Halaman

Kamis, 13 Februari 2014

Kuasai Suplai Sayur di Pasar Talang Banjar


PERTANIAN: Junari, Ketua Kelompok Tani Sido Makmur, saat melakukan perawatan terhadap tanaman hasil pertaniannya.FOTO-FOTO: RIRIN/HARIAN JAMBI

SIDO MAKMUR

Sido Makmur adalah salah satu kumpulan kelompok tani di Kota Jambi. Selain aktif mensuplai sayur ke berbagai supermarket, kelompok tani ini juga mampu menguasai suplai sayur di Pasar Talang Banjar Kota Jambi.


RIRIN, Jambi
Mengkonsumsi sayuran yang sehat merupakan salah satu hal yang menjadi pilihan para keluarga. Karena dengan mengkonsumsi sayuran dan makanan yang sehat, akan mampu meningkatkan kesehatan secara alami.
Banyaknya informasi terkait menjamurnya sayuran berpestisida, mengakibatkan sebagian kalangan was-was untuk memilih sayuran di Pasar. Karena memang, menkonsumsi sayuran berpestisida, bukan akan memberikan efek baik terhadap tumbuh. Justru, sayuran ini akan memicu terjangkitnya berbagai jenis penyakit. Dalam hal ini, Kelompok Tani Sido Makmur hadir, dengan menyajikan sayuran sehat bebas pestisida. Kelompok tani ini pun, dinyatakan sukses dalam menjalankan usaha pertanian.
Kegiatan kelompok tani merupakan salah upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk meningkatkan kehidupannya. Begitu juga dengan pemerintah, harus ikut berperan dalam kegiatan tersebut. Hal ini disebabkan karena jika antara petani dan pemerintah khususnya dinas pertanian bisa saling bekerjasama, maka akan bisa menciptakan peningkatan ekonomi dari masyarakat tersebut.
Kelompok tani Sido Makmur, merupakan salah satu kelompok tani di Kota Jambi yang berada di kawasan Paal Merah Lama Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi. Sejak tahun 1986, masyarakat sekitar telah bergabung dengan kelompok tani ini, dan melakukan kegiatan bercocok tanam.
 “Tapi pada waktu itu belum ada bantuan dari pemerintah,” ungkap Januri selaku ketua kelompok tani Sido Makmur.
Sejak tahun 1986 sampai tahun 2006, kelompok tani ini berusaha sendiri. Bekerja dengan peralatan seadanya. Untuk lahannya pun juga digarap bersama-sama. Untuk hasilnya akan dimasukkan dalam kas, setelah terkumpul banyak akan dibagi berdasarkan jumlah anggota.

“Setiap satu minggu sekali kami anggota kelompok tani gotong-royong untuk nanam, kemudian hasilnya dilelang,” ujarnya.
Kegiatan kelompok tani diarahkan pada penerapan sistem agribisnis, dengan mengutamakan kerjasama antara satu petani dengan petani yang lainnya. Begitu juga dengan masyarakat pedesaan sekitar.

40 Persen, Bantuan Pemerintah
Bekerja dengan peralatan seadanya, ternyata dirasa kurang memuaskan hasilnya. Apalagi kebutuhan bahan pokok semakin mahal. Oleh karena itu, bersama dengan anggota yang lain, akhirnya kelompok tani Sido Makmur mengajukan permohonan bantuan untuk keperluan kegiatann pertaniannya.

SIDO MAKMUR: Lokasi pertanian kelompok tani Sido Makmur, yang berada di Jalan Sarma Kelurahan Paal Merah Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi. Lokasi ini akan dijadikan sebagai sentra pertanian Kota Jambi.

Kemudian, pada tahun 2006 kelompok tani ini memang mendapatkan bantuan dari dinas pertanian kota Jambi. Bahkan terus bekerjasama sampai saat ini. Kerjasama ini dilakukan untuk membantu petani sayuran di Kota Jambi agar lebih mudah dalam melakukan usaha di bidang pertanian. Bantuannya itu banyak, mulai dari pupuk, hand tractor, genset dan juga bibit tanaman, sudah terpenuhi oleh pemerintah.
“Kalau dulu kan pakai cangkul, tapi sekarang pakai hand tractor jadi tidak terlalu capek,” paparnya.
Bantuan tersebut pada dasarnya tidak seratus persen, tetapi hanya sekitar 40 persen. Karena petani juga berusaha untuk membeli bibit sendiri dan juga menciptakan bibit tanaman sendiri. Namun dengan adanya bantuan dari dinas pertanian memang cukup memudahkan kegiatan petani. Bahkan bisa mempercepat proses yang dilakukan oleh para petani.
“Bibit yang kami buat sendiri itu di antaranya adalah Salada Pandan dan bibit Kemangi,” ungkapnya.
Selain itu, kelompok tani yang sekarang ini terbentuk merupakan untuk perkumpulan anggota dan saling bertukar pikiran serta ide. Oleh karena itu, dalam kelompok tani Sido Makmur selalu dituntut untuk aktif. Saat ini jumlah anggotanya yang masih aktif berjumlah sekitar 35 orang.
“Dan bantuan dari pemerintah ini bisa membantu masyarakat yang kekurangan modal,” tambahnya.
 Suplai Supermarket dan Mal                                                             
Dalam hal ini, kelompok tani Sido Makmur merupakan salah satu kelompok tani yang menanam khusus sayuran daun-daunan. Sayuran tersebut antara lain kalian, salada pandan, kangkung, kol, daun seledri, sawi, bayam, kemangi dan yang lainnya.
“Sayuran yang ditanam di sini itu masuk dalam kelompok sayuran yang elit. Artinya sayur yang ditanam bukan hanya dijual di pasar tapi juga di mal ataupun supermarket,” ungkapnya.
Tanaman yang dipelajari juga termasuk tanaman yang rumit. Salah satunya adalah tanaman kailan yang merupakan sayur untuk orang chinese. Penanamannya cukup repot tetapi jika sudah panen, harganya pun cukup mahal di pasaran.
Selain itu, tanaman yang ada dalam kelompok tani Sido Makmur merupakan sayuran yang layak konsumsi. Bahkan menerapkan sistem sayuran prima tiga yaitu mutu baik dan aman konsumsi tanpa pestisida.
“Sepuluh hari sebelum panen, dilarang keras untuk menyemprotkan bahan kimia, walaupun berlubang di daunnya tapi itu tidak masalah,” ujar ayah dua anak ini.
Anggota kelompok tani memilih untuk menanam sayur yang berkualitas karena akan bisa meningkatkan peminat dari pecinta sayur itu sendiri. Harganya pun juga akan berbeda dengan tanaman sayur yang kelas bawah.
Dengan kualitas yang diterapkan tersebut, ternyata memang membuat kelompok tani ini sukses dalam usaha pertaniannya. Bahkan dulu juga pernah menyuplai sayur di hotel-hotel yang ada di Jambi.
Ketika awal mula kelompok tani Sido Makmur ini mendapatkan bantuan dari pemerintah, ternyata hasil sayurannya pun juga tidak hanya di jual ke mal. Tetapi juga di suplai ke hotel-hotel yang ada di Kota Jambi. Hal itu terjadi sekitar tahun 2007. Di mana pada waktu itu, ketua dari kelompok tani ini adalah M Asrory.
Pada waktu itu kerja sama antara petani dengan pihak hotel yang ada di Jambi memang cukup membantu petani sayur di Kota Jambi. Karena harga beli dari pihak hotel lumaya tinggi. Namun  ternyata kegiatan mensuplai sayur ke hotel itu tidak mampu bertahan lama.
“Sayur yang diminta itu dulu tidak banyak, kadang hanya setengah kilo. Jadi otomatis kami sebagai petani juga mikir,” ungkap Karyadi, Anggota Kelompok Tani ini.

Mendominasi Talang Banjar
Saat ini, petani lebih memilih untuk menjual sayuran di mal dan juga supermarket. Bahkan sayur yang ada di Pasar Talang Banjar Kota Jambi, rata-rata disuplai oleh kelompok tani ini. Keuntungan dari hasil pertanian ini pun cukup menghasilkan.
“Kalau soal pupuk, kami membeli pupuk yang bersubsidi, yang harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan harga pupuk di toko pada umumnya. Kemudian juga untuk sayuran yang dijual di mal ataupun di supermarket, harganya bisa lebih mahal dibandingkan dengan penjualan sayur di pasar tradisional,” ungkap Januri.
Terkait cuaca di Kota Jambi saat ini, yang tentunya mempengaruhi perkembangan pertanian ia mengatakan, masih dalam tahap aman. Meski hujan masih jarang turun, namun tahap ini belum dinyatakan musim kemarau. Untuk mencegah sayuran agar layu, para anggota kelompok tani Sido Makmur menggunakan peralatan genset untuk mengalirkan air ke tanaman.
“Kalau untuk air, kami tidak terlalu khawatir karena oleh pihak pemerintah dibuatkan sumur bor,” ujarnya.

Oleh karena itu, meskipun musim kemarau, sayuran yang ada dalam kelompok tani ini tidak akan layu. Sebab para anggotanya sudah mempersiapkan keperluan dari sebelumnya. Sehingga mereka tidak terlalu repot untuk menanggulangi adanya kemarau tersebut.(*/poy)

***
Ini Dia, Sentra Pertanian Kota Jambi
Kota Jambi sebagai kawasan yang dipadati bangunan dan penduduk, menjadikan lokasi pertanian menjadi terbatas. Padahal, suplai dari hasil pertanian di Kota Jambi cukup dibutuhkan, agar tidak adal lagi suplai hasil pertanian dari daerah lain.
Seperti halnya Pedagang di Pasar Angso Duo, yang mengambil sayuran dari daerah luar Jambi. Meski demikian, produksi sayur asli Kota Jambi justru banyak beredar di berbagai supermarket.
Dikatakan Jamilah, Kabid Program Dinas Pertanian Tanam Pangan Provinsi Jambi, bahwa hal tersebut merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pedagang itu sendiri. Karena pada umunya pedagang menginginkan harga sayur yang lebih murah. Jadi mereka rela mengambil dari luar daerah.
“Tapi kan banyak juga sayur petani Jambi yang beredar di pasar ataupun supermarket,” ujarnya.
Mengatasi hal tersebut, pemerintah akan fokus ke berbagai kawasan di Kota Jambi, untuk dijadikan sebagai lokasi sentra pertanian di Kota Jambi. Lokasi tersebut berada di kawasan Sido Makmur dan Suka Maju di kawasan Pal Merah Kota Jambi. Dipilihnya desa ini, karena dianggap cocok untuk dijadikan setra pertanian.
“Sebab kalau untuk di kawasan perkotaan itu sudah padat penduduk. Belum lagi banyaknya pembangunan ruko,” tambahnya.
Dalam hal ini, ia mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Tani Sido Makmur. Hal ini dianggapnya, sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pendapatan ekonomi. Oleh karena itu, apresiasi dari dinas pemerintah pun cukup antusias. Karena kelompok tani ini bisa menjadi contoh untuk daerah yang lain.
“Perkembangan kelompok tani saat ini cukup baik. Apalagi pemerintah juga tidak diam, tetapi ikut membantu kebutuhan dari para masyarakat petani. Antara pemerintah dengan petani itu saling bekerjasama, jadi bisa saling tahu kebutuhan yang diinginkan oleh mereka,” ungkapnya.
Lanjunya, bahwa kondisi perkembangan pertanian jika dibandingkan dengan sebelumnya sudah cukup jauh berbeda. Sekarang sudah banyak kemajuan, sesuai dengan program yang dicanangkan oleh pihak Dinas Pertanian Kota Jambi.
Program tersebut antara lain, mendorong pembangunan sumberdaya manusia pertanian yang cerdas, terampil, kreatif, inovatif dan  produktif. Membina kelembagaan dan manajemen usaha tani yang efektif, efisien dan profesional. Mendorong peningkatan  produksi  pertanian tanaman pangan dan hortikultura yang optimal dan  bermutu. 
Menfasilitasi terwujudnya sentra produksi tanaman pangan dan hortikultura yang menghasilkan produk yang mempunyai daya saing kompetitif dan komparatif. Membangun pertanian tanaman pangan dan hortikultura ramah lingkungan yang  terintegrasi.
“Tujuannya tidak lain agar bisa meningkatkan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Oleh karena itu, kerjasama yang dilakukan oleh pihak pemerintah dan petani akan terus ditingkatkan. Agar program Jambi Emas yang dicanangkan oleh Gubernur Jambi bisa terwujud.(rin/poy)(HARIAN JAMBI EDISI CETAK PAGI KAMIS 13 FEB 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar