kota Jambi dan beberapa kabupaten di Provinsi Jambi
semakin meresahkan. Keresahan muncul bukan hanya akibat kekacauan jadwal
penerbangan di Bandara Sultan Thaha Syaifuddin (STS) Kota Jambi dan nyaris
lumpuhnya transportasi sungai di Jambi, bencana asap juga sangat mengganggu
kesehatan.
Terganggunya kesehatan warga akibat asap terbukti dari
tingginya penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Jumlah penderita
ISPA di Kota Jambi selama bencana asap Agustus–Oktober misalnya mencapai
belasan ribu orang. Sedangkan di Kabupaten Muarojambi, penderita ISPA akibat
asap selama dua bulan ini mencapai 6.318 orang.
Kendati bencana asap telah menimbulkan banyak persoalan di
tengah masyarakat, khususnya persoalan transportasi udara, sungai dan masalah
kesehatan, namun belum ada tampak upaya serius pemerintah daerah dan pusat
menanggulangi bencana asap di Jambi dan provinsi lain seperti Sumatera Selatan.
Hal itu nampak dari masih terjadinya bencana asap di Jambi hingga pekan kedua
Oktober ini.
Bencana asap tersebut tak teratasi disebabkan kurangnya
kesigapan dan ketegasan aparat instansi terkait di Jambi dan Sumatera Selatan
mencegah dan menanggulangi kebakaran lahan dan hutan. Kasus–kasus pembakaran
lahan dan hutan masih tetap terjadi kendati Jambi dan Sumatera Selatan sudah
hampir dua bulan diselimuti asap.
Di Jambi sendiri kasus pembakaran lahan dan hutan masih
tetap terjadi kendati pihak pemerintah daerah di Jambi berkali-kali menuding
bahwa sumber asap di Jambi berasal dari Sumatera Selatan. Bukti adanya
pembakaran lahan dan hutan di Jambi terungkap dari kasus penangkapan pembakar
lahan dan hutan di Kabupaten Sarolangun, Jambi pekan lalu. Kemudian Polda Jambi
juga sudah menangani belasan kasus pembakaran lahan dan hutan.
Asap Berbahaya
Sementara itu, asap yang masih terus menyelimuti Kota Jambi
hingga Rabu (8/10) semakin berbahaya bagi kesehatan. Masalahnya kadar indeks
pencemaran udara (ISPU) di Kota Jambi terus meningkat.
Berdasarkan data yang dihimpun Harian Jambi di Badan
Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Jambi, ISPU di Jambi beberapa pekan
terakhir berada di atas 100 partikel per millimeter (ppm). Bahkan pada hari
Minggu (28/9) lalu, ISPU di Kota Jambi mencapai angka 181 ppm atau paling
tinggi selama asap menyelimuti Jambi satu bulan terakhir. Dengan angka ISPU
tersebut, kualitas udara di Jambi buruk dan masuk kategori tidak sehat.
Bahaya asap terhadap kesehatan tersebut juga diakui petugas
kesehatan di Jambi. Menurut dokter anak di Puskesmas Putri Ayu, Kecamatan
Pasar, Kota Jambi, dr Imat, meningkatnya pencemaran udara atau ISPU menyebabkan
kasus ISPA juga meningkat. Hal ini terbukti dari banyaknya warga yang berobat
ke Puskesmas Putri Ayu selama kemarau dan asap dengan keluhan radang
tenggorokan dan batuk.
Dr Imat mengatakan, jumlah anak-anak yang berobat karena
terserang penyakit ISPA ke puskesmas tersebut sepekan terakhir rata-rata 40
orang/hari. Penderita ISPA yang berobat ke Puskesmas Putriayu tersebut
meningkat hampir 100% dibandingkan hari-hari biasa. Sebagian besar pasien yang
berobat tersebut anak-anak dan lanjut usia.
“Banyak yang berobat dengan keluhan batuk, radang tenggorokan
dan flu ke puskesmas ini selama musim asap. Sepekan ini saja, pasien yang
berobat dengan keluhan batuk rata-rata 40 orang. Namun pasien tidak ada yang
rawat inap, hanya rawat jalan,” paparnya.(lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar