Jumat, 18 April 2014

Luhut Pandjaitan Bicara Soal Calon Presiden dan Wakil Presiden 2014-2019

Luhut Pandjaitan: Masak Negara Sebesar Ini Dipimpin Orang Bermasalah

Mantan komandan Detasemen 81, Luhut Binsar Panjaitan | Foto oleh : Ardhy Fernando

Belakangan ini beredar kabar bahwa Luhut Binsar Pandjaitan, lahir 28 September 1947, salah satu King Maker Jokowi menjadi presiden. Luhut juga disebut akan digandeng mendampingi Jokowi sebagai wakil presiden.

Padahal sejak 2008 sampai sekarang, mantan komandan Detasemen 81 ini menjabat yang mengusung Aburizal Bakrie (Ical)sebagai calon presiden. Saat ditemui empat bulan lalu, Luhut memaparkan hasil survei yang menunjukkan bahwa Jokowi unggul dibandingkan Ical.

Meski terkesan mendukung Jokowi, pengusaha batubara ini menegaskan kesetiannya kepada Ical dan Partai Golkar. Hal itu dinyatakan Luhut saat ditemui kembali tim kabar kabar3. Ia terlihat santai didampingi Atmadji Sumarkidjo,Direktur EksekutifYayasan Luhur Bakti Pertiwi,yang didirikan ayah empat anak ini.

Berikut petikan wawancara Ezki Suyanto (ES), ditemani M Syafiq Syeirozi (reporter) dan Ardhy Fernando (fotografer) dengan Luhut Binsar Panjaitan (LBP) di Wisma Bakri 2 pada 8 April lalu.


Luhut Binsar Pandjaitan | Foto oleh: Ardhy Fernando


ES: Hasil riset internal yang pernah anda lakukan 4 bulan lalu, apakah masih valid?

LBP: Sampai sekarang masih cukup valid. Ramalan kami PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Golkar teratas. Sampai sekarang masih begitu. Lapis kedua Partai Demokrat dan Partai Gerindra. Hanya apakah Demokrat dan Gerindra bisa mencapai 20 persen presidential threshold, dan 25 persen kursi parlemen, itu masih tanda tanya.

Orang bisa baca, apalagi misalnya, PDIP dapat 25 persen, Golkar dapat 20 berapa persen. Berarti mereka sudah dapat presiden sendiri. Nah, kalau kita asumsi, partai-partai lain, kalau ambil (survei), katakanlah Denny JA yang sampai sekarang dianggap cukup valid, dua partai yang tidak lolos.

Itu anatominya, mungkin NasDem masuk ke situ, PKB ke situ. Terus Golkar bisa Hanura bisa siapa lagi. Lapis kedua Demokrat, dia bisa cari dengan besannya, PAN dan PKS. Tapi itu belum tentu dapat 20 juga.

Gerindra mungkin dengan PPP, karena mereka sudah mendekati PPP. Tapi itu pun belum tentu dapat 20 persen. Karena ramalannya Gerindra antara berkisar 8-11 persen. Demokrat lebih parah, antara 7-10 persen.

Tapi kalau melihat range-nya itu, Demokrat bersama dengan Golkar. (ketimbang) Kalau dia tidak dapat sama sekali. Apa tidak mungkin dengan Gerindra, dalam politik apa yang gak mungkin? Tapi kalau melihat anatominya, saya melihat susah sekali SBY berkoalisi dengan Prabowo tapi bukan tidak mungkin. Saya kira itu anatomi menjelang 6 Mei, masa pendafaran presiden.

ES: Jadi kemungkinan PDIP maju sendiri mengusung calon presiden?

LBP: Kalau PDIP hampir pasti maju sendiri. Hanya saja tidak mungkin di parlemen sendiri. Bukan tidak mungkin NasDem ikut dia (koalisi), (kalau tidak) cari wakil presidennya dari mana? Jokowi juga harus didampingi dan didukung orang yang bisa kerja sama, kan?

ES: Golkar masih mengajukan calon presiden sendiri?

LBP: Golkar, iya. Ical kan fighter. Saya belum melihat ada indikasi dia tidak maju (capres). Kalau dia tidak maju juga, lawan Jokowi siapa?

ES: Isu-isu Teddy Bear, tidak berpengaruh pada Ical?

LBP: Dimana, sih, tidak ada isu-isu semacam itu? Pasti ada. Yang saya lihat, pertama bagaimana mereka mengatasi masalah itu. Keluarga, Tatty dan anak-anaknya kompak mengatasi masalah itu. Sudah lah, itu perkara pribadi. Banyak yang lain karena belum ketahuan saja kali.

ES: Bagaimana sikap internal Golkar sendiri?

LBP: Ical cukup baik. Saya tidak membela dia. Dia orang pintar, komit, pekerja keras. Bahwa dia punya kurang, ya, biasa lah. Dia lahir sudah pakai tuxedo. Karena sejak lahir begitu life style nya.

Hasil survei, 52 persen masyarakat menginginkan pemimpin yang jujur. Pemimpin yang sederhana, turun ke bawah melayani masyarakat. Baru bicara masalah quality, 12 persen. Sedangkan Ical sudah biasa hidup mewah.

Kenapa orang lebih suka sama Jokowi karena dia kerja keras. Dia juga jujur, bisa men- deliver, rakyat jatuh cinta sama dia. Jadi irrelevan kalau kita mendiskusikan Jokowi kalah baik dari Aburizal Bakrie atau Prabowo atau dengan siapa. Irrelevan sama sekali.

Buat kita intelektual ini boleh-boleh saja.Tapi kalau dibilang Jokowi itu bodoh, ya, tidak juga. Lihat track record sekolahnya, juara umum SD, SMP, SMA, dan masuk di perguruan tinggi UGM.

ES: Kasus Lapindo jadi hambatan Ical?

LBP: Saya bukan membela Ical. Tapi saya coba berfikir jernih. Saya mengebor minyak juga, di South West Madura. Semua perencanaan harus lapor BP Migas atau SKK Migas sekarang.

Waktu saya nge-dril (melakukan pengeboran, red), setiap dua ratus meter atau berapa ratus meter saya harus lapor ke BP Migas atau SKK Migas sekarang. Setelah dicek, go ahead. Turun lagi berapa ratus meter, seterusnya begitu.

Kedua, saya cuma 15 persen pemegang saham sedangkan saham pemerintah 85 persen. Lapindo pun sama. Kalau itu meledak, pemegang saham mayoritas atau minoritas yang bertanggung jawab? Itu tidak pernah dibuka di publik.

Ical masih bayar Rp 8 triliun, hebat. Justru yang dia lakukan itu ganti untung. Kalau saya belum tentu mau bayar. Wong setiap akan melakukan pengeboran saya minta persetujuan SKK Migas, kalau ada kecelakaan, berarti SKK Migas yang bego, dong.

Kasus Lapindo tidak menghambat dia. Harus ada penjelasan aja, sih. Saya tidak menganggap itu dosa Ical. Menurut saya, Ical justru menunjukkan ksatrianya dengan menyelesaikan masalah.

ES: Siapa yang cocok jadi wakil presiden untuk Ical?

LBP: Saya kira lihat besok saja. Hasilnya pemilu legislatif bagaimana. Kita akan lebih jernih melihat apa yang bakal terjadi. Hari ini terlalu dini. Kalau besok akan dapat gambaran yang lebih jelas.

ES: Masyarakat meragukan Jokowi karena baru satu setengah tahun menjadi gubernur kini maju sebagai presiden, pendapat anda?

LBP: Tidak juga. Yang meragukan itu intelektual-intelektual saja. Kelas menengah ke atas saja. Yang punya kepentingan-kepentingan. Kalau rakyat kecil, dia datangi, dia salami. Lihatlah pasar Tanah Abang selesai, Ria-rio selesai, Pluit selesai. Wow, ini bertahun–tahun tidak selesai, sama bapak ini (Joko Widodo, red), satu setengah tahun selesai.

Kalau kita mau jujur bicara tentang calon presiden, apa sih capain yang dibuat Prabowo? Pengalamannya apa? Prabowo juga belum berpengalaman dalam kabinet.

Malah Prabowo diberhentikan dari tentara, saat pangkatnya masih jenderal Bintang 3. Yang memberhentikan dia Bintang 4 dan 3, Dewan Kehormatan Militer. Mereka bukan orang-orang bodoh. Pemberhentikan itu tentu dengan alasan kuat.

ES: Anda aktif juga mendukung Jokowi?

LBP: Saya berteman dengan Jokowi, seperti saya dengan Ical. Saya dengan Ical kampanye bareng. Jokowi itu telpon-telponan terus. Bahwa perkawanan adalah kawan. Beliau tanya saya, atau saya tanya beliau. Ya, kami berkomunikasi dengan baik.

ES: Jokowi mendapat black campaign dekat dengan cukong hitam?

LBP: Siapa cukong hitam? Orang ini ketemu pengusaha saja tidak mau. Saya kenal baik dia. Saya baca di trio macan (akun twitter), cukong hitam dari mana? Tapi sudah, lah, itu bagian dari sosial media. Saya bilang sama Jokowi tidak usah didengerkan. Beliau  EGP (emang gue pikirin, red) saja.


ES: Tapi ada pertemuan dengan pengusaha di DPP PDIP?

LBP: Dia kan tidak hadir. Tadi malam beliau telepon, saya bilang, tidak usah terpancing. Dia agak ngomel di media. Dia jawab, ya sekali-kal, Pak Luhut aja yang boleh ‘kencang’ hahaha.

ES: Kisaran dana kampanye calon presiden?

LBP: Saya tidak tahu. Tapi kalau mengukut kelas Jokowi tidak besar. Life style dia rendah, itu berpengaruh.

ES: Kisarannya ratusan miliar?

LBP: Iya. Tapi kalau Jokowi tidak sampai ratusan miliar.

ES: Akbar Tanjung menyatakan siap jadi wakil Jokowi,bagaimana prosedur di internal Golkar?

LBP: Sah-sah saja. Kalau mau jadi cawapresnya Jokowi, internal Golkar sah-sah saja, bebas merdeka, silakan saja. Hanya etikanya saja. Saya tidak mau berpolemik soal itu. Ya ngapain-ngapain ribut di luar, wong pilegnya saja belum selesai.

ES: Kalau misalnya memang mencalonkan diri atau diambil?

LBP: Ya, harus keluar dari struktur. Seperti kejadian JK (Jusuf Kalla), jadi tidak ada yang aneh. Mekanismenya seperti itu.

ES: Mungkin tidak Golkar jadi wakil presiden?

LBP: Tidak. Bahwa Golkar melahirkan wapres itu mungkin saja. Ical itu orang fighter, tidak akan mau.

ES: Golkar koalisi?

LBP: Ya pasti koalisi. Saya berandai-andai tadi. Yang Pasti sekarang belum karena politik sangat dinamis.

(Mata Luhut langsung berbinar saat menceritakan perjalanan karir militernya terutama saat bertugas di Timor Timur. “Saya pernah terjun di Timtim, anak buah gugur 8 orang, saya lahir berdarah-darah di TNI,”ujar penerima Adhi Makayasa 1970 sebagai lulusan terbaik Akabri.

Menurut suami dari Devi Simatupang ini, banyak jenderal yang sekarang tidak tahu kehidupan prajurit yang sebenarnya. “Mereka tidak tahu bagaiman keadaan rakyat paling bawah. Saya tahu karena pernah tinggal di sana (medan perang),” ujar Luhut.  

Ia mengatakan hampir seluruh hidupnya didekasikan sebagai prajurit Kopassus. Setelah pensiun, Luhut mengabdikan dirinya sebagai anggota Partai Golkar dan terjun sebagai pengusaha di bidang energi.

Namun, kepekaannya sebagai anggota militer tidak hilang begitu saja. Terutama saat ditanya pendapatnya terkait militer di dunia politik secara khusus mengenai Prabowo,mantan Danjen Kopassus yang juga mantan anak buahnya.
Banyak orang yang sudah tahu bahwa Luhut berseberangan dengan Prabowo. Mimik wajah Luhut kerap berubah serius saat ditanya terkait kesungguhan Prabowo mencalonkan diri menjadi presiden.)


ES: Haruskah koalisi sipil-militer diteruskan?

Survei menunjukkan, 62 persen pemilih, kalau dia sipil maunya militer. Kalau dia militer satunya sipil. Kalau   Ical sipil, wakilnya militer. Kalau Jokowi sipil, maunya wakilnya militer.

Kalau itu terjadi bukan tidak mungkin, Demokrat bisa koalisi dengan Golkar. Tapi bukan tidak mungkin sipil-sipil.

ES: Militer itu aktif atau purnawirawan?

LBP: Jangan lagi bawa-bawa aktif atau purnawirawan, nanti dibilang TNI berpolitik lagi. Supaya demokrasi kita jernih. Dulu kalian (sipil) yang bilang, TNI tidak boleh berpolitik. Sekarang Panglima TNI disuruh jadi cawapres. Kalau TNI aktif, biar di dalam saja.

ES: Manuver Prabowo, last chance dia?

LBP: Mana saya tahu. Tanya saja dia. Masak kalah, pengin terus. Tapi silakan saja dia maju tidak masalah. Sekarang publik tidak bodoh.

Saya baca di media, siapa dia. Tapi karena ditanya, ya itu faktanya, dia dibawa ke Dewan Kehormatan Militer karena melakukan pelanggaran yang tidak seharusnya dibuat seorang pemimpin di TNI.

ES: Dukungan 60 purnawirawan kepada Prabowo?

LBP: Itu sah-sah saja. Mudah-mudahan mereka masih ingat pelanggaran yang dibuat itu, kalau perwira saja tidak pantas apalagi Jenderal Bintang 3.

ES: Anda sepertinya resisten terhadap Prabowo?

LBP: Tidak. Anda tanya mengenai dia. Bahwa publik memilih itu hak konstitusi setiap publik, tidak bisa diganggu.

Hanya pemimpin itu harus dilihat latar belakangnya. Karena orang bisa lupa, padahal kesalahan-kesalahan di masa lalu bisa berulang. Masak negara sebesar ini dipimpin orang yang pernah bermasalah?

ES: Tidak ada masalah personal dengan Prabowo, karena anda kencang menentang?

LBP: Tidaklah. Agum malah lebih kencang dari saya. Saya tidak pernah membuat statemen sekeras itu. Malah seharusnya Agum tidak langsung pada Prabowo.

Prabowo malah anak buah saya langsung. Tidak ada. Saya hanya melihat pada tataran umur sekarang, kedewasaan seperti ini, pemimpin seperti apa yang sekarang cocok untuk memimpin, membawa Indonesia ke zaman keemasannya. Saya lihat dari apa yang tersedia.

ES: Yang tersedia, anda yakin mereka mampu membawa Indonesia?

LBP: Kalau saya, Ical Yes, Jokowi Yes. Prabowo, saya tidak yakin. Sekarang tinggal masyarakat. Maunya Jokowi atau Aburizal Bakrie. Tapi kalau menyalahkan kekurangan Aburizal Bakrie saya tidak setuju juga.

Karena mereka punya jabatan masing-masing. Satu tahun pertama kalau Jokowi terpilih mungkin dia perlu penyesuaian, itu dialami SBY juga. Obama juga ngalamin begitu.

Obama jadi presiden dari NGO, senator. Apakah pernah dia memimpin satu organisasi yang sekelas Solo atau DKI? Tidak pernah. Jadi jangan bilang, Jokowi itu apa pengalamannya. Lha Obama pengalamannya apa? Prabowo pengalamannya apa?

Kalau Aburizal Bakrie itu tidak bisa karena dia dua kali Menko. Dia punya perusahaan sebesar ini. Kalau mau dibandingkan, apa pengalaman Jokowi, saya gak setuju. Siapa yang lebih berpengalaman capres sekarang, coba?

ES: Apakah mungkin muncul kuda hitam?

LBP: Sudah jelas strukturnya. Saya lihat tidak ada kuda hitam. Yang ada Ical dan Jokowi. Yang ketiga saya belum tahu.


(Menurut data dari Wikipidea serta www.luhutpanjaitan.com, pada 2004 Luhut mulai merintis bisnis di bidang energi dan pertambangan dengan mendirikan PT Toba Sejahtra Group. Kini di bawah Toba Sejahtra yang bergerak di sektor pertambangan batu bara, ada anak usaha yang bergerak di sektor minyak dan gas, perkebunan, dan kelistrikan.
PT Toba Bara Sejahtra Tbk (Toba Bara) adalah salah satu  produsen utama batubara thermal yang kompetitif di Indonesia. Sebagai anak perusahaan PT Toba Sejahtra Group, Toba Bara telah berkembang menjadi produsen batubara utama yang beroperasi pada tiga konsesi area tambang batubara di Kalimantan Timur.
Area-area tambang yang berdekatan ini, dikelola tiga anak perusahaan, berada pada  lokasi tambang yang menguntungkan, serta dekat jaraknya dengan pelabuhan setempat. Sejak memulai produksi pada tahun 2007, mengalami  kenaikan yang cepat menjadi sebuah perusahaan  terkemuka di bidang batubara.
Tanggal 6 Juli 2012 Toba Bara mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan ticker TOBA dan merilis sebesar 210.681.000 saham atau 10,5 persen dari jumlah modal disetor. Dari  sini memperoleh dana sebesar Rp 400.293.900.000,-.
Sedangkan di sektor migas ada PT Energi Mineral Langgeng dan PT Fairfield Indonesia. Di sektor kelistrikan ada PT Pusaka Jaya Palu Power dan PT Kartanegara energi Perkasa. Lalu di sektor perkebunan ada dua perusahaan yaitu, PT Trisena Agro Sejahtera dan PT Adimitra Lestari.
Kalau di sektor industri ada  PT Smartias Indo Gemilang, PT Rakabu Sejahtera dan PT Kabil Citranusa. PT Pusaka Jaya Palu Tower yang bergerak di sektor kelistrikan, sejak tahun tahun 2007, berhasil membangun pembangkit listrik tenaga uap. Ini merupakan pembangkit listrik tenaga uap swasta pertama di Indonesia. Untuk coal and mining, sebagian besar hasil produksinya di-ekspor ke China, Korea, Taiwan, India, dan Jepang.)


ES: Anda punya bisnis dengan Jokowi ya?

LBP: Iya. Lima tahun lalu. Rakabu Sejahtera, bergerak di bidang Furniture. Masih jalan sampai sekarang. Tahun lalu kami bikin untung. Untungnya cukup, tidak besar. Karena bukan main bussines saya.

Karena dulu saya punya hak pengusahaan (HPH). Anak saya perempuan yang sekolah di Inggris, tidak mau menjual log-nya (batang kayu, red). Jadi harus bisnis produk. Dirutnya namanya Bambang Priambodo. Saya minta dia mencari partner bisnis produk. Seminggu kemudian dia bilang, ada teman sekolahnya namanya Joko Widodo, Walikota Solo. Kami ketemu dan bicara.

Kalau orang bicara ini itu, siapa tahu dia bakal jadi gubernur, mau capres. Bilang ini itu (rumor Luhut dianggap berperan dalam politik Jokowi), itu orang sakit jiwa semua.

Karena kami berbisnis sama, sering ketemu, ngobrol. Bisa saja dia dapat pikiran dari saya. Tapi saya tidak pernah mengklaim seperti orang mengklaim. Jokowi figh nya kuat. Saya pabriknya.

Awalnya saya tidak kenal dia, tiba-tiba mau join sama dia. Gila apa saya taruh investasi di situ kalau saya gak lihat latar belakangnya, keluarganya, bisnis dia. Saya lihat paten juga dia, karena dia punya ekspor ke Timur Tengah, dijalankan hingga ke Australia juga. Saya minta anak saya untuk mendalami.

ES: Saham anda berapa di perusahaan itu?

LBP: Beliau 51 persen, saya 49 persen, minoritas saham.

(Luhut juga mulai terdengar digadang-gadang menjadi kandidat cawapres untuk Jokowi. Selain karena kebutuhan sipil-militer, Luhut juga mempunyai pengalaman sebagai menteri perdagangan dan sebagai mantan Dubes Singapura diangkat BJ Habibie.

Ketika menjadi dubes, Luhut berhasil mengembalikan hubungan diplomatik dengan Singapura yang sempat tegang karena peristiwa Mei 1998. Selain itu Luhut dianggap sebagai orang yang setia dan mempunyai etika.Saat Gus Dur menjadi presiden dia diangkat menjadi menteri perdagangan dan ketika Megawati menawarkan sebagai menteri, Luhut tegas menolaknya,”Saya punya etika.”)


ES: Anda juga disebut sebagai salah satu kandidat cawapres,anda bersedia?

LBP: Sah saja mau beranggapan seperti itu. Saya tidak akan pernah menjawab itu sampai waktunya yang pas. Saya tidak mau jadi euforia. Saya lihat dulu hasilnya. Gimana kira-kira.

Kalau itu ada peluangnya, saya kira siapa saja bisa. Kalau sekarang Anda tanya itu, saya belum dalam posisi menjawab itu.

ES: Tapi anda sudah dilamar untuk posisi itu?

LBP: Off the record (Luhut menceritakan beberapa kemungkinan dalam soal cawapres)
Biarkan mengalir seperti air, kalau waktunya saya percaya, semua ada waktunya. Kalau kejadian, jadilah. Sehingga kita tidak membuat diri kita sakit hati.

ES: Prioritas apa yang harus dibenahi presiden nantinya?

LBP: Saya kira subsidi energi itu nomor satu, dan harus diselesaikan. Saya berulang kali bicara, masalah subsidi itu kan isu sentral. Sekarang hampir Rp 400 triliun subsidi impor BBM, listrik.

Menurut saya, karena saya pemain di situ, bukan tidak mungkin itu bisa diatasi dalam lima tahun. Sangat bisa, asal jelas aturan mainnya. Maka saya bilang ke Sudi Silalahi dan Jero Wacik, ketemu sekitar satu setengah bulan lalu, jangan ada yang sabotase di pemerintah ini. Karena begitu susahnya proses izin untuk untuk PPA-nya listrik.

Listrik itu ada yang 2.500 megawatt yang dari diesel setara dengan Rp 71 triliun. Kenapa itu tidak dibuang sejak 5 tahun yang lalu. Berarti subsidi sudah kuat dong USD 7 miliar. Itu tadi bisa dikurangi lagi menambah energi alternatif, misalnya dari kelapa sawit diubah jadi diesel, biofuel.

Terus kemudian menyiapkan tangki minyak sehingga cadangan minyak banyak. Tidak tergantung sama Singapura sehingga dimainkan. Impor ini semua jadi masalah. Membangun refinery, memudahkan orang yang melakukan drilling minyak sehingga lifting nya bisa tercapai.

Banyak kiat, tapi pemerintah tidak pernah mendengarkan Kadin. Dia seenaknya saja bikin aturan, sekarang mau bikin aturan menaikkan royalti 13,5 persen batubara. Wong batubara sedang terjerembab jatuh malah naikkan. Dia tidak naikkan waktu harganya USD130, atau USD120 atau USD100. Naikin waktu harga batubara USD70. Akibatnya, lay off lagi bisa 200 ribuan manusia. Jadi sinergi antara pemerintah dengan pemain lapangan harus jalan.

Pemerintah tidak mengerti bagaimana sulitnya di lapangan kalau ada hidden cost yang harus dibayar, di situlah peran presiden penting.

ES: Selain energi?

LBP: Dampak Energi itu berlipat. Pengaruh pada jalan, rel kereta api, itu ke mana-mana. Kok bisa pertanian, impor gula terus-menerus. Padahal dulu swasembada. Sederhana, bibitnya katanya kurang bagus, cuma 6 persen, kenapa kok gak dibikin dikasih bibit supaya 11-12 persen. Sekarang riset mengenai buah-buahan, padi, mana jalan?

ES: Selain itu?

Kita mau jadi tujuh besar ekonomi dunia. Pendidikan teknologi kita tidak merata. Kecuali ITB, UI, UGM, ITS, lain itu di luar Jawa tidak ada. APBN kita tahun ini Rp 2200 triliun. 20 persen dari itu Rp 440 triliun. Kasih Rp 1 triliun saja, bikin sekolah ITB mini di Sumatra, Kalimantan, itu selesai. Dalam 5-10 tahun akan lihat hasilnya. Guru-guru yang pintar kasih bonus supaya mau tinggal di rural area.

Saya saja bisa bikin dan sudah saya tunjukkan ke Jokowi. Presiden tinggal kasih tugas ITB, UI, dan UGMi. Kalau 10 aja dibuat di luar Jawa, 4 top university di Indonesia sudah cukup. Apa sih gak bisa. Pindahkan itu Dikti ke Kementerian Riset. Jadilah antara pemerintah, pendidikan, industri, riset.

ES: Sistem politik?

LBP: Partai jangan terlalu banyak. Jadi jelas, kalau sistem pemerintahan presidensial, ya, presidensial. Parlementer, ya, parlementer. Tapi UUD kan presidensial. Itulah cara founding father kita, Panitia Persiapan Kemerdekaan, itulah yang disebut cara sendiri.

Tidak disebut presidensial, tidak murni parlementer. Itulah mengapa dalam UUD 1945 ada musyawarah mufakat itu.

ES: Ideal berapa partai?

LBP: Tiga yang dibikin Orde Baru itu bagus. Sekarang bikin lima sudah bagus. Kok dibilang tidak menampung aspirasi. Mau 3, 5, asal jangan satu kan menampung aspirasi. Mau 10-20, pernah 30 malah kacau balau.

ES: Publik hopeless dengan Senayan. Sistem harus diganti?

LBP: Sistemnya sudah bagus. Keteladanannya saja. Sistem kan universal. Tapi kalau pemimpinnya maling, yang lain nurut saja. Rakyat lelah melihat pemimpinnya maling melulu.

ES: Ada kejutan lagi setelah 9 April?

LBP: Saya tidak lihat ada kejutan lagi. Sesuai dengan survei terakhir. Atmaji malah bikin kesimpulan dua partai besar dan dua partai menengah, tiga ke bawah. Ya margin of error lah.

ES: Partai yang tidak lolos?

LBP: PKPI dan PBB hasil survei tadi.

ES: Kalau peserta konvensi Demokrat ada yang layak?

LBP: Saya kenal Dahlan, Gita, Pramono Edi. Dahlan banyak bohongnya.Saya marah sama dia. Kenapa dia tidak ubah PLN, karena dia terlibat sewa diesel di Sumatera Utara.

Gita Wirjawan, begitu turun menteri, bingung. Dia orang pintar. Maka saya bilang orang pintar belum tentu paham, karena dia tidak lahir dari bawah. Dia tidak ngalami berdarah-darah di bawah.

Dia datang sudah pakai tuxedo. Jokowi kehebatannya, dia lahir dari bawah dan mau mendengar orang. Saya bicara 2 jam, dia mau mendengarkan. Dia low profile, orang Jawa. (Luhut secara off the record menceritakan hubungan Pramono Edhi dan Megawati)
(Setelah tidak bertugas lagi di militer Luhut bersama Devi,istrinya,membuat sebuah yayasan misi sosial bernama Yayasan Del, bergerak di sektor pendidikan, teknologi, kesehatan, kemanusiaan dan membangun panti asuhan.
Program pertamanya adalah dengan mendirikan Politeknik Informatika Del yang kini telah menjadi Institut Teknologi Del, di tepi Danau Toba. Tepatnya di Sitoluama, Laguboti, Kab. Tobasa.
Sekarang, IT Del telah membuka program studi baru, yaitu: S1 Teknik Manajemen Rekayasa, Sistem Informasi dan Teknik Informatika, serta D3 Teknik Informatika.Sejak didirikan, Institut Teknologi DEL bekerjasama dengan ITB Bandung, NIT India dan Wollongong University Australia.
Luhut juga mendirikan Yayasan Luhur Bakti Pertiwi yang telah melahirkan sekitar 250 alumni generasi muda berjiwa pemimpin berintegritas tinggi dari 23 provinsi. Selain itu Luhut juga mendirikan Yayasan Lingkar Bina Prakarsa sebagai lembaga independen dan non-partisan untuk menjadi Pusat Studi Kebijakan dan Pendampingan Strategis).

ES: Empat bulan lalu, saat kita bertemu,anda cerita sedang menyusun buku,kok belum diluncurkan?

LBP: Nanti setelah pemilihan presiden. Buku saya akan bercerita banyak, nanti dianggap buku saya mendiskreditkan seseorang. Itu tidak bagus. Kemudian ada satu bab lagi tentang perjalanan politik saya. Saya ingin tahu ujungnya seperti apa. Apa untungnya.

ES: Politik bukannya tanpa ujung?

LBP: Ya saya ingin, suatu ketika oke, saya tidak mau lagi. Saya hanya tekuni ini kan bisa (menekuni bisnis, red).

ES: Setelah tidak berpolitik,anda mau ke mana?

LBP: Bisnis saya kan banyak. Saya philantropis, kasih bantuan orang-orang susah. Gitu aja kok repot. Tapi sekarang kan masih jauh.

(Saat pemotretan di ruang kerjanya, Luhut menunjukkan foto, ketika dia bertugas di Timor Leste (Timor Timur),”Ini saya masih muda dan gondrong. Ia juga menunjukkan foto bersama dengan anak buahnya yang tertembak di bagian kaki.
Berjejer foto Luhut bersama mantan presiden mulai dari Suharto,Habibie, Gus Dur,Megawati juga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Berkali-kali Luhut menyatakan kehilangan figur Gus Dur yang sangat bersahaja,”Presiden yang tidak punya uang,dia tidak punya duit.)
Ezki Suyanto | Ezki Suyanto 

Tidak ada komentar: