Halaman

Selasa, 29 April 2014

UN Menghasilkan Generasi Pembohong



Dr Fadilah Husain Mpd
Ujian Nasional (UN) seharusnya tidak dilakukan lagi karena tidak sesuai dengan tujuannya  apa yang dinginkan. Jika hal tersebut terus dilakukan maka pendidikan tidak akan melahirkan anak-anak berkarakter. Karena UN  dianggap bertolak belakang dengan Kurikulum 2013. Jika UN tetap dilakukan, maka akan menimbulkan gerasi pembohong. Karena banyak sekali kebohongan dalam pelaksanaan UN itu.

Hal itu dikatakan pengamat pendidikan Dr Fadilah Husain Mpd. Dia menambahkan,  hal tersebut bertolak belakang dengan pemerintah untuk membangun karakter dan bertentangan dengan Kurikulum 2013 yang bercirikan membangun karakter. 

Tapi coba lihat ujian nasional jika ingin
jujur silahkan dari Sabang sampe Merauke yang menurutnya menimbulkan pertanyaan. Apakah pelaksanaan UN itu terjamin bahwa apa yang didapatkan sesuai proses yang telah dilakukannya.

“Seharusnya ada sebuah sistem yang mengatur untuk ukuran standar pendidikan sehingga hasil dari pendidikan melahirkan manusia yang bekarakter,” katanya.

Dia melanjutkan, yang tidak benar dalam ujian nasional adalah cara pelaksanaanya yang kurang bagus karena setiap sekolah dituntun untuk lulus hingga ahirnya mengikuti kebijakan UN dan setiap sekolah-sekolah yang ada di provinsi harus lulus. 

Seperti pihak dinas menekan kepala sekolah, kepala sekolah mekan guru, dan guru menekan siswa. “Jadi UN itu yang paling menderita itu siswa, karena tekanan harus lulus,” katanya.

Dari apa yang diamati selama ini, berkaca dari ujian nasional tingkat SMA sederajat tidak ada pelaksanaan yang jujur hal itu diakibatkan adanya tuntutan siswa harus lulus. Menurutnya kenapa yang menguji itu sifatnya sentral padahal seharusnya pendidikan itu desentralisasi.

Biarkan orang daerah yang menentukan dan memberikan kepercaan kepada pihak sekolah dan guru untuk memberi penilaian. “Seharusnya sekolah yang berperan penting untuk mendidiknya dan mereka juga yang mengujinya,” kata Dr Fadilah Husain Mpd.

Sementara menurut Dosen Psikologi IAIN STS Jambi, Mas Suhartono mengatakan, UN dapat memberikan dampak yang baik maupun dampak buruk pada psikologi siswa. Tentu yang menjadi masalah adalah dampak buruk atau negatifnya. 

Salah satu dampak negatif tersebut adalah dapat menimbulkan kecemasan dan ketakutan yang bermuara pada tingginya tingkat stres pada siswa. Sehingga anak tidak konsen dalam menjawab soal ujian, karena ketakutan-ketakutan yang selalu menghantunya.

“Gejala ini disebabkan karena adanya kekhawatiran tidak lulus. Hal itu membuat siswa merasa malu, minder,  mengecewakan orang tua dan sekolah,” katanya.

Dia menambahkan, kecemasan dan ketakutan ini dapat membuat fisik dan psikologis siswa terganggu sehingga konsentrasi pada ujian ikut terganggu pula. Selain mengalami gangguan kecemasan dan ketakutan yang bermuara pada depresi.

“Jika hal telah menimpa siswa  otomatis mengganggu konsentrasi siswa pada saat ujian. UN lebih berdampak  pada masa depan siswa  apa bila  pada saat anak tidak lulus,” katanya.

Persiapan SMP N 11 Kota Jambi 

Kini berbagai cara yang dilakukan pihak SMP N 11 Kota Jambi dalam mencapai lulus ujian 100 persen. Seperti sekolah SMP sederjat lainnya, SMP N 11 Kota Jambi juga telah mempersiapkan siswa dan dulunya untuk menempuh UN yang akan dilaksanakan pada tanggal 5 Mei mendatang. 

Telah banyak yang telah dipersiapkan oleh pihak SMP N 11 Kota Jambi dalam mempersiapkan mental siswanya untuk mengahadapi UN nantinya.

Kepala Sekeloah SMP N 11 Kota Jambi Yonedi SPd MPd mengatakan, persiapan yang telah dilakukan dalam menempuh UN mendatang adalah mempersiapkan siswa dalam segi mental untuk menghadapi UN. 

Dalam mempersiapkan UN telah lama dilakukan seperti mempersiapkan guru-gurunya dalam artian guru-guru yang mengajar mata pelajaran yang akan diujikan harus bekerja ekstra untuk memberikan pelajaran tambahan kepada siswanya.

“Telah banyak yang kita persiapkan untuk menempuh UN ini salah satunya memerintahkan guru bidang studi yang diujiankan memberi pelajaran tambahan kepada siswanya," katanya.

Dia menambahkan, untuk saat ini siswa nya telah siap melakukan melaksanakan UN kerena telah banyak upaya yang dilakukannya untuk mencapai target lulus seratus persen. Seperti  dengan cara mempersiapkan siswanya dengan melakukan tryout yang bertujuan agar siswa terbiasa dengan soal-soal nantinya. 

Selain itu pihaknya juga mengajak siswa siswinya untuk melakukan Do'a bersama setiap hari Jum'at setelah membaca Yasin dan Tahlil. “Untuk kelancaran ujian nanti kita melakukan Do'a bersama setiap hari Jum'at, namun untuk kelas 9 ada khusus yang dibacakan," katanya.

Dia melanjutkan, dalam menempuh ujian nasional pihaknya juga menghimbau kepada siswanya agar tetap mengulangi pelajaran di rumah dan memahami soal-soal tryout yang telah dilakukan di sekolah.
Dia juga menghimbau kepada siswanya agar tidak lagi banyak berada di luar sekolah pada waktu malam hari karena hal tersebut akan mempengaruhi kondisi fisiknya. 

“Kita mengimbau siswa agar mereka terus belajar di rumah dan mendalami soal-soal tryout yang sudah pernah diberikan. Dan kami juga meminta agar siswa mengurangi waktu bermainnya terutama pada waktu malam hari,” ujarnya.

Selain itu pihaknya juga memberi imbauan kepada orang tua agar mengawasi anak-anak dan terus memberikan motivasi kepada anak agar anak tidak takut dalam menghadapi ujian nasional.
Pihaknya pun selelu memberikan masukan-masukan yang membangun dan selalu memberikan motivasi kepada para siswanya agar siswanya tidak merasa takut atau was-was dalam menghadapi UN nanti.

“Kita juga meminta kepada orang tua agar dapat berkerja sama dengan kita untuk sama-sama memberi motivasi terhadap anak dan siswa kita," katanya.

Pada tahun ini jumlah siswa yang mengikuti UN di SMP N 11 Kota Jambi berjumlah 308 siswa dari 16 lokal kelas 9. Pihaknya agar semua siswanya lulus semua dan mendapatkan nilai yang terbaik.

Mendapatkan nilai yang tinggi sehingga jika ingin melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi dapat masuk ke sekolah-sekolah vaforit yang ada di Kota Jambi mereka tidak terkendala oleh nilai.
“Kita selalu memotivasi siswa setiap saat agar siswa tetap semangat untuk menempuh ujian nasional," katanya.

Ketika Harian Jambi tanyakan tentang setuju tidaknya UN dilakukan. Pihaknya  mengatakan kurang setuju dengan di lakukan UN karena bagai manapun guru-gurunya lah yang mengetahuai kemampuan siswanya.

Namun jika meluluskan anak menggunakan UN semua anak bisa lulus meski menurut gurunya tidak layak untuk diluluskan karena etika siswa yang tidak baik. “Pihak sekolah lebih memahami karakter siswanya dibandingkan orang-orang pusat,” katanya.

Menurutnya dalam melaksanakan ujian nasional banyak kecurungan seperti adanya beredar kunci-kunci jawaban yang belum tentu benar. Dan hal itu dapat memperburuk citra pendidikan. 

Pihaknya mengharapkan lulus tidaknya siswa ditentukan oleh sekolah karena gurunya yang lebih tau watak dan prilaku siswanya pantas tidaknya siswa diluluskan atau tidak. “Jadi ujian nasional ini berimbas ketidakpatuhan anak terhadap guru sehingga rasa manut anak terhadap guru tidak ada lagi,” ujarnya.

Dengan adanya ujian nasional ini siswa kurang manut dengan gurunya atau bersifat masa bodah dengan gurunya. Namun jika kelulusan sekolah ditentukan dengan pihak sekolah maka siswa akan takut dan hormat kepada gurunya.

Karena kelulusan di tangan guru-gurunya. Dengan demikian siswa dapat diarahkan. “Namun jika ingin mengetahui kompetensi anaknya boleh diadakan UN itu, tapi bukan dalam rangka meluluskan siswa. Maunya kita gitulo,” katanya. (*KAHARUDDIN, Jambi/lee) (Harian Jambi Edisi Cetak Pagi Selasa 29 April 2014)

Yonedi SPd MPd

SMP N 11 Kota Jambi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar