Jalan Beton di Lintas Timur Sumatera Tepatnya di Belilas Kabupaten Indra Giri Hulu Provinsi Riau. Foto Rosenman Manihuruk |
Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatatat
bahwa pertumbuhan konsumsi semen Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun.
Pertumbuhan itu seiring dengan perkembangan pembangunan permukiman dan
infrastruktur jalan dan jembatan di berbagai daerah, khususnya di wilayah
Sumatera. Gebrakan PT Semen Indonesia sebagai
regulasi semen utama di tanah air sangat dinantikan guna meretas infrastruktur
jalan dan jembatan di Lintas Sumatera yang hingga kini masih menjadi persoalan
serius.
ROSENMAN MANIHURUK, Jambi
“Jalan di Provinsi Jambi ini ibaratkan
permukaan air yang tengah bergelombang. Jalan tampak dari jauh mulus, tapi saat
dilintasi bergelombang. Perbaikan jalan kerap dilakukan setiap tahun, tanpa ada
akhir.Kerap perbaikan jalan dijadikan lahan
proyek setiap tahunnya guna mendapatkan
kucuran dana. Seolah-olah kondisi jalan ini seudah menjadi “lokak” (proyek-red)
oleh instansi tertentu,” begitulah ocehan Poniman Panjaitan, sopir pribadi
Kepala Dinas Provinsi Jambi Ir Bernhard Panjaitan MM saat melintasi Jalan
Lintas Timur Provinsi Jambi tujuan Kota Pekanbaru, Riau belum lama ini bersama
Harian Jambi.
Ocehan Poniman Panjaitan patut saja
menjadi perhatian instansi terkait dengan kondisi jalan Negara Lintas Timur
Sumatera. Kondisi jalan yang kerap rusak dan bergelombang kerap mengancam bahaya
pengguna jalan. Kondisi jalan beraspal (flexible pavement) namun bergelombang,
sering membuat para sopir terjebak.
“Jalannya memang tampak mulus beraspal.
Namun jalan itu bergelombang di sudut kanan kiri bahkan ditengah badan jalan.
Ini yang kerap menjebak para sopir disaat berkendara. Jalan tampak mulus, tapi
bergelombang hingga kedalaman 30 centi meter hingga 40 centimeter,” ujar
Poniman Panjaitan yang mengaku kerap melakukan perjalanan lintas Sumatera dan
jalan di Provinsi Jambi.
Apa yang dikeluhan Poniman Panjaitan,
juga dirasakan M Siahaan, seorang Supir Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) PT
Indah Transport (INTRA) Jurusan Pematang Siantar-Kota Jambi (PP).
Menurut M Siahaan, kondisi jalan Lintas
Timur Sumatera harus menjadi perhatian serius pemerintah. Kondisi jalan Lintas
Timur Sumatera dari Siantar hingga Kota Jambi kondisinya berbeda-beda. Seperti
ada jalan mulus beraspal, namun bergelombang dan ada juga bahu jalan bergeser
karena struktur tanah yang labil.
Apa yang diutarakan Poniman dan M
Siahaan, merupakan potret jalan Lintas Sumatera yang masih terbelakang jika
dibandingkan dengan jalan-jalan di Pulau Jawa. Kini sudah saatnya jalan beraspal
digantikan menjadi jalan beton ( rigit pavement) guna memberikan kenyamanan
berkendara.
“Namun sekarang ini saya sedikit lega
saat membawa mobil ini. Karena jalan dari batas Jambi-Riau hingga Kota
Pekanbaru sudah mulus dengan jalan beton yang dibangun selama tiga tahun
lamanya. Dulu kondisi jalan di jalur itu rusak parah dan berkelanjutan, namun
kini sudah mulus dengan jalan beton,” ujar M Siahaan.
Hal senada juga dirasakan Poniman
Panjaitan, yang mengaku senang dengan kondisi jalan batas Jambi-Riau hingga
Kota Pekanbaru sudah mulus dengan jalan beton. “Kini waktu tempuh Kota
Pekanbaru-Jambi sudah bisa 9 jam, jika sebelumnya bisa hingga 12 jam lebih,”
kata Poniman.
Saatnya
Jalan Aspal Berevolusi Jalan Beton
Kepala Unit Pelaksana
Teknis Dinas Daerah (UPTD) Jasa Konstruksi Dinas PU Provinsi Jambi Ir
Ellyta Mona MT mengatakan, Kementrian Pekerjaan Umum maupun Dinas PU di
Provinsi maupun kabupaten /kota sudah seharusnya membangun jalan Beton (rigit pavement) untuk menggantikan aspal (flexible pavement)
khususnya diwilayah yang jalannya rawan tergenang air ataupun tanah nya labil.
Kenyataannya jalan aspal lebih cepat
rusak dibandingkan dengan jalan beton,
selain menimbulkan biaya tinggi, jalan aspal juga rawan menyebabkan kecelakaan.
Seperti dimusim hujan banyak jalanan yang tergenang air, apalagi drainase yang
ada memang tidak begitu baik, akibat
tergenang air, banyak jalan yang dibuat dengan aspal menjadi rusak.
Hal itu jelas menambah ongkos
pemeliharaan dan berbahaya bagi pengguna jalan. Saat ini harga aspal meningkat
pesat, sehingga membuat harga jalan aspal tidak jauh berbeda dengan jalan
beton, kalau dulu harga jalan beton memang dua kali lipat jalan
aspal, saat ini untuk mendapatkan aspal
agak sulit dan harga dipasaranpun sudah cukup tinggi, sehingga kadang kadang
harganya malah mahal.
Karena itulah perbedaan harga yang tidak
terlalu besar, prediksi harga sekarang
hanya sekitar 20 persen. Dengan perbedaan yang sekitar 20 persen ini maka
jalan beton lebih ekonomis, dibandingkan dengan aspal. Hal ini karena
jalan beton tidak memerlukan pemeliharaan seperti halnya jalan aspal .
Jalan
Semen Portland
Perkerasan jalan beton semen Portland atau lebih sering disebut
perkerasan kaku atau juga disebut rigid pavement, terdiri dari pelat beton
semen Portland dan lapisan pondasi (bisa juga tidak ada) diatas tanah dasar.
Perkerasan beton yang kaku dan memiliki
modulus elastisitas yang tinggi, akan mendistribusikan beban terhadap bidang
area tanah yang cukup luas, sehingga bagian terbesar dari kapasitas struktur
perkerasan diperoleh dari slab beton sendiri.
Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur
dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari lapisan-lapisan tebal pondasi bawah,
pondasi dan lapisan permukaan. Karena yang paling penting adalah mengetahui
kapasitas struktur yang menanggung beban.
Maka faktor yang paling diperhatikan
dalam perancangan perkerasan jalan beton semen Portland adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya beragam kekuatan
dari tanah dasar dan atau pondasi hanya berpengaruh kecil terhadap kapasitas
structural perkerasannya (tebal pelat betonnya), tetapi untuk desain badan
jalan (tanah dasar) perlu kajian geoteknik tersendiri jika ditemukan
klasifikasi tanah yang masuk kategori tidak baik sebagai tanah dasar.
Lapisan pondasi atau kadang-kadang juga
dianggap sebagai lapisan pondasi bawah jika digunakan dibawah perkerasan beton
karena beberapa pertimbangan yaitu untuk kendali terhadap kembang-susut yang
terjadi pada tanah dasar, untuk mempercepat pekerjaan konstruksi, serta menjaga
kerataan dasar dari pelat beton, (Sumber: http://www.pasirputih-jbi.com) .
Kebutuhan
Semen Naik
Kini sudah saatnya jalan aspal berevolusi
jadi jalan beton dengan dukungan PT Semen Indonesia. Menteri Perindustrian MS
Hidayat mengatakan kebutuhan semen secara nasional akan meningkat 8 sampai 10
persen pada tahun 2014 atau sebesar 64 juta ton. Pada tahun 2012, kebutuhan
semen nasional 54,9 juta ton dan tahun tahun 2013 sebesar 58,5 juta ton atau
meningkat 6 persen.
“Untuk itu sangat diperlukan peningkatan
unit produksi dan optimalisasi produksi,” kata MS Hidayat saat peresmian semen
Bosowa Line II di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Sabtu 21 Desember 2013,
(Sumber: http://www.tempo.co).
Dia mengatakan, pengembangan industri
semen masih sangat prospektif. Sehingga pemerintah terus membuka peluang bagi
investor untuk mendirikan perusahaan semen di pulau Jawa, Kalimantan, dan
Papua. Pemerintah juga telah berupaya melindungi perusahaan semen dalam negeri
agar tidak dikalahkan semen dari luar negeri. "Dengan mengeluarkan aturan
larangan impor semen," kata Hidayat.
Untuk kawasan timur Indonesia, kebutuhan
semen akan meningkat karena pemerintah telah membentuk unit percepatan
pembangunan Papua dan Papua Barat. Akan banyak infrastruktur yang dibutuhkan
oleh provinsi di Timur Indonesia ini. “Kami berharap kemajuan industri tetap
menjaga kemanan dan kelestarian lingkungan hidup," kata Hidayat.
Presiden Direktur Bosowa Grup Erwin Aksa
menyambut baik larangan impor semen. Karena akan mengurangi defisit neraca
perdagangan akibat impor. Aturan ini juga sangat efektif karena perusahaan
semen dalam negeri memiliki bahan baku yang melimpah. "Kami juga mampu
produksi dalam jumlah banyak,” kata Erwin.
Erwin mengatakan, Bosowa telah menambah
investasi Rp 1,1 triliun untuk meningkatkan produksi semen Bosowa Maros. Semen
Bosowa akan meningkatkan produksi klinker dari 5.500 menjadi 7.200 ton per
hari. Dengan beroperasinya penggilingan semen bosowa line II itu, kemampuan
produksi semen Bosowa Maros akan bertambah 1,8 juta ton. “Sehingga nantinya
Bosowa Maros akan memproduksi 4 juta ton semen per tahun," katanya.
Dengan tambahan ini, total produksi
semen Bosowa menjadi 5,2 juta ton per tahun. Produksi ini berasal dari pabrik
semen milik Bosowa di Maros, Batam, dan Kepulauan Riau. “Sebagai satu-satunya
perusahaan swasta nasional, kontribusi semen Bosowa sekitar 8 persen secara
nasional. Dan 20 persen di Indonesia timur," katanya.
Pada tahun 2017, semen Bosowa
menargetkan bisa memenuhi 20 persen pasar semen nasional. Untuk itu Bosowa
sementara melakukan pembangunan pabrik baru di Cilegon-Banten, Rembang-Jawa
Tengah, dan Banyuwangi-Jawa Timur. “Produksi semen ini untuk memenuhi kebutuhan
pembangunan infrastruktur di daerah yang masih tertinggal," kata Erwin.
Properti
Dorong Konsumsi Semen
Ketua Asosiasi Semen Indonesia, Widodo
Santoso, mengatakan, kesadaran untuk memiliki rumah diyakini menjadi salah satu
faktor pendorong meningkatnya konsumsi semen. Faktor pendorong lainnya, lanjut
Widodo, adalah pertumbuhan infrastruktur.
“Pada periode Januari hingga Juni 2012,
total konsumsi semen dalam negeri diperkirakan mencapai angka 26 juta ton.
Tahun lalu total konsumsi di pasar domestik sebesar 47,99 juta ton,"
ungkapnya di Jakarta seperti dikutip dari (http://www.kemenperin.go.id).
Menurut Widodo Santoso, Pulau Jawa masih
menjadi pangsa pasar terbesar konsumsi semen nasional, yaitu sebesar 55,2 %.
Sumatera menjadi pangsa pasar terbesar kedua, yaitu sebesar 23 %, disusul
Sulawesi dan Kalimantan dengan angka 7 %. Widodo memperkirakan total konsumsi
semen dalam negeri akan meningkat menjadi 54 juta ton tahun ini.
Widodo menuturkan konsumsi semen per
kapita Indonesia terus tumbuh dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Pada 2007
konsumsi semen per kapita sebesar 141 kilogram. Angka ini melonjak menjadi 200
kilogram per kapita pada 2011.
Adapun konsumsi semen per kapita
Indonesia menjadi yang ketiga terbesar di Asia setelah Cina dan India. Namun,
jika dibandingkan dengan dua negara itu, konsumsi semen per kapita Indonesia
masih tertinggal jauh, yaitu China sebesar 1.348 kilogram dan 1.201 kilogram
per kapita.
Produsen semen akan fokus pada konsumsi
dalam negeri. Menurut Widodo, pihaknya akan tetap memprioritaskan konsumsi
dalam negeri sebelum melakukan ekspor. Dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi,
dia optimistis dengan pertumbuhan konsumsi semen nasional. Kami tak (melakukan)
ekspor sebelum dalam negeri aman," kata dia.
Direktur Jenderal Berbasis Industri
Manufaktur Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto, menyatakan Indonesia
memiliki sembilan produsen semen yang berbasis di Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Produsen ini masih sanggup memenuhi kebutuhan
domestik Indonesia.
Kerangka Master Plan Percepatan dan
Perluasan Ekonomi Indonesia, khususnya pembangunan di luar Jawa, akan
berpengaruh pada kebutuhan semen. Dia menyatakan industri semen nasional harus
bisa memastikan kebutuhan ini akan terpenuhi.
Selain itu dia juga berjanji bahwa
pemerintah akan terus mendorong sejumlah kebijakan untuk meningkatkan
pertumbuhan industri semen nasional. "Misalnya memberikan insentif untuk
pembangunan di wilayah tertentu," kata Panggah.
Pabrik
Baru di Sarolangun
PT Semen Baturaja Tbk menyiapkan
investasi pabrik baru di Sarolangun, Jambi dengan kapasitas produksi bisa
mencapai 1,85 juta ton per tahun dengan cadangan batu kapur mencapai 100 tahun
operasi.
Proyek pabrik baru ini masih dalam tahap
pembebasan lahan dengan proyeksi sudah bisa mulai dibangun pada 2015 sejalan
dengan pembangunan pabrik Baturaja II.
Sekretaris Perusahaan PT Semen Baturaja
Tbk Zulfikri Subli mengatakan desain proyek di Sorolangun itu masih disiapkan
sambil melakukan pembebasan lahan untuk pabriknya.
“Yang di Jambi ini cukup besar cadang
bukit kapurnya yang kami temukan. Cukup untuk produksi 100 tahun dengan
kapasitas pabrik bisa sama dengan pabrik Baturaja II yang diproses
pembangunannya. Kalau bisa begitu Baturaja II sudah jalan pembangunannya,
pabrik di Sarolangun juga bisa dimulai," katan Zulfikri Subli seperti
dikutip dari (http://news.bisnis.com).
Mengacu kepada proyek pabrik Baturaja II
yang diperkirakan sama kapasitasnya dengan yang di Jambi itu, diketahui nilai
investasinya mencapai Rp2,5 triliun. Kalau kebutuhan dana untuk Baturaja II
didapatkan antara lain terdiri dari kas internal Rp1 triliun, Rp1 triliun dari
initial public offering (IPO), dan Rp500 miliar dari kredit perbankan, maka
proyek pabrik Sarolangun diupayakan dari rights issue, obligasi dan pinjaman
dari kreditur.
Cadangan
Bahan Baku di Jambi
Sementara Direktur Teknik PT Semen
Baturaja (Persero), Ir Lilik Rudianto mengatakan, perusahaannya menyiapkan
cadangan bahan baku semen di Jambi dan Padang Windu Baturaja, Sumsel untuk
mengantisipasi kebutuhan di masa depan.
Cadangan tersebut belum diketahui
besarnya karena masih dalam penelitian tim teknis PT Semen Baturaja tetapi
diperkirakan bisa meningkatkan produksi ratusan ribu ton pertahun. “Potensi
yang dimiliki di dua lokasi tersebut sudah diketahui tetapi seberapa besar
cadangannya masih dalam penelitian tim teknis,” kata Lilik seperti dikutip dari
(www.republika-online).
Ia mengatakan, cadangan batu kapur
tersebut disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan semen dan akan
ditambang bila produksi semen sudah diatas satu juta ton pertahun.
Dari lokasi tambang di Tiga Gajah
Baturaja, PT Semen Baturaja memproduksi 900 ribu ton per tahun dan sebanyak 400
ribu ton dipasarkan di Sumsel sedangkan sisanya 600 ribu ton untuk kebutuhan
Sumbagsel, Banten dan Batam.
Jambi
Siap Bantu
Gubernur Jambi Hasan Basri Agus dan
Bupati Sarolangun Cek Endra berjanji akan membantu fasilitasi PT Semen Baturaja (Persero) dalam membuka pabrik
baru di Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.
Hal itu dikatakan
Hasan Basri Agus dan Bupati Sarolangun Cek Endra disela-sela Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pembangunan
Daerah (RKPD) Provinsi Jambi tahun 2015 di Ruang Mayang Bappeda Jambi,
Kamis (27/3/2014).
Musrenbang itu
dibuka oleh Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas,
Lukita Dinarsyah Tuwo. Musrenbang RKPD ini dihadiri oleh Gubernur Jambi Hasan
Basri Agus (HBA), Wamen PPN dan seluruh bupati/walikota dan SKPD.
Menurut Hasan Basri Agus, kehadiran PT
Semen Indonesia dan PT Semen Baturaja di Sarolangun akan berdampak positf dalam
meningkatkan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan serta pembangunan
lainnya di Provinsi Jambi.
“Provinsi Jambi bercita-cita ingin
membangun seluruh jalan dengan beton. Kondisi struktur tanah di Jambi cenderung
labil sehingga dibutuhkan inovasi pembangunan jalan beton. Pembangunan jalan
beton sudah dimulai di Jalan Provinsi lintas Muaratembesi-Sarolangun. Hal ini
baru permulaan,” katanya.
Disebutkan, jalan raya lintas Sumatera dengan total panjang jalan 2.508,5 km
yang membentang dari Utara sampai Selatan Pulau Sumatera sudah saatnya jalan beton. Jalan lintas Sumatera mulai dari Banda Aceh,
Nanggroe Aceh Darussalam sampai ke
Pelabuhan Bakauheni,
Provinsi
Lampung.
Sepanjang 398,731 km ruas jalan
Provinsi Jambi saat ini dalam kondisi rusak. Berdasarkan data Dinas Pekerjaan
Umum (PU) Provinsi Jambi, panjang jalan provinsi 1.504,929 kilometer. Data ini
berdasarkan SK Gubernur Jambi No 567/Kep Gub/DPU/2012.
Panjang tersebut mencakup jalan
yang ada di 10 kabupaten/kota yang ada dalam Provinsi Jambi, Mulai dari Kota
Jambi sampai ke Kabupaten Kerinci. Kondisi jalan provinsi ini saat ini
dikategorikan empat.
Pertama, untuk kategori baik
sepanjang 581,085 km atau 38 persen, untuk kategori sedang 525,115 km atau 34
persen, untuk kategori rusak ringan 272,303 km atau 18 persen, dan untuk
kategori rusak berat 126,428 km atau 8 persen. Kondisi jalan yang dalam kondisi
bagus saat ini sepanjang ± 1.100 km atau 73,505 persen.
Hasan Basri Agus berharap, melalui PT
Semen Indonesia atau perusahaan lainnya bisa berpartisipasi berinvestasi lebih
bayak lagi di Sumatera, khususnya di wilayah Provinsi Jambi.
Tuan
di Negeri Sendiri
Menjadi kebanggaan bermakna semakin
besar tanggung jawab yang harus kita jalankan. Setelah menjadi Semen Indonesia,
terbesar se Asia Tenggara dan menjadi BUMN pertama yang berstatus multinational
company, selanjutnya prestasi apa yang akan kita torehkan.
Kalimat tersebut adalah kutipan sambutan
Direktur Utama PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk pada upacara peringatan HUT
Pabrik Semen Indonesia ke 56 dan HUT Kemerdekaan RI ke 68, tanggal 17 Agustus
2013 di Gresik, (Sumber: http://www.semenindonesia.com) .
PT Semen Indonesia yang sebelumnya
adalah PT Semen Gresik telah berusia 56 tahun semenjak didirikan tahun 1957
dengan kapasitas 250.000 ton/tahun dengan salah satu tugas utama adalah
menyediakan kebutuhan semen untuk menopang pembangunan dimasa itu.
Selama kurun perjalanan tersebut
perusahaan berkembang dengan pesat dan saat ini memiliki kapasitas 30 juta
ton/tahun atau meningkat 11.900 persen dari kapasitas awal. Perusahaan saat ini
memiliki 4 pabrik semen yang menyebar pada berbagai lokasi strategis yaitu di
pulau Jawa, pulau Sumatera, pulau Sulawesi dan Vietnam.
Sekarang Semen Indonesia telah menjadi
perusahaan terbesar di Asia Tenggara dari sisi kapasitas dengan mengalahkan
Siam Cement. Melihat strategi pengembangan Semen Indonesia untuk senantiasa
meningkatkan kapasitas melalui pertumbuhan organik dengan perluasan pabrik dan
pertumbuhan anorganik dengan akuisisi perusahaan semen, serta telah dimulainya
proses pembangunan pabrik di Rembang dan Padang, maka peringkat sebagai
perusahaan terbesar di Asia Tenggara akan tetap ada di genggaman PT Semen
Indonesia dalam beberapa tahun kedepan.
Dari sisi kinerja di pasar domestik
pertumbuhan penjualan Semen Indonesia diatas rata-rata nasional. Sesuai dengan
data penjualan dari Asosiasi Semen Indoensia sampai bulan Juli 2013, penjualan
Semen Indonesia Group untuk domestik tumbuh 17 persen mencapai sekitar 14,37
juta ton dibandingkan sebelumnya sekitar 12,28 juta ton. Pertumbuhan pasar
domestik Semen Indonesia jauh diatas rata-rata nasional yang sebesar 7 persen.
Berbagai keunggulan komparatif yang
Semen Indonesia miliki tidak akan berarti jika tidak memiliki sumber daya
manusia yang memadai, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas.
Ekspansi perseroan ke Myanmar dan
Bangladesh tentu juga membutuhkan SDM yang berkualitas. Kemampuan SDM
perusahaan yang luar biasa dengan kemampuannya membangun pabrik Semen Tuban IV
dan Semen Tonasa V secara swakelola menunjukkan SDM yang mumpuni, dan akan
menjadi salah satu faktor bagi perseroan untuk memenangkan persaingan.
Oleh karena itu “Semen Indonesia Center
of The CHAMPS” yang telah dilaunching pada acara Semen Indonesia Award on
Innovation 2012 tanggal 7 Maret 2013 akan menjadi salah satu program utama
perseroan yang memproses segala keunggulan yang dimiliki perseroan yang pada
akhirnya mampu meningkatkan kinerja perusahaan dan pertumbuhan yang
berkelanjutan.
Keunggulan lain yang dimiliki Semen
Indonesia adalah budaya inovasi yang sudah berakar dan menjadi DNA setiap
karyawannya. Semakin besarnya jumlah inovasi dan penghematan inovasi yang
dihasilkan setiap tahun tentu membuka mata kita bahwa masih ada ruang yang dapat
dilakukan melalui inovasi untuk meningkatkan daya saing perusahaan.
Secara kumulatif selama 4 tahun mulai
2009 sampai 2012 potensi penerapan inovasi akan mampu memberikan penghematan
biaya operasional mencapai sekitar Rp 1,884 triliun.
(Tulisan Ini Sudah Dilombakan di Panitia Lomba Karya Tulis & Foto Jusnalistik ADICIPTA MEDIATAMA 2014). Namun Tidak Dapat Nominasi.
ID CARD HARIAN JAMBI |
HARIAN JAMBI EDISI JUMAT 4 APRIL 2014 |
Pemenang Lomba Adicipta Media Tama Semen Indonesia 2013-2014 sebagai berikut :
Kategori Karya Tulis JurnalistikJuara I | Herdiyan |
Juara II | Eko Yudiono |
Juara III | Corry Olifia |
Harapan I | Erik Purnama |
Harapan 2 | Ade Kurniawan |
Harapan 3 | Martina Prianti |
Kategori Karya Foto Jurnalistik
Juara I | Mokhamad Zubaidillah |
Juara II | Wahyu Sulistyawan |
Juara III | Yudhy Dwi Anggorao |
Harapan I | Bahauddin Raja Baso |
Harapan 2 | Cipnal Muchlip P |
Harapan 3 | Burhan Aris Nugraha/ |
Kategori Karya Tulis Akademisi
Juara I | Wahyu Kuncoro |
Juara II |
Dinar Ratih Tanjungsari & Vika Rosmala Maninda |
Juara III | Renwi Noviantin |
Harapan I | Reski Deswinta |
Harapan 2 | Rizky Thaariqi Cahya Putra |
Harapan 3 | Sri Mona Nurhastuti |
PEMENANG LOMBA JURNALIS (http://www.semenindonesia.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar