Penerapan MOS kepada siswa baru di SMA 10 Muarojambi |
Satu Siswa Keluarkan Biaya HIngga Rp 200 Ribu
JAMBI-Masa Orientasi
Siswa (MOS) yang kerap dilakukan kepada siswa-siswa baru ternyata dianggap
hanya pemborosan dana. Bahkan ada sejumlah sekolah menjadikan MOS ini sebagai
modus mencari keuntungan dari orang tua siswa. Setidaknya setiap siswa harus
mengeluarkan uang sebanyak Rp 200 ribu selama MOS berlangsung.
Sajidan, salah
satu orang tua murid di sekolah di Jambi kepada Harian Jambi, Selasa (5/8) mengatakan, dari keterangan beberapa
wali murid kelas satu, pihaknya memprediksikan anggaran MOS tersebut hampir
mencapai Rp 200 ribu guna membeli peralatan untuk persyaratan MOS.
“Saya selaku
orang tua merasa keberatan dengan anggaran MOS sebanyak itu. Padahal tujuan MOS
tersebut hanya untuk pengenalan sekolah, guru-guru, sama kegiatan belajar
mengajar. Jadi kalau anggaran MOS mencapai Rp 200 ribu, hal tersebut
sangat memberatkan. Masa cuma memperkenalkan sekolah sama kegiatan
sekolah dan guru-guru harus menghabiskan uang Rp 200 ribu per siswa,” keluh
Sajidan.
Kata Sajidan,
selama MOS yang dibawa anaknya seperti, Pop Mie 4 buah, ada Beng-Beng 8 buah pada
hari pertama MOS. Kemudian bawa kaos kaki bola 4 warna, ada wafer Tango, ada
buah pir sama topi caping yang dibawa saat mengikuti MOS.
“Selain itu ada Pulpy
Orange, ada permen lolipop. Yang mahal itu kan kaos kaki bola 4 pasang, topi
caping, Pop Mie 4 buah, buah pir, bola plastik yang dijadikan topi. Permen Kis
satu bungkus, empeng, kopi luwak 10 bungkus itu baru untuk hari pertama, kedua
dan seterusnya. Itu kan tidak mendidik dan malah menghambur-hamburkan dana
untuk kegiatan ini," katanya.
Terpisah, Ketua
Panitia MOS SMAN 10 Muarajambi Pramawijaya mengatakan, MOS dilakukan selama 3
hari. MOS adalah masa pengenalan sekolah yang dilakukan oleh pengurus OSIS
untuk memperkenalnkan budaya sekolah kepada semua siswa baru.
“MOS adalah masa
pengenalan seluk-beluk sekolah kepada siswa baru agar siswa dapat mengetahui
seluk-beluk sekolah sebelum masuk sekolah,” katanya.
Pramawijaya dan Juli Efendi |
Dikatakan, yang terlibat
dalam kepanitian MOS di SMAN 10 Muarojambi adalah para guru dan pengurus OSIS.
Sementara guru-guru hanya mengawasi. Sementara yang mententukan apa yang
menjadi perlengkapan MOS adalah dari pihak OSIS tanpa campur tangan guru-guru.
Sementara Ketua
OSIS SMAN 10 Muarojambi Juli Efendi mengatakan, tujuan MOS adalah untuk
mendidik siswa untuk berani serta tampil di depan orang serta belajar kreatif.
Mos juga memperkenalkan lingkungan sekolah, mengenal budaya sekolah, menanamkan
kedisiplinan agar tidak telat datang sekolah.
Dalam MOS ada
beberapa perlengkapan yang harus disiapkan siswa baru seperti, makanan ringan,
gelang kaki, tutup botol, gelang tangan dari sumbu kompor, topi dari bola
plastik, tali pinggang dari tali rafia yang dirumbai-rumbai.
Kemudian kaos
kaki bola kaki sepatu hitam polos. “Setiap siswa baru diharuskan membawa
peralatan yang telah diperintahkan oleh panitia dan jika tidak membawa siswa
tersebut akan dihukum,” katanya.
Tujuan membawa
alat-alat MOS untuk melatih kedisplinan mereka. Dengan mematuhi perintah
panitia maka hal tersebut nantinya dapat mengikuti peraturan yang
diterapkan di sekolah.
Makanan yang dibawa akan dijadikan hadiah dalam perlombaan. “Siswa baru harus mengikuti semua perintah dari panita untuk melatih kedisiplinan mereka sebelum mereka masuk ke sekolah ini,” ujarnya.
Dalam sahari
siswa bisa menghabiskan uang sekitar Rp 75 ribu untuk untuk membeli peralatan
yang diperintahkan oleh panitia. Dalam pembiayaan menurutnya tidak komplain
dari orang tua murid karena pada waktu pendaftaran setiap siswa yang mendaftar
diberikan selebaran berisi peralatan MOS. “Tidak protes dari orang tua siswa
dengan peralatan yang akan gunakan oleh peserta MOS," katanya.
Sementara Pengamat
Pendidikan di Jambi Dr Samsu mengatakan, MOS merupakan tradisi turun temurun
yang dilakukan setiap sekolah setiap menerima siswa baru. “MOS itu sudah ada
sejak dulu. Namun MOS yang sekarang dikemas lebih rapi,” katanya.
Dikatakan, dengan
adanya biaya yang dikeluarkan dalam melakukan MOS, memang tidak ada yang
mengatur. Namun jika memberatkan siswa sebaiknya jangan dilakukan. Karena jika
hanya ingin memperkenalkan kebudayaan sekolah dan guru-guru beserta lingkungan
sekolah tidak perlu mengeluarkan dana yang berlebihan.
“Saya setuju
dengan adanya MOS tapi saya tidak setuju dengan adanya pungutuan dana peralatan
MOS yang memberatkan wali murid," katanya.
Disebutkan, sebaiknya MOS dilakukan dengan cara sederhana saja. Karena orientasi dari MOS tersebut adalah memperkenalkan seluk beluk sekolah kepada siswa baru.
“Saya tidak
setuju dengan adanya aturan dari sekolah yang memberatkan orangtua siswa dalam
hal biaya MOS. Karena orang tua siswa penghasilannya bervariasi dan tidak semua
orang tua siswa merupakan orang yang mampu. Kita kan tahu penghasilan orang tua
siswa berbeda-beda. Jadi kalau bisa jangan membuat aturan untuk memberatkan
orang tua murid," katanya.(KAHARUDDIN,
Jambi/lee)
Anda akan mendapatkan Ramalan angka “super jitu” apabila anda sudah terlebih dahulu : mengirimkan SMS Nama,alamat,pekerjaan,no HP yg bisa dihub, serta sudah men-transfer mahar untuk pembelian alat ritual sesuai kesepakatan.
BalasHapusPembayaran mahar untuk mendapatkan ramalan dari Aki dapat dilakukan melalui Transper ke No rekening
AKI RORO: http://www.dukuntogelakiroro.com
Rekening tanyakan langsung Dengan AKI RORO
Konsultasi lebih lanjut,Hub/SMS :
085 330 001 769