St Drs Sahala Tua Saragih.Foto FB |
‘Ibu mau kemana?,mau mengajar?, mengajar apa?, mengajar Bahasa Indonesia?’
Petikan pertanyaan diatas mungkin seringkali terlontar dari mulut dosen maupun guru. Sesaat tidak ada yang aneh dari pertanyaan diatas, namun tidak menurut Pak Sahala, ia begitu kritis dan menurutnya jawaban tadi salah.
Petikan pertanyaan diatas mungkin seringkali terlontar dari mulut dosen maupun guru. Sesaat tidak ada yang aneh dari pertanyaan diatas, namun tidak menurut Pak Sahala, ia begitu kritis dan menurutnya jawaban tadi salah.
Pertanyaan ‘mau kemana’ yang dijawab ‘mau mengajar ‘ adalah keliru,
menurutnya jawaban paling tepat adalah ‘ke kelas’. Dan pertanyaan
‘mengajar apa’ yang dijawab ‘mengajar bahasa indonesia’ juga sebuah
kesalahan, jawaban paling tepatnya adalah ‘mengajar manusia’.
Tegas,
keras, teguh pendirian, itulah menurut banyak mahasiswa Jurnalistik
FIKOM UNPAD mengenai sosok ini. Tidak pernah terlambat, selalu
memberikan tugas, dan tidak pernah bolos adalah beberapa karakteristik
lain dari pemilik nama lengkap Sahat Sahala Tua Siragih ini.
Tulisannya seringkali menghiasi beberapa rubrik koran-koran di Indonesia, bahkan melebihi seorang Dekan FIKOM UNPAD sekalipun. Tulisannya banyak dimuat di koran Pikiran Rakyat, Suara Pembaharuan dan Sinar Harapan. Apa yang ia tulis kebanyakan pemikirannya yang begitu kritis namun tetap santun untuk dibaca.
Beberapa waktu yang lalu tulisannya yang berjudul ‘Latah Membuat FIKOM’ memang menyentil Perguruan Tinggi yang hanya mengedepankan profit tanpa melihat prestasi dan kualitas. Tulisan mengenai kematian Sophan Sophian yang berjudul ‘Untung Kita (Pengendara) Bodoh’ mengkritisi tentang sifat manusia yang selalu menerima takdir yang ada dan pasrah begitu saja.
Kel St Drs Sahalatua Saragih/br Sipayung |
Dosen yang akrab disapa ‘Abang’ ini selalu memberikan tugas kepada mahasiswanya. Mulai dari membaca sebuah artikel di majalah, hingga membuat rangkuman sebuah buku langka. Menurut beberapa mahasiswa memang berat, tapi pasti ada manfaatnya dikemudian hari.
Pak Sahala memulai karirnya sebagai Dosen di FIKOM UNPAD pada tahun 1987. Masa-masa kecilnya ia habiskan di kampung halamannya di Desa Hutaimbaru, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara atau tepatnya di pinggiran Danau Toba.
Bersekolah di Sekolah Rakyat yang pada saat itu
pendidikan masih gratis segalanya. SMP dan SMA ia melanjutkan ke
Pematang Siantar. Anak dari St Efraim Moradim Manihuruk dengan R Porman br Haloho.
Mulai saat itu ia mulai mandiri karena sudah berpisah
dengan kedua orangtuanya. Melajutkan kuliah ke Kota Bandung adalah hal
yang mungkin tidak pernah terfikirkan bagi mantan wartawan Majalah Tempo
ini.
Ya, siapa yang tidak kenal seorang S. Sahala Tua Siragih di FIKOM UNPAD, ia akan menjadi legenda di sana.(Sumber: BLOG ADITYA )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar