Jalan Lambat Penerapan Kurikulum 2013
Penerapan kurikulum tahun 2013 di Provinsi
Jambi bagaikan jalan menanjak dan lambat. Dari 6000 unit sekolah yang ada di Provinsi
Jambi, baru 10 persen saja yang sudah menerapkan kurikulum yang bersifat
tematik terpadu tersebut.
MUSLIHIN, Jambi
Buku Pendidikan Agama SD Kelas 1 Kurikulum 2013.Ft Net |
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau
yang disingkat dengan KTSP adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia.
KTSP secara yuridis juga diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai
tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi dan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan
melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing yang tertuang pada
Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006.
Serta Panduan Pengembangan KTSP yang
dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Namun KTSP ini
setelah dievaluasi peran dan sepak terjangnya belum memadai dari segi kualitas
dan sikap prilaku bagi siswa disekolah bahkan merek tamat sekolah tidak membawa
hasil yang sesungguhnya sebagaimana yang direncanakan pemerintah.
Kurikulum KTSP selama ini yang
diterapkan dalam sistem pendidikan di sekolah-sekolah dari tingkat dasar hingga
tingkat atas dalam praktek dan pelaksanaannya belum memuaskan disebabkan sistem
pembelajaran yang dianut terutama bagi peserta didik masih mengacu pada
sistem hafalan.
Peningkatan
Moral
Sedangkan sistem hafalan tidak lagi
sesuai dengan kontek perkembangan zaman. Dimana zaman yang semakin maju
dibutuhkan banyak praktek dari pada teori belaka dalam mengaktualisasikan
pelajaran tersebut dikehidupan sehari-hari.
Kemudian juga dengan perubahan zaman
saat ini berbagai gejolak sosial prilaku yang menyimpang dalam kehidupan bermasyarakat,
maupun dalam skala besar dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara.
Tidak jarang ditemukan dalam kehidupan
di negara Indonesia tercintai ini semakin merosotnya norma moral, etika
dan norma agama. Sehingga menyebabkan runtuhnya sendi-sendi kehidupan. Tidak
jauh-jauh kita mengambil contoh belakangan hingga saat ini lihat saj korupsi
meraja lela di Indonesia.
Dari berbagai jenjang mulai dari
kalangan birokrasi level bawah hingga kalangan pejabat yang duduk di birokrasi
tingkat tinggi, mempunyai kebijakan strategis menghambur-hamburkan uang rakyat,
sementara rakyat sendiri hidup dalam garis kemiskinan sungguh ironis sekali.
Selain itu, generasi saat ini, rasa sosial
antar sesamapun semakin menurun. Nilai gotong royong dalam kehidupan semakin merosot.
Kejadian kriminal, tindakan asusila, perampokan pencurian dimana-mana.
Semua hal itu di tidak lepas dari
tanggung jawab pendidikan di Indonesia sendiri yang belum mampu mencetak
generasi menghasilkan siswa yang baik dan menghantarkannya kepada manusia
seutuhnya.
Nilai yang terkandung dalam pembelajaran
kita selama ini tidak bisa melekat pada siswa dikarenakan murid yang belajar
dalam sehari-hari hanya menghafal. Namun tidak didukung dengan kemampun guru
untuk menyerapkan nilai pelajaran tersebut kepada siswa.
Hindari
Budaya Menghafal
Dapat dilihat juga dalam rangka
pelaksanaan Kurikulum 2013, pemerintah melalui Kemendikbud telah menerbitkan
peraturan baru tentang Implementasi Kurikulum yang dituangkan dalam Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013.
Penerapan sistem pembelajaran Kurikulum 2013 ini sebagai upaya penyederhanaan, dalam wujud tematik-integratif. Tujuannya, sudah jelas untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan.
Penerapan sistem pembelajaran Kurikulum 2013 ini sebagai upaya penyederhanaan, dalam wujud tematik-integratif. Tujuannya, sudah jelas untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan.
Pengamat Pendidikan Jambi Profesor
Muktar Latif kepada Harian Jambi mengatakan, pertengahan Februari ini
sistem kurikulum dalam dunia pendidikan memang semestinya harus terus berubah.
Hal itu untuk menyesuaikan diri dengan
perkembangan zaman. Jika tidak demikian generasi kita tentu akan semakin
merosot kedepannya. Untuk itulah pemerintah mengambil kebijakan merubah KTSP
sebelumya menuju ke kurikulum baru yang disebut dengan kurikulum tahun 2013.
“Dengan konsep tematik integratif akan
semakin memberikan ruang gerak bagi siswa untuk mengekspresikan
potensi-potensinya. Dengan demikian, dapat memberikan kekuatan bagi anak didik.
Kurikulum sekarang bukan lagi hanya menghafal, namun lebih kepada pemahaman,”
katanya.
Muktar menyebutkan, latar belakang
pemerintah merubah kurikulum dikarenakan kurikulum yang lama KTSP tidak lagi
efektif dalam mencetak generasi yang baik. Dimana kurikulum yang dianut selama
ini siswa lebih ditekankan belajar dengan sistem menghafal yang membosankan
siswa.
Boleh dikatakan keberhasilan murid dalam
sekolah dilihat dari seberapa banyak ilmu yang diperoleh siswa dengan hafal
ilmu luar kepala. Namun mereka tidak dapat memahami mempraktekkkan ilmu
tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Contonya, dijelaskan muktar saat guru
mengajarkan tentang materi solat akan tetapi siswa hanya menghapal tujuan dan fungsi
sholat akan tetapi setelah siswa pulang sekolah mereka tidak menerapkan sholat
tersebut.
Contoh lain dalam pelajaran
kewarganegaraan, guru mengajarkan tentang pentingnya rukun antar sesama dan
tidak bekelahi, namun kenyataanya dalam kehidupannya sehari-hari tidak
diaplikasikannya pelajaran tersebut.
“Sangat disayangkan tidak menghasilkan
siswa yang baik ber-aqlak mulia masalah ini karakter buruk akan dibawanya
hingga dewasa,” ujarnya.
Bentuk
Karakter Siswa
Maka dengan itu diharapkan sistem
kurikulum pendidikan kita yang baru tahun 2013 yang ditekankan aklaq, karakter
kemudian juga pada pembelajaran pemahaman pengaplikasian pelajaran dengan nyata.
“Setelah siswa belajar, tentunya tidak
hanya berhapal seperti kurikulum sebelumnya sistem KTSP. Tapi tidak
menghasilkan sikap prilaku yang baik. Sedikit perubahan untuk tingkat sekolah
dasar jam pelajaran agama akan ditambah untuk memaksimalkan tujuan ini,” sebutnya.
Hal itu agar peran guru agama lebih
banyak menempa kepribadian siswa dari dasar. Jika dari SD murid sudah ditempa
sikap prilaku dan aqlaknya, akan mudah dibawanya sampai ia besar nantinya. “Karena
nilai yang baik sudah melekat dalam dirinya sejak dini,” kata Muktar Latif.
Muktar Latif menambahkan, dengan adanya kurikulum tahun 2013 siswa mampu belajar memahami nilai-nilai sekaligus mempraktekkan pelajaran tersebut dalam kehidupannya sehari-hari baik dalam sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.
Muktar Latif menambahkan, dengan adanya kurikulum tahun 2013 siswa mampu belajar memahami nilai-nilai sekaligus mempraktekkan pelajaran tersebut dalam kehidupannya sehari-hari baik dalam sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.
Menurut dia, kurikulum baru ini cukup
baik dilihat dari isensinya. Akan tetapi sisi lain terkait dengan penerapan
kurikulum tahun 2013 di Indonesia dan juga di Jambi khususnya. (*/lee)
***
Ketika
Guru Masih Gagap Terakpan Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum KTSP selama
ini terkesan dipaksakan. Pasalnya penerapan kurikulum ini disekolah-sekolah
tidak diiringi dengan persiapan sarana dan prasarana yang memadai. Juga bila
dilihat kebelakang masih banyak guru yang belum mengerti bahkan gagab bagaimana
menerapkan dan mengajar di sekolah menggunakan kurikulum KTSP selama ini.
Pengamat Pendidikan Jambi Profesor
Muktar Latif berpendapat, kemudian guru secara mendadak harus kembali
mengajar dengan sistem menerafkan kurikulum tahun 2013. Hal tersebut membuat
sebagian guru semakin bingung gelabakan.
Pasalnya, guru belum menguasai sistem
pengajaran kurikulum lama namun sudah beranjak ke kurikulum baru. “Seharusnya
pemerintah mematangkan satu persatu. Atau setidaknya pemerintah
mensosialisasikan kurikulum jauh-jauh hari sebelumnya, agar tidak serba dadakan,”
katanya.
Lalu bagaimana palaksanaan
penerapan kurikulum disekolah-sekolah di Jambi? Kata Prof Muktar Latif, pelaksanaan
kurikulum tahun 2013 di Provinsi Jambi saat ini secara keseluruhan belum merata.
Diketahui dari jumlah sekolah yang ada
di Provinsi Jambi kurang lebih sebanyak 6000 sekolah baru 7-10 persen
saja. Kurikulum 2013 yang telah diterapkan disekolah katanya.
Penyebabnya karena kurikulum masih baru
dan juga sosialisasi yang belum terselesaikan secara merata dan kurang
didukungya persiapan yang matang serba dadakan.
Tuntutan Zaman
Buku Kurikulum 2013 |
Perubahan kurikulum ke kurikulm tahun
2013 seiring dengan perubahan tuntutan zaman. Selain itu juga kemudian
kurikulum tahun 2013 sudah menjadi program Presiden SBY. Maka mau tidak mau
harus dilaksanakan sebagai tanggung jawab pada masa kepemimpinannya.
Sisi lain yang menyebabkan perubahan
kurikulum karna termuat adaya nilai politisnya.Ujar Muktar latif yang
dikenal tokoh intelektual Jambi ini.
Pelaksanaan kurikulum 2013 secara
serentak yang akan diterafkan di Indonesia pada tahun 2014 memberikan beragam
manfaat bagi sekolah, guru maupun bagi siswa. Bagi siswa misalnya, siswa itu
sendiri mampu belajar dengan cara yang menyenangkan.
Kemudian mampu berkreatif sendiri
mencari jawaban sendiri dalam belajar juga dibimbing oleh guru. Siswa mampu
mengesplor dirinya, dan dapat memahami pelajaran dengan baik tidak hanya
mengahafal semata yang membosankan.
Bagi guru seorang guru dapat kreatif
menemukan cara-cara mengajar yang baik bagi siswa. Juga dapat lebih
berpatisipasi membimbing anak saat belajar. Peran guru memanusiakan manusia
lebih besar di dalamnya karena guru dituntut untuk menyerapkan nilai pelajaran
yang terkandung di dalamnya kedalam diri siswa tersebut.
Banyaknya unsur manfaat dari penerapan
kurikulum tahun 2013, namun semua yang namanya ciptaan manusia. Kemungkinan
masalah yang akan ditimbulkan dari penerapan kurikulum tahun 2013 di sekolah-sekolah,
kapasitas seorang guru mengajar agak terbatas.
Karena kurikulum terbaru ini, mata
pelajaran yang biasanya dipisah tidak seperti sistem lama. Banyaknya ragam mata
pelajaran, bahkan mencapai belasan mata pelajaran dinilai belum efetif.
Lain halnya dengan sekarang kurikulum
terbaru 2013, mata pelajaran digabungkan yang biasa tiga bidang studi
dijadikan satu bidang studi. Mata pelajaran semakin berkurang karena sudah di
satukan menjadi sub-sub dalam sebuah buku atau tematik terpadu. (hin/lee)
Kurukulum
2013 Diterapkan, Guru Kontrak Minim Pendapatan
Jika kurikulum 2013 diterapkan,
pendapatan guru kontrak dan honor bakal berkurang drastis. Bahkan nasib guru
kontrak bakal tergusur akibat semakin berkurangnya mata pelajaran di sekoilah.
Masalahnya jika demikian otomotis
peranan guru mata pelajaran akan berkurang. Guru tidak lagi memegang mata
pelajaran masing-masing yang berakibat terjadinya kelebihan guru disekolah.
Profesor Muktar Latif mengatakan, guru harus berbuat banyak dalam
hal mengajar. Yang lebih ironisnya lagi, guru kontrak dan guru honor otomatis
juga akan kekurangan jam mengajar. Karena mata pelajaran yang dijalankan
berdasarkan kurikulum jumlahnya sedikit.
Sehingga pendapatan gaji merekapun bisa
berkurang. Permasalahan masalah posisi guru hingga terkait dengan perannya dalam
mengajar pada sistem kurikulum tahun 2013 hingga kini belum ditemukan jalan
keluarya oleh pemerintah. “Namun tetap diusahakan, melihat kondisi tersebut
cukup memprihatinkan,” tutur Muktar Latif.
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Suyanto mengatakan, ada 7
mata pelajaran yang akan diajarkan untuk siswa SD di kurikulum pendidikan baru
tahun 2013.
Nama nata pelajaran
SD, meliputi ; Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, PPKn, Matematika, Kesenian, Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Kesehatan dan Pengetahuan Umum.
Kemudian nama mata
pelajaran SMP meliputi; Bahasa Indonesia, PPKn, Agama, Matematika, Bahasa
Inggris, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Meski ada beberapa mata pelajaran yang tidak masuk dalam kurikulum yang baru, bukan berarti mata pelajaran tersebut dihilangkan. Namun, mata pelajaran tersebut akan diintegrasikan dengan mata pelajaran yang lain. (hin/lee)
***
Meski ada beberapa mata pelajaran yang tidak masuk dalam kurikulum yang baru, bukan berarti mata pelajaran tersebut dihilangkan. Namun, mata pelajaran tersebut akan diintegrasikan dengan mata pelajaran yang lain. (hin/lee)
***
Sejumlah
SD di Kota Jambi Sudah Terapkan Kurikulum 2013
Sejumlah sekolah dasar (SD) di Kota
Jambi sudah menerapkan kurikulum 2013. Seperti SDN No 26 Kota Jambi yang
terletak di Telanaipura, Kota Jambi.
Mariam |
Mariam, salah satu Guru SDN 26 mengatakan,
saat ini pihak sekolahnya telah menerapkan kurikulum tahun 2013 tersebut. Namun
belum secara keseluruhan penerapan baru pada kelas 1 dan 4. Sementara kelas
lain menyusul.
Mengenai kelebihan pada kurikulum tahun
2013, kata Marriam, yaitu suatu pembelajaran yang efektif dan mengenai sasaran
secara lansung pada siswa. Pembelajaran yang mengarahkan kekarakter yang
mendidik perilaku siswa.
Selain itu juga siswa tidak saja
mempelajari teori menghafal semata akan tetapi murid belajar dapat memahami isi
praktek dalam pembelajaran tersebut. Bahasa Indonesia misalnya, ketika siswa
belajar bahasa murid itu sendiri disuruh gantian kedepan untuk bercakap bahasa
dengan benar sesuai dengan materi yang telah diarahkan. Dengan begitu mereka
secara tidak lansung berlatih berani berbicara di depan orang banyak.
Dalam bidang pelajaran pendidikan
kewarganegaraan juga demikian siswa belajar pancasila, mereka tidak hanya
menghafal Pancasila. Namun mereka diajarkan dalam lokal bagaimana memahami
menyerap nilai Pancasila dengan menghubungkan dalam kehidupan sehari-hari.
Begitupun juga cara ini berlaku pada
kelas setingkat SMP, SMA cara demikian cukup baik menurut kami dalam PPKN diajarkan
bagaimana menjadi seorang pembela tanah air mempunyai rasa nasionalisme yang
tinggi.
Kata Mariam, pendidikan karakter akan
lebih besar ditekankan pada jenjang sekolah dasar untuk pembentukan sikap.
Diharapkan karakter itu sudah melekat sejak usia dini. Dengan demikian,
karakter dan keilmuan akan mudah menyatu pada setiap siswa. (hin/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar