Rabu, 16 April 2014

Agen Bawang Raup Untung hingga Rp 500 Juta


TOKO BAWANG MILIK RIKO DI PASAR ANGSO DUO KOTA JAMBI. FOTO ASENK LEE SARAGIH


Menggeluti bisnis agen bawang merah dan putih di Kota Jambi, membawa dampak positif bagi Yanto, seorang agen besar bawang di Kota Jambi. Bahkan dirinya bisa meraup untung hingga Rp 500 juta sebulan. Stok bawang merah dan putih pada umumnya didatangkan dari Kabupaten Brebes yang terletak Provinsi Jawa Tengah. 

MUSLIHIN, Jambi

Siang itu, tampak ibu-ibu tengah sibuk membersihkan bawang merah dan putih di salah satu rumah toko (Ruko) di sekitar Pasar Tradisional Angsoduo Kota Jambi. Ruko itu adalah Toko Riko yang beralamat di Jalan Dewi Sartika yang tidak jauh dari Pasar Angsoduo Kota Jambi.

Sebagai toko yang menyediakan aneka hasil bumi khususnya bawang merah, bawang putih, di sana Toko Riko terlihat berton-ton bawang tersusun tinggi. Banyaknya ketersediaan bawang yang didatangkan dari luar seperti Pulau Jawa. 


Kemudian sekelompok ibu-ibu tampak juga membersihkan bawang dari daun kering yang bertumpuk dalam karung. Ibu-ibu pekerja lepas tersebut tampak tengah membersihkan bawang merah yang baru datang dari Brebes Jawa Tengah.

Pentingnya ketersediaan bawang di pasaran sebagai bahan umbu masakan yang dapat menjadikan masakan yang harum bercita rasa. Selain itu juga digunakan dalam hal pengobatan seperti misalnya bawang putih dipercaya bila dikonsumsi dalam keadaan mentah akan mampu mengencangkan kulit dan memuluskan kulit seseorang. 

Lalu bagaimana ketersediaan stok bawang merah dan putih di pasaran? Hingga saat ini berdasarkan pantauan Harian Jambi stok bawang masih stabil cukup banyak jelasnya untuk di Kota Jambi tidak akan kekurangan.  

Yanto pemilik Toko Riko di Pasar Jambi mengatakan, bawang yang tersedia sekarang didatangkan dari Pulau Jawa. Di Indonesia  saat ini penghasil terbesar bawang merah  ada  di daerah Kabupaten Brebes yang terletak Provinsi Jawa Tengah.

Sentra bawang merah lain di Jawa adalah Cirebon (Jawa Barat), Bantul (DIY), dan Nganjuk serta Probolinggo (Jawa Timur). Masing-masing daerah mempunyai pola tanam yang berbeda. 

Pada umumnya dalam satu tahun terdapat dua kali musim tanam, tetapi di sebagian kecil daerah ada petani yang menanam bawang merah sepanjang tahun sehingga bisa 4 sampai 5 kali tanam. 

Dari bermacam pola tanam tersebut, panen raya terjadi pada sekitar bulan September karena hampir semua daerah dan semua petani memanen.  Sedangkan musim tanam yang lain terjadi perbedaan waktu.  

“Di samping sebagai sentra penghasil bawang merah, kami mempunyai toko khusus disana bertempat di Jakarta. Dalam satu minggu pasokan kita masuk kesini dua ton sekali masuk jadi kita tidak akan kekurangan stok,” ujar Yanto.

Disebutkan, harga bawang bervariasi dan setiap hari kadang selalu berubah disebabkan kondisi permintaan. Yanto menyebutkan harga bawang merah di tokonya Rp15 ribu per kg dan harga bawang putih Rp 9.500 per kg.

“Kita tidak hanya menjual secara eceran namun kita juga menjual secara besar-besar dijual ke daerah-daerah luar seperti ke Pekanbaru, Palembang, Medan dan juga kita jual dalam lingkup Provinsi Jambi seperti Muarojambi, Sarolangun, Merangin, Batanghari, Tanjabbar dan kabupaten lainnya,” katanya.

Sebagai pedagang (Agen) yang bermodal besar keuntungan besar pun sering didapatnya. “Ya kami sering mendapat keuntungan hingga Rp 500 juta. Kadang juga rugi. Yang terpenting sebagai pedagang kita harus konsisten dan yakin dengan usaha yang dijalani,” katanya.

Menjadi pengusaha dibutuhkan mental yang sehat siap menerima kemungkinan-kemungkinan yang terjadi kedepannya. Kendati demikian menjadi pengusaha memiliki risiko besar namun di balik semua itu jika berani menghadapi tantangan akan memperoleh laba besar dari hasil bisnis.

Tidak hanya Yanto yang berdagang hasil bumi seperti bawang, masih banyak yang lainnya. Banyaknya pedagang bawang dalam kondisi persaingan tidak selalu berhasil karena tergantung dengan ketangguhan manajemen yang baik.

Seperti halnya Yanto mengatakan banyak pengusaha bawang yang telah anjlok roboh disebabkan berbagai faktor dan  tak luput pula berakhir pada bangkrut. Namun dirinya sampai saat ini masih bertahan dalam bisnis ini.

“Kita tetap yakin dan melaju jika ingin sukses ujar pengusaha tangguh ini.
Dilihat kodisinya jika untuk memenuhi kebutuhan bawang di daerah Jambi masih
cukup tidak akan kekurangan saat ini jumlah ketersediaan bawang merah maupun putih cukup banyak,” katanya.

Sementara Yanti (39) tahun pelanggan pembeli bawang merah di Pasar Angsoduo Kota Jambi mengatakan, saat ini tidak sulit mendapatkan bawang untuk masakan. Ketersediaan bawang merah atau putih jukup banyak. 

“Ya mudah-mudahan kedepannya ketersediaan bawang selalu lancar dan harga yang stabil,” katanya.
Kestabilan harga dan pasokan harga bawang perlu dikontrol oleh pemerintah agar tidak terjadi kesenjangan. Seperti misalnya jika pasokan bawang didatangkan dari luar secara terus menerus juga akan berdampak pada lunturnya petani bawang lokal di Jambi.

Keseimbangan diperlukan untuk memperoleh kemandirian yang siap menyediakan pasokan pasar.
Bawang merah selalu di incar para pedagang dan juga ibu rumah tangga di pasar terlebih khususnya pasar tradisional seperti pasar induk Angsoduo Kota Jambi, Pasar Baru Talang Banjar Jambi Timur, Pasar Mama, Pasar Keluarga, Pasar Simpang Pulai, TAC serta pasar yang lainnya. (*/lee)
***

Manfaat Bawang bagi Kesehatan

Masakan kuliner atau masakan rumah tangga rasanya tanpa bumbu bawang  tidak akan lenkap cita rasa akan menjadi hambar tanpa bahan yang satu ini.

Apalagi indonesia sebagai pencinta masakan kuliner tidak hanya di rumah tapi juga bagi pebisnis restoran besar-besaran pun tidak ketinggalan. Siapa yang tak mengenal bumbu masakan yang satu ini? 

Bawang merah, tak hanya populer dalam dongen nusantara, ia juga primadona di dalam dunia kuliner. Tanpa bawang merah, rasanya masakan Asia Tenggara termasuk Indonesia tak akan terasa gregetnya.

Bumbu merah ini merupakan salah satu komoditi yang penting. tak hanya dalam hal kuliner, bawang merah ini juga ternyata memiliki sejumlah khasiat penting dalam dunia pengobatan tradisional hingga modern. 

Manfaat bawang merah ini kabarnya jauh lebih efektif jika digunakan dalam keadaan mentah untuk kesehatan kulit. 

Tentunya bawang merah dan bawang putih telah menjadi unsur penting dalam dunia kuliner modern. Bawang merah dan bawang putih memiliki rasa lembut jika ditambahkan  pada masakan oriental pedas, Meksiko, Perancis dan Mediterania. 

Penggunaan bawang merah juga berkembang di masakan tradisional, berkat karakter khas bawang merah, lebih nyata dan lebih manis daripada bawang putih. Tidak mengherankan, bawang merah adalah bumbu pelezat masakan utama dalam banyak masakan ikan, daging dan sayuran. 

Dan perlu diketahui bawang merah juga menjadi obat herbal yang sangat mujarab untuk kesehatan kita. Begitu juga dengan bawang putih banyak digunakan sebagai bumbu masak dasar yang tidak boleh terlewat dalam setiap masakan. 

Akan tetapi, selain digunakan sebagai bumbu masak, bawang putih juga berkhasiat sebagai obat-obatan untuk berbagai macam penyakit. 

Bawang putih dalam keadaan mentah mengandung senyawa sulfur termasuk zat kimia bernama Alliin. Ketika bawang putih dimemarkan dihaluskan, zat aliin yang sebenarnya tidak berbau akan terurai. 

Dengan dorongan enzim alinase, aliin terpecah menjadi alisin, amonia, dan asam piruvat. Bau tajam alisin disebabkan karena kandungan zat belerang. Aroma khas ini bertambah menyengat ketika zat belerang (sulfur) dalam alisin diterbangkan ammonia ke udara, sebab ammonia mudah menguap.

Senyawa alisin berkhasiat menghancurkan pembentukan pembekuan darah dalam arteri, mengurangi gejala diabetes dan mengurangi tekanan darah.

Selain alisin, bawang putih juga memiliki senyawa lain yang berkhasiat obat, yaitu alil. Senyawa alil paling banyak terdapat dalam bentuk dialil-trisulfida yang berkhasiat memerangi penyakit-penyakit degeneratif dan mengaktifkan pertumbuhan sel-sel baru. (hin/lee)


Tidak ada komentar: