Rabu, 06 Agustus 2014

Pendistribusian Buku Kurikulum 2013 Tersendat



 
Soft Copy Buku Panduan
Penerapan Kurikulum 2013 di Jambi Masih Andalkan Soft Copy Buku Panduan

JAMBI - Penerapan Kurikulum 2013 sejatinya telah bisa dilakukan di seluruh sekolah di Jambi. Namun hingga kini, buku kurikulum dari Kemendiknas RI hingga kini belum terdistribusi. Pihak sekolah di Jambi juga kewalahan menerapkan  Kurikulum 2013 kepada siswa karena tak memiliki buku. Sebagai solusinya, guru-guru di sekolah masih mengandalkan soft copy buku panduan Kurikulum 2013.

Dalam menempuh ajaran baru, setiap sekolah diharuskan menggunakan Kurikulum 2013. Karena hal tersebut telah menjadi kewajiban setiap sekolah untuk menerapkannya. Namun hingga kini buku Kurikulum 2013 seperti yang dijanjikan pemerintah belum juga didistribusikan ke sekolah-sekolah.

Kepala Sekolah SMPN 20 Kota Jambi Rafnis Mpd kepada Harian Jambi, Selasa (5/8) mengatakan, pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama (SMPN 20) Kota Jambi telah menerapkan Kurikulum 2013 untuk kelasa 7 dan kelas 8.

Dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 pihak sekolah masih menemui kendala meski kendala yang dihadapi para guru tidak begitu krusial. Namun hal tersebut telah diatasi oleh guru-guru.

“Dibilang tidak ada kendala namun kita terkendala, namun jika dibilang terkendala tidak bigitu signifikan,” ujarnya.


Buku yang akan diberikan kepada anak, dan setiap satu buku dipakai 2 orang siswa. Semua siswa belum mendapat buku satu per satu, dan pada bulan pertama pihak sekolah hanya memfotokopi satu bab.

Menjelang buka aslinya datang. Hal tersebut tidak menjadi kendala bagi guru-guru untuk mengajar keren setiap guru telah deberikan buku panduan satu per satu. “Kalau kendala sepertinya tidak begitu. Karena kita dibantu dengan soft copy buku panduan Kurikulum 2013,” ujarnya.

Guru-guru tidak mengalami kendala dalam penerapan Kurikulum 2013 hanya saja pihaknya belum tahu kapan buku bahan ajar tersebut akan datang dan diantar ke sekolahnya. Untuk melalukukan proses belajar mengajar, guru masih menggunakan soft copy yang telah diberikan oleh Dinas Pendidikan. “Soft copy yang ada difotokopi satu bab yang perkiraannya selesai dalam satu bulan,” katanya.

Menurutnya tidak adalagi alasan guru tidak bisa menerapkan Kurikulum 2013, karena pihak guru telah diberikan fotokopi bahan ajar dan siswa juga telah diberikan fotokopian satu buku untuk dua siswa.

Jadi semua guru bisa mengajar dengan panduan yang telah diberikan kepadanya. “Tidak ada alasan guru tidak bisa menerapkan Kurikulum 2013, karena guru-guru kita telah mengikuti Diklat dan pelatihan Kurikulum 2013," katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan, tidak ada perbedaan yang mendasar dari Kurikulum 2013 dengan Kurikulum 2006, hanya saja dalam Kurikulum 2013 lebih menjuru kepada karater, dan Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 2006.

Namun untuk materinya tidak jauh beda dengan kurikulum yang lama. Yang berbeda hanyalah pendekatan dalam pembelajaran. “Sebenarnya Kurikulum 2013 dengan kurikulum yang lama tidak terlalu berbeda hanya ada beberapa poin saja yang berbeda," katanya.

Kurikulum sekaran pendekatannya lebih ke sentifik. Di sini lebih banyak siswa yang aktif dalam pembelajaran. Misalnya siswa disuruh membaca buku beberapa halaman kemudian didiskusikan, perti mencintai lingkungan pihak guru bisa membawa siswa keluar untuk melihat lingkungan spserti yang ada dalam pelajaran. “Siswa bisa langsung mempraktikkan pelajaran di lapangan,” katanya.

Menurutnya dalam Kurikulum 2013 ada empat kompensi utama yaitu, kompetensi sikap spritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuannya. Kompetensi keterampilannya, hal tersebutlah yang lebih ditekankan dalam Kurikulum 2013.

“Bedanya dengan Kurikulum 2006 adalah dari segi penekanannya pada poin-poin pembelajaran, yaitu lebih kepada pembinaan karakter,” katanya.

Pada Kurikulum 2013 lebih kepada penekanan sikapnya, penerapan pola sosialnya, ketika dua sikap tersebut baik maka siswa akan mempunyai karakter yang baik sesuai dengan konsep kurikulum menciptakan manusia Indonseia seutuhnya yang beriman, bertakwa.

Dengan demikian tujuan pendidikan akan diraih. “Intinya kita sudah siap menerapkan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran," kata kepalah sekolah yang pernah mengajar di SMPN 7 Kota Jambi.

Secara terpisah, Kepala Sekolah SMP dan SMA Yadika Jambi Friston R Sinaga SPd mengatakan, pihaknya kini bingung dalam menerapkan Kurikulum 2013 kepada siswa di sekolahnya. Padahal Sekolah Yadika Jambi merupakan salah satu sekolah swasta di Jambi yang dijadikan sebagai percontohan penerapan Kurikulum 2013 sejak tahun lalu.

Menurut Friston Sinaga, buku kurikulum awalnya dijanjikan Dinas Pendidikan Kota Jambi sudah terdistribusi tahun ajaran baru 2014-2015 atau awal Agustus ini. Namun janji itu belum direalisasikan. “Sampai hari ini buku Kurikulum 2013 yang dijanjikan pemerintah tidak kunjung datang. Mau dibawa kemana pendidikan kita ini,” ujar Friston kecewa. (khr/lee)

Tidak ada komentar: