Senin, 11 Agustus 2014

Polemik Belajar Dua Shif Terus Bergulir


Sekolah SMA Xaverius 1 Kota Jambi-Foto Kaharuddin Harian Jambi 
 Kemunduran Kualitas Pendidikan di Kota Jambi

JAMBI-Kebijakan dua shif belajar mengajar di SMAN 2 Kota Jambi dan SMAN 5 Kota Jambi yang kini tengah berlangsung merupakan kemunduran kualitas dunia pendidikan di Kota Jambi. Sekolah Swasta yang selama ini menerapkan belajar dua shif justru akan menerapkan satu shif untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi anak didik.

Sekolah Xavarius 1 Kota Jambi yang selama ini menerapkan sistem dua shif berupaya untuk menerapkan sistem satu shif untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Penerapan kembali satu shif di Xaverius untuk meningkatkan kualitas pendidikan, mengingat padatnya mata pelajaran yang harus diajarkan.


Namun kini yang membuat pertayaan, pihak swata ingin menerapkan sistem single shif, justru sekolah negeri yang ingin menerapkan sistem dua shif hanya dengan alasan tingginya animo masyarakat pada sekolah tertentu tersebut.

Kepala Sekolah Xavarius 1 Kota Jambi Paulus Purnama, Senin (11/8) mengatakan, untuk meningkatkan kualitas pendidikan pihaknya telah lama terpikir untuk menerapkan single shif.

Pihaknya berusaha untuk menerapkan sistem single shif untuk meningkat kan kualitas pendidikan di sekolahnya. “Kita aja berusaha menerapkan single shif," katanya.

Dikatakan, untuk meningkatkan kualitas pendidikan sekolah sehurusnya menerapkan sistem single shif karena pembelajaran disiang hari sangat tidak efektif dilakukan. Karena pada siang hari siswa tidak lagi berkonsentrasi dengan pelajaran.

Hal tersebut terjadi karena telah banyak yang menjadi beban pikiran mereka sebelum masuk kesekolah. “Sebenarnya sistem dua shif dapat menurunkan kualitas pendidikan, dan itu harus dihentikan," katanya.

Dilanjutkan, jika dua shif terus dilakukan oleh Pemerintah Kota Jambi maka kualitas pendidikan akan menurun. Jika alasan penerapan dua shif tersebut untuk membantu masyarakat, siswa limpahan dari sekolah negeri diberikan kepada sekolah swasta karena sekolah swasta merupakan patner pemerintah dalam melaksanakan pendidikan.

Penerapan dua shif tidak perlu dilakukan. “Jika masyarakat terkendala dengan biaya pendidikan, pemerintah bisa saja mengambil kebijakan untuk tetap menggratis siswa meski mereka sekolah di swasta,” katanya.

Pemerintah bisa saja membayar honor guru swasta sehingga pendidikan tetap gratis meski di swasta. “Tidak harus membuka sistem dua shif,” katanya.

Ada banyak dampak negatif dari penerapan sistem dua shif tersebut. Seperti pada proses belajar mengajar. Tidak kondusifnya pembelajaran, adanya pengurang jam pelajaran di setiap mata pelajaran.

Kegiatan ekstra kurikuler yang tidak telaksana. Hal tersebut akan mengurangi kualitas pendidikan, dalam hal ini siswa akan dirugikan karena sedikitnya jam pelajaran. “Sistem dua shif mempunyai beberapa kelemahan sehingga pembelajaran dua shif tidak efektif dilakukan,” katanya.

Sementara Kepala Sekolah SMA Nusantara Jaya Sumantri mengatakan, setelah menjadi kepala sekolah selama 15 tahun dan dalam proses belajar mengajarnya menggunakan sitem dua shif tidak efektif.

Pihaknya berupaya untuk menerapkan sistem single shif. Menurutnya pembelajaran sistem dua shif tidak semestinya dilakukan kerena hal tersebut akan mengurangai kualitas pendidikan.

“Belajar siang itu tidak efektif karena pada jam 1 hingga jam 2 kondisi suhu sangat panas dan mengakibatkan mengantuk,” katanya.

Disebutkan, pembelajaran di waktu pagi sangat efektif kerena pikiran anak masih segar dan belum terkontaminasi dengan keadaan lingkungan. Namun belajar diwaktu siang siswa tidak lagi terfokus dengan pelajaran karena pemikirannya telah terpecah akibat bermain sebelum masuk sekolah.


Hal tersebut akan terus mengganggu pikiran anak tersebut sehingga tidak fokus dalam belajar. “Siswa yang masuk siang sewaktu pagi sebelum sekolah anak-anak biasanya bermain. Setelah bermain anak harus pulang dan sekolah. Pada saat itu kondisi dari anak kan sudah kecapaan, mana efektif untuk belajar," katanya.(KAHARUDDIN/lee)

Tidak ada komentar: