Warung Kopi Padepokan Tumaritis II Jalan Simpang Gereja Kotabaru Kota Jambi. (FOTO ROSENMAN Manihuruk, Alias Asenk Lee Saragih) |
WARKOP
PADEPOKAN TUMARITIS II
Memulai
usaha sekecil apapun itu harus dengan niat yang baik dan profesional. Membuka
usaha kecil menengah (UKM) tidak semata-mata dengan modal yang lumayan. Dengan
modal pas-pasan juga bisa eksis asalkan dikelola dengan baik dan jujur.
Demikian gambaran eksistensi sebuah Warung Kopi (Warkop) Padepokan Tumaritis II
yang berada di Jalan Kapten Sujono Kompleks Gereja Kotabaru atau tepatnya depan seberang
Taman Remaja Kota Jambi.
ROSENMAN
MANIHURUK, Jambi
Jika
Anda ingin menikmati sarapan pagi bergizi, usai olahraga pagi di wilayah
Gedung Olahraga
(GOR) Kotabaru Jambi, tak perlu repot mencarinya. Sebuah Warkop Padepokan
Tumaritis II akan memanjakan sarapan Anda dengan sajian makanan ringan bergizi.
Mulai dari bubur kacang hijau campur ketan, telur setengah matang, teh telur ginseng, indomie rebus plus, mi goreng,
nasi goreng hingga ragam minuman sehat lainnya.
Lokasinya
berada di simpang tiga jalan kompleks Gereja Kotabaru Jambi. Warkop Padepokan Tumaritis II ini sudah buka
sejak pukul 05.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB. Kebersihan makanan dan tempat
sangat terjamin karena pengelola menjadikan kebersihan sebagai penyambut
pelanggan di warkop tersebut.
Orang-orang
yang sarapan pagi di Warkop Padepokan Tumaritis II cukup beragam dari berbagai profesi.
Mulai dari polisi,
PNS, pengusaha
hingga masyarakat biasa. Sajian menu yang segar, membuat pelanggan menjadikan
Warkop Padepokan Tumiris II sebagai tempat sarapan paginya.
Andang
(41),
pengelola Warkop Padepokan Tumiris II kepada Penulis (Harian Jambi) Rabu (5/2/2014) pagi mengatakan, dirinya memulai usahanya di Jambi sejak
tahun 1991. Awalnya dia membuka Warkop Padepokan Tumaritis I di Arizona Mayang Kota Jambi.
Seiring majunya usahanya tersebut, Warkop Padepokan Tumaritis I dikelola oleh
abangnya Adi Sonip.
Andang pemilik Warung Kopi Padepokan Tumaritis II Jalan Simpang Gereja Kotabaru Kota Jambi saat memasak menu pesanan pelanggan. (FOTO ROSENMAN Manihuruk) |
Guna
mengembangkan usaha, Andang melirik lokasi yang strategis. Simpang jalan Gereja Kotabaru Kota
Jambi merupakan pilihan tempat yang tepat. Awalnya Andang bersama istrinya Acih
Nurjanah (38) mengontrak lahan seluas kurang lebih 10 meter persegi milik
Pesantren Sa’ad Datuddaren Seberang Kota Jambi.
“Kami
menyewa lahannya saja selama 10 tahun. Namun pembayaran setiap bulan Rp 300
ribu. Atau Rp 3 juta setahun. Kalau bangunan ini kami yang bangun. Lahan ini
milik Pesantren Sa’ad Datuddaren Seberang Kota Jambi. Kami buka disini karena
tempatnya strategis karena dekat dengan pusat olahraga,” kata Andang.
Dulunya,
lahan tersebut hanya semak-semak belukar. Namun karena lokasinya strategis,
pihak Pesantren Sa’ad Datuddaren menyewakannya. Setidaknya ada empat usaha di
lahan Pesantren Sa’ad Datuddaren Seberang Kota Jambi.
Omzet Rp 2 Juta Sehari
Usaha
yang digeluti Andang (41) bersama istrinya Acih Nurjanah tergolong sukses.
Betapa tidak, warkop sederhana itu bisa beromzet hingga Rp 2 juta sehari.
Menurut
Andang, dalam satu hari pengunjung bisa mencapai ratusan orang. Sajian favorit di Warkop Padepokan
Tumiris II yakni bubur kacang hijau, bubur ketan hitam, teh telur putar, teh telur ginseng dan telur ayam
kampung setengah matang.
“Kalau
lagi ramai telur ayam setengah matang bisa habis hingga 100 butir. Kemudian
begitu juga dengan menu lainnya seperti bubur kacang. Harga bubur kacang hijau
dan campur ketan hitam mulai dari harga Rp 7 ribu hingga Rp 8 ribu. Kemudian
telur ayam setengah matang Rp 4 ribu per butir. Sementara Indomie rebus plus
sayur telur Rp 8 ribu per porsi,” katanya.
Dari
penjualan menu di Warkop Padepokan Tumaritis II setiap harinya bisa beromzet Rp 2 juta. Omzet yang sangat besar bagi
warkop sekelas Tumiris II. Suksesnya usaha yang digeluti Andang dan istrinya
bukan begitu saja didapatkan.
Mereka
tetap menjaga kesantunan terhadap pelanggan. Menjaka sikap ramah tamah kepada
pelanggan, serta membuat harga menu yang terjangkau. Kemudian soal kebersihan
makanan dan tempat juga menjadi prioritas utama.
Para pelanggan saat menikmati sarapan pagi di Warung Kopi Padepokan Tumaritis II Jalan Simpang Gereja Kotabaru Kota Jambi.FOTO AsenkLeeSaragih |
Kacang Hijau
asal Thailand
Menurut
Andang, bahan kacang hijau untuk bubur kacang hijau merupakan kacang hijau impor dari Thailand dan Australia. Dia mempercayakan pasokan kacang hijau dan kebutuhan
lainnya dari Toko Ali BTN Kotabaru Jambi.
“Kami
terpaksa membeli kacang hijau impor dengan harga Rp 18 ribu hingga Rp 19 ribu per kilogramnya.
Pasalnya kacang hijau impor labih bersih dan kualitasnya bagus. Sementara kacang hijau lokal yang kebayakan
masuk dari Kabupaten Bima Pulau Jawa, kualitasnya kurang baik. Karena banyak
ditemukan bebatuan berupa tanah dan juga kacang hijau yang keropos,” kata Andang.
Disebutkan, kalau membersihkan kacang hijau impor hanya
membutuhkan waktu 5 menit. Namun kalau untuk membersihkan kacang hijau lokal
butuh waktu lama hingga 30 menit. “Kacang hijau lokal sangat banyak kotoran
yang hendak dipisahkan. Kemudian rasa kacang hijau lokal kurang enak. Kita
bukan tak suka produk lokal, tapi kita lebih mementingkan kualitas demi
kepuasan pelanggan,” ujarnya.
Selama
ini stok kacang hijau untuk Warkop Padepokan Tumaritis II tetap terpenuhi lewat
Toko Ali BTN Kotabaru Jambi. Namun Andang tidak merinci berapa kebutuhan kacang
hijau setiap minggunya. Namun menurut dia kebutuhan kacang hijau sebagai menu
utama warkopnya tetap tercukupi.
Telur Ayam Kampung Asli
Warkop
Padepokan Tumaritis II memang betul-betul menjaga kualitas menunya. Misalnya soal
telur ayam kampung. Karena Warkop Padepokan Tumaritis II Kotabaru Jambi salah
satu menu favorit pelanggan adalah telur ayam kampung setengah matang.
Akang Andang pemilik Warung Kopi Padepokan Tumaritis II Jalan Simpang Gereja Kotabaru Kota Jambi.FOTO ROSENMAN M (AsenkLeeSaragih) |
“Kalau
soal telur, saya menjaga kualitas. Banyak menawarkan telur ayam kampung ke
kita, namun kita tolak. Karena kita takut telur ayam kampung palsu. Karena
selama ini banyak telur ayam kampung banyak yang palsu. Saya memasok telur ayam
kampung dari perusahaan agen telur ayam kampung dari Palembang,” katanya.
Menurut
Andang, pemasok telur ayam kampung ke warungya adalah Henry, agen resmi telur
ayam kampung di Jambi. “Dia punya akta perusahaan agen resmi penyalur telur
ayam kampung asli. Saya beli perbutir dengan harga Rp 2.000. Saya sudah lama
berlangganan kepada Henry,” katanya.
Dalam
membangun usaha warkopnya, Andang dan istrinya dibantu keponakannya Hendri.
Mereka bertiga saling bantu dalam menlayani pelanggan di warkopnya tersebut.
Untuk menambah omzet lain, Andang juga menyewakan sepetak kios berukuran 1,5 meter kali 2
meter untuk kios isi pulsa ulang.
Tolak Kredit Bank
Pada
umumnya, para pengusaha UKM akan tergiur dengan tawaran pinjaman modal dari
perbankan. Namun tidak demikian dengan Andang. Dirinya justru menolak tawaran
pinjaman modal dari bank.
“Dulu
ada Pak Robert Pardeda dari salah satu bank di Jambi berulang-ulang menawarkan
pinjaman modal. Hingga bapak itu pensiun dan pindah ke Bandung tetap saya
tolak. Banyak bank yang datang ke sini menawarkan pinjaman modal, namun saya
belum tertarik. Modal saya sendiri saja masih cukup untuk usaha ini,” kata
Andang.
Disebutkan,
pinjaman kredit dari bank awalnya memang menggiurkan. Namun saat pembayaran
cicilan sangat memberatkan. “Lagian pinjaman dana itu belum butuh untuk saat
ini bagi kami. Karena untuk mengembangkan usaha ini, masih kekurangan tenaga.
Kita butuh pekerja yang betul-betul jujur dan mau berusaha dengan serius dan
profesional,” kata Andang.
Mampu Bangun Rumah
Berkat
usaha ini, Andang dan istrinya Acih Nurjanah bisa sekolahkan dua anaknya
Abdullah Hikel Fikri (11) dan M Reza Nurrohman (8). Kemudian mereka juga sudah
membangun satu unit rumah di Perumahan Pesona Kenali Kotabaru Jambi.
“Saat
ini kami bisa mengguyur biaya membangun rumah sendiri. Sejak tahun 2005 silam
kami tinggal di warung inilah. Namun dalam waktu tak lama kami akan memiliki
rumah pribadi, tak lagi mengontrak. Syukur lah, ini berkat usaha ini,” ujar
Andang.
Menjalankan
usaha Warung Padepokan Tumaritis II sejak 2005 menjadi salah satu bukti, kalau
usaha UKM bisa sukses dan menjadi penggerak roda perekonomian keluarga. Warkop
sederhana yang dikelola Andang dan istrinya, menjadi salah satu bentuk UKM yang
sukses, karena tidak mengandalkan pinjaman modal dari bank dalam menjalankan usahanya.
Warung
Padepokan Tumaris II, bisa sebagai contoh bagi penggiat UKM lainnya, agar
menjalankan usahanya dengan berkesinambungan dan bisa menabanung keuntungan.
Sudah sepatutnya para pelaku UKM mendapat bimbingan dari instansi terkait guna
pengembangan UKM tersebut. (Asenk Lee Saragih)
Para pelanggan saat menikmati sarapan pagi di Warung Padepokan Tumiris II Jalan Simpang Gereja Kotabaru Kota Jambi.FOTO ROSENMAN M |
Daftar Menu Warung Padepokan Tumaritis II Jalan Simpang Gereja Kotabaru Kota Jambi.FOTO Asenk Lee Saragih (ROSENMAN Manihuruk) |
Para pelanggan saat menikmati sarapan pagi di Warung Kopi Padepokan Tumaritis II Jalan Simpang Gereja Kotabaru Kota Jambi. (FOTO ROSENMAN Manihuruk) |
(BERITA INI NAIK CETAK DI HARIAN JAMBI EDISI
CETAK PAGI KAMIS 6 FEBRUARI 2014)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar