Banyak
cara guna mewujudkan cinta pendidikan bagi anak didik kurang beruntung dalam
ekonomi. Pentingnya pendidikan bagi anak usia didik telah diwujudkan pemerintah
lewat program wajib belajar 12 tahun. Namun pada kenyataannya, kerap pengenalan
budaya lokal luput dari perhatian dunia pendidikan formal tersebut. Pentingnya
pengetahuan tentang sejarah dan budaya lokal pada anak usia didik, kini bisa
diwujudkan dengan pendidikan luar sekolah.
KAHARUDDIN,
Jambi
Namun
demikian, ada harapan baru yang dibuat Sekolah Alam Raya (Saramuja). Saramuja merupakan suatu wadah pendidikan nonformal
yang berdiri pada tahun 2010. Tujuan dari pendirian sekolah ini adalah untuk
mewujudkan sistem pendidikan yang ilmiah, demokratis, gratis serta
mengabdi pada kepentingan rakyat.
Pendiri
Saramuja, Muhktar Hadi mengatakan, Saramuja, Muaro
jambi
merupakan sebuah wadah pendidikan yang bersifat nonformal. Pendirian sekolah
ini didasari atas rasa kepedulian terhadap dunia pendidikan.
Dengan
didirikannya wadah pendidikan ini dengan harapan kedepan bisa menjadi tempat
para generasi muda untuk menambah ilmu pengetahuan atau wawasan. “Kenapa
sekolah alam raya ini saya dirikan karena dari hasil survei kami, ke beberapa
sekolah SD yang ada di Muarojambi ternyata
tidak ada yang mengajarkan tentang sejarah Jambi terutama masalah percandian,”
katanya.
Kata
Muktar Hadi, dirinya takut kalau tidak diajarkan
di SD atau sekolah formal budaya lokal akan hilang. “Makanya saya mendirikan
sekolah alam raya ini,” kata pemuda yang kerap di panggil Borju ini.
Diajarkan
Kebersamaan
Ditambah,
di Sekolah Alam Raya Muarojambi ini, para
peserta didik diarahkan untuk bisa belajar membangun rasa kebersamaan,
melakukan diskusi tentang pelestarian lingkungan, sejarah, budaya dan
pengetahuan umum lainnya.
Selain
secara teori, para peserta didik juga diajak untuk melakukan kegiatan-kegiatan
seperti berkreatifitas, membersihkan lingkungan, dan mengadakan field study. Atas dasar yang diuraikan di atas, pada tanggal 28 Februari
2010 didirikanlah sekolah alam raya dengan pola belajar di luar ruangan.
“Di
saat hari libur, seperti hari Minggu, dengan motto “Semua Orang Itu Guru, Alam
Raya Sekolah Ku. Kita sengaja belajar di alam untuk pengenalan peserta didik
terhadap alam," tambahnya.
Dilanjutkannya, adapun visi dari sekolah alam raya ini adalah. Menjadikan alam raya ini tempat untuk terus belajar guna meningkatan pola pikir serta tindakan yang lebih maju. Dan sekolah alam raya ini mempunyai misi.
Dilanjutkannya, adapun visi dari sekolah alam raya ini adalah. Menjadikan alam raya ini tempat untuk terus belajar guna meningkatan pola pikir serta tindakan yang lebih maju. Dan sekolah alam raya ini mempunyai misi.
Menggalang
dukungan publik untuk peduli terhadap lingkungan hidup melalui wadah pendidikan
nonformal. Memberdayakan masyarakat sebagai tenaga pengajar sehingga
masyarakat bisa saling berbagi pengetahuan.
“Itulah
visi misi kita dalam mendirikan sekolah alam raya ini. Sekolah Alam Raya bertujuan
mendorong generasi muda maupun masyarakat secara umum untuk lebih peduli dalam
menjaga serta melestarikan lingkungan,” ujarnya.
Memberikan
pemahaman kepada peserta didik mengenai sejarah dan kebudayaan baik secara
khusus yang ada di Desa Muarojambi maupun
secara umum. Menggali potensi yang ada pada peserta didik.
Menjadikan
Sekolah Alam Raya Muarojambi sebagai
tempat berkreativitas bagi peserta didik. “Tujuan kita hanya ingin memberikan
pemahaman terhadap budaya Jambi kepada peserta didik dan masyarakat,” ujarnya.
Budaya Jambi dan
Kreativitas
Adapun
program dari Sekolah Alam Raya Muarajambi adalah, Sekolah Alam Raya Muarojambi memiliki program yang berhubungan dengan
sejarah dan seni budaya lingkungan pengembangan potensi dan kreativitas peserta didik.
Sosialisasi
kepada masyarakat. Pelaksanaan progranya, secara kontinyu setiap hari Minggu
diadakan proses pembelajaran bersama peserta didik dengan memberikan materi
pembelajaran khususnya materi mengenai sejarah.
Kemudian
seni budaya dan pengetahuan umum lainnya. “Sekolah Alam Raya tidak ada kenaikan
kelas, tidak ada ujian, dan semua yang ada di dalam nya bisa menjadi guru,”
katanya.
Dalam
pengajaran, pihaknya mempunyai metode
khusus seperti, penyelusuran situs sejarah. guna mengurangi kejenuhan peserta
didik dalam proses belajar Sekolah Alam Raya mengajak para siswa untuk
menyelusuri kawasan situs percandian Muarojambi.
Tujuannya
supaya peserta didik mengetahui tentang keberadaan
kawasan situs percandian Muarojambi. Kemudian meningkatkan
kesadaran peserta didik untuk menjaga dan melestarikan kawasan situs percandian Muarojambi.
“Nama
dari kegiatan ini adalah penyelusuran situs sejarah. Hal itu dilakukan agar
peserta didik tidak jenuh dalam menerima pelajaran,” ujarnya.
Selain
itu pihaknya juga mengajarkan penghijauan dengan mengajarkan penanaman pohon,
dalam pembelajaran ini. Peserta didik terlebih dahulu diberikan materi secara
teori mengenai pelestarian lingkungan.
Setelah
peserta didik memiliki pemahaman tentang pentingnya menjaga lingkungan peserta
didik diajak untuk melakukan penanaman pohon di sekitar kawasan candi dan di
pinggir Sungai Batanghari.
Benteng Hijau
“Kegiatan
ini diberi nama Benteng Hijau untuk Desaku dan
itu sejarah. Selain belajar, kami juga sering melakukan gotong royong bersih
desa. Bersih desa merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengajak seluruh
lapisan masarakat untuk menjaga lingkungan di sekitar desa.
Kegiatan ini dilakukan
dengan membawa bank sampah yang dirancang semenarik mungkin dan dibawa
oleh siswa Saramuja keliling desa. Kegiatan ini diberi tema Desaku Bersih
Sungai Batanghari Bukan Tong Sampah Raksasa,” katanya.(*/lee)
***
Sekolah
Alam Raya Asah Kreativitas Anak Didik
Sekolah
Alam Raya juga mengasah kreativitas anak didik
dengan berbagai kegiatan. Dalam pengembangan potensi dan kreativitas dilakukan secara rutin, Saramuja menggelar satu
event yang diberi nama ajang kreativitas anak negri.
Pada
event ini, peserta didik diajak untuk
berkreativitas dengan mengikuti beberapa perlombaan, seperti lomba
tari daerah, lomba lukis, lomba lagu daerah, dan lainnya.
Selain
itu pihaknya juga sering melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan
menggunakan media. Salah satu media sosialisasi Saramuja yaitu Media Visual
Layar Tancap.
Dengan
mengajak masyarakat untuk nonton bersama. Kegiatan ini diberi nama teater
keliling Saramuja. “Tontonan yang disajikan yaitu hasil dari penggarapan
pengelola Saramuja bersama Sahabat Alam Raya,” ujar pendiri Saramuja, Muhktar Hadi.
Menurut
Muhktar Hadi, film yang putar berhubungan dengan pelestarian kawasan situs
percandian Muarojambi, dokumentasi dari Sekolah Alam Raya Muarojambi, film hiburan yang memiliki nilai pendidikan
dan lainnya.
Sementara
itu, salah satu peserta didik menyebutkan, pendidikan sejarah lokal tidak
pernah diajarkan di sekolah, sehingga banyak yang tidak tau terhadap budaya
lokal seperti seloko adat, dan banyak budaya-budaya daeah yang tidak kita
ketahui.
Menurutnya,
dengan adanya sekolah rimba ini dapat menambah wawasannya dengan sejarah dan
mengenal budaya Muarojambi pada khususnya dan mengenal budaya Jambi pada
umumnya.
“Kami
senang bisa belajar di sekolah rimba, kerena di sekolah kami tidak diajarkan
sejarah tentang candi,” katanya.
Ditambahkannya,
belajar di sekolah alam tidak terlalu mengganggu aktivitas sekolahnya kerena pembelajaran
dilakukan pada hari libur, yaitu hari Minggu. Belajarnya tidak terlalu formal karena belajar di pohon, belajar sambil
bermain begitulah sistem belajar di sekolah alam raya.
“Kami
senang sekolah di alam raya karena waktu belajarnya tidak mengganggu waktu
sekolah kami,” katanya. (khr/lee)
***
Apa Kata
Pengamat soal Pendidikan
Luar Sekolah
Dewan
Pendidikan Provinsi Jambi, Muchtar Latif mengatakan, pendidikan luar sekolah
(PLS) yang ada di Jambi banyak meniru PLS-PLS yang ada di Bogor yang menerapkan
pembelajaran di alam seperti belajar di bawah pohon dengan cara berkelompok.
Namun
saat ini kita belum tahu motif
pendirian pendidikan luar sekolah itu, apakah pendiriannya merupakan swadana
masyarakat untuk memberi pengetahuan terhadap masyarakat, atau ada maksud
tertentu di dalam pelaksanaannya.
“Atau
jangan-jangan pendirian PLS itu hanya untuk mencari bantuan dari luar negeri
seperti ENJO untuk mengeruk kekayaan alam kita,” ujarnya.
PLS
yang ada menurutnya bangus namun jika hal itu disalahgunakan akan menjadi tidak
baik. Dia mengatakan pendidikan
pengenalan alam kepada anak-anak dan masyarakat itu bagus karena dapat menambah
pengetahuan bagi anak-anak yang mengikuti PLS.
Kendati
demikian kita juga harus berhati-hati dalam itu karena kita belum tahu apa motif di balik pendirian
sekolah tersebut. “Jangan menggunakan lembaga untuk mengeruk keuntungan, dengan
mengatasnamakan lembaga pendidikan,” ujarnya.
Dia
menjelaskan, bahwa memberikan edukasi kepada anak-anak tentang bagaimana
menjaga lingkungan, sekitar merupak hal sangat positif.
Dan nantinya bagaimana pendidikan edukasi yang telah diberikan kepada anak-anak
dapat diterapkannya dengan menjaga ketertiban dan menjaga kelestarian alam.
Selain
itu anak-anak juga akan mengetahui betapa pentingnya mengenal sejarah
lokal. “Memang pengenalan budaya lokal perlu dilakukan,
karena jika tidak dilakukan maka banyak anak yang tidak tahu budaya lokal,” ujarnya.
Sementara pengamat pendidikan Jambi, Kasful Anwar
yang juga dosen
IAIN Jambi, mengatakan, pendidikan nonformal bila dikelola dengan baik,
dan fungsi pengawasannya berjalan, maka akan menunjang keterampilan dan SDM baik pelajar, warga,
atau seseorang
itu sendiri.
Pendidikan nonformal pada umumnya bertujuan
menunjang daripada peningkatan mutu pembelajaran, ketrampilan, kepekaan untuk
motivasi semangat belajar dewasa ini. Baik ditingkat peserta didik, maupun
dilingkungan masyarakat
umumnya.
Menurut Kasful Anwar, terkait dengan proses
penunjang pendidikan itu sendiri, pendidikan formal, maupun non formal, tetap
memiliki aturan-aturan yang telah ditetapkan, kesemuanya itu harus saling
memberikan nilai positif.
Seperti halnya pendidikan formal umumnya, pendidikan
luar sekolah juga memiliki perencanaan program yang matang, yang diselaraskan
melalui kurikulum. Dis amping
itu juga ada sarana dan prasarana di dalamnya.
“Pendidikan luar sekolah, nonformal, semestinya betul-betul
dilakukan dan dikelola secara baik dan maksimal oleh pengelola dan yang
terlibat di dalamnya. Di samping
itu juga di dukung oleh masyarakat dan lingkungan sekitar,” ujar Kasful Answar.
(khr/fdi/lee)(HARIAN JAMBI EDISI CETAK PAGI SELASA 25 FEB 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar