Aktivitas Belajar Sekolah PAUD di Sekolah Xaverius 2 Jelutung Kota Jambi.Foto Asenk Lee Saragih |
PENDIDIKAN
DINI
Jakarta,
Setelah sebelumnya dilakukan di Korea Selatan, kini giliran Indonesia menjadi
tuan
rumah
Konferensi Internasional Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ke-15 atau Pacific
Early
Childhood
Education Research Association (PECERA).
Menurut
data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), jumlah anak Indonesia
mencapai 47,2 juta di tahun 2014. Jumlah tersebut dapat menjadi potensi sumber
daya yang baik jika dipersiapkan sejak dini.
Konferensi
PECERA ini sendiri akan diadakan pada 8-10 Agustus 2014 di Grand Inna Bali
Hotel, Bali. Rencananya konferensi ini akan dihadiri oleh sekitar 500 orang
yang terdiri dari beberapa kementerian dan lembaga terkait anak, peneliti
Indonesia, serta peneliti lain se-Asia Pasifik.
Kepala
BKKBN, Prof dr Fasli Jalal, SpGK, PhD, mengatakan dengan Indonesia menjadi tuan
rumah PECERA, harapannya hasil konferensi dapat menjadi pembelajaran terhadap
pendidikan dan kebijakan terkait anak usia dini.
“PAUD
masih baru di Indonesia. Baru akhir tahun 90-an kita mengenal PAUD. Belum
banyak punya kemampuan, program S1 PAUD masih sedikit," kata Fasli saat
konferensi pers menyambut PECERA di gedung BKKBN, Halim Perdanakusuma, Jakarta
Timur, Rabu (6/8).
Fasli
mengatakan empat pembicara ahli dari Kanada, Amerika Serikat, Singapura, dan
Australia telah dikonfirmasi dapat hadir. Terkait mengapa Indonesia terpilih
menjadi tuan rumah, Fasli sendiri mengaku tidak terlalu tahu.
“Kita
enggak tahu juga, waktu itu kita menawarkan diri saja. Kita nekat saja. dan
setelah dituntun selama 2 tahun oleh kantor pusat PECERA di Seoul, besok
Alhamdulilah kita siap laksanakan," ujar Fasli.
Kualitas Guru
Masih Kurang
Dalam
pendidikan, guru adalah seorang pendidik dan pengajar yang memegang peran
penting
dalam
membimbing murid-muridnya memperoleh ilmu yang dibutuhkan. Terlebih pada PAUD,
peran guru menjadi sangat krusial karena otak anak pada usia itu sangat
sensitif terhadap stimulasi.
Berkaitan
dengan hal tersebut sayangnya guru-guru PAUD di Indonesia belum semuanya
memiliki pengetahuan dan kompetensi yang terstandar.
Menurut
Prof dr Fasli Jalal, mengatakan guru PAUD di Indonesia banyak yang latar belakang
pendidikannya kurang memadai.
"Guru-guru
kita di PAUD sebagian besar itu masih lulusan SMP (Sekolah Menengah Pertama),
SMA (Sekolah Menengah Atas), dan paling-paling ada yang diploma 2. Diploma 2 PG
(Pendidikan Guru) TK, PG PAUD, dan PG SD. Jadi belum begitu dalam lah,"
Kata Fasli.
Menurut
Fasli, seorang guru PAUD sebetulnya diharapkan memiliki ilmu yang cukup
mengenai pendekatan psikologis dan pedagogis dalam mendidik anak.
"Ini
kita masih bermasalah karena sebagian besar guru kita belum S1. Tapi daripada
tidak ada sama sekali, Kemendikbud memberikan pelatihan-pelatihan pada mereka
sambil memberikan
beasiswa,"
ujar Fasli. (dtk/lee)
Aktivitas Belajar Sekolah PAUD di Sekolah Xaverius 2 Jelutung Kota Jambi.Foto Asenk Lee Saragih |
Aktivitas Belajar Sekolah PAUD di Sekolah Xaverius 2 Jelutung Kota Jambi.Foto Asenk Lee Saragih |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar