Rabu, 02 Oktober 2013

Kakor Brimob Polri Minta Polda Jambi Selidiki Tewasnya Brigadir Anumerta Marto Fernandus Hutagalung





Brigadir Anumerta Marto F Hutagalung, L Hutagalung

Brigadir Anumerta Marto F Hutagalung, L Hutagalung

















Kakor Brimob Polri, Irjen Pol Rum Murkal.

Kakor Brimob Polri, Irjen Pol Rum Murkal memberikan kata penghiburan kepada ayah Brigadir Anumerta Marto F Hutagalung, L Hutagalung di rumah duka di Perumahan Aster Biru, Rt 27 No 22, Kelurahan Lingkar Selatan, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi, Rabu (2/10/13).

Kakor Brimob Polri, Irjen Pol Rum Murkal memberikan kata penghiburan kepada ayah Brigadir Anumerta Marto F Hutagalung, L Hutagalung di rumah duka di Perumahan Aster Biru, Rt 27 No 22, Kelurahan Lingkar Selatan, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi, Rabu (2/10/13). Foto-foto Asenk Lee Saragih.

Kakor Brimob Polri, Irjen Pol Rum Murkal memberikan kata penghiburan kepada ayah Brigadir Anumerta Marto F Hutagalung, L Hutagalung di rumah duka di Perumahan Aster Biru, Rt 27 No 22, Kelurahan Lingkar Selatan, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi, Rabu (2/10/13). Foto-foto Asenk Lee Saragih.
Jambi, BERITAKU

Kepala Korps (Kakor) Brimob Polri, Irjen Pol Rum Murkal meminta Polda Jambi selaku penanggungjawab wilayah untuk menyelidiki Prosedur Tetap (Protap) penugasan anggota Brimob Polda Jambi dalam pemberantasan praktek Pertambangan Emas Tanpa Ijin (PETI),  yang menewaskan Brigadir Anumerta Marto Fernandus Hutagalung (25) di Kecamatan Limun, Sarolangun, Selasa (1/10/13).

Kakor Brimob Polri, Irjen Pol Rum Murkal turun ke Jambi guna memberikan semangat kepada anggota Brimob agar tetap tegar dalam menjalankan tugah demi penegakan hukum.

Hal itu dikatakan Kakor Brimob Polri, Irjen Pol Rum Murkal kepada wartawan usai upacara pemberangkatan Jenazah dari Rumah Duka  Brigadir Anumerta Marto Fernandus Hutagalung di Perumahan Aster Biru, Rt 27 No 22, Kelurahan Lingkar Selatan, Kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi, Rabu (2/10/13).

Menurutnya, penyelidikan masih berlangsung. Jika ada protap yang dilanggar akan ditindak lanjuti. “Kita serahkan sepenuhnya kepada Polda Jambi,”ujarnya.

“Saya dapat informasi dari Kapolda Jambi atas kejadian ini. Saya langsung turun, karena yang wafar ada anak saya. Saya memberikan motivasi dan semangat pantang menyerah kepada anggota Brimob dalam melaksanakan tugas penegakan hukum. Soal adanya kesalahan Protap itu wewenang Kapolda Jambi Brigjen Pol Satriya Hari Prasetya yang menyelidikinya. Tugas saya hanya sebagai pengawasan teknis. Saya minta laporannya dari Kapolda Jambi nantinya,”katanya.

Kakor Brimob Polri juga meminta masyarakat Provinsi Jambi agar tidak melawan aparat dan taat terhadap hukum. Dirinya juga meminta masyarakat Provinsi Jambi agar tidak mudah tersulut provokasi oleh oknum tak bertanggungjawab.

Sementara itu, proses pemakaman Jenazah Brigadir Anumerta Marto Fernandus Hutagalung berjalan dibawah guyuran hujan sejak pukul 13.00 WIB. Namun demikian upacara adat Batak, gereja (HKBP Jambi) dan upacara pelepasan Jenazah oleh Tim Brimob Polda Jambi berlangsung dengan tertib.

Sebelum jenazah diserahkan kepada Polri, Pdt M Simanjuntak (HKBP Kotabaru Jambi) membawakan renungan singkat sebagai peneguhan iman orang tua korban (L Hutagalung/Br Silitonga) dan kedua saudaranya serta keluarga besar.

Setelah upacara kepolisian, jenazah diusung ke pemakaman umum Nasrani Bumi Langgeng, Pondok Meja, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muarojambi, Rabu (2/10/13) pukul 16.00 WIB. Pemakaman juga dihadiri langsung oleh Kakor Brimob Polri, Irjen Pol Rum Murkal.

Sementara Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus juga melayat Brigadir Anumerta Marto Fernandus Hutagalung sekitar pukul 10.00 takziah ke rumah duka di RT 27 Perumahan Aster Biru, Kelurahan Lingkar Selatan. Suasana haru terasa di kediaman rumah duka. Beberapa orang anggota keluarga terlihat berkumpul di sekitar jenazah Briptu Marto.

Gubernur Jambi usai melayat jenazah korban mengatakan dirinya sangat prihatin, dan berbelasungkawa atas insiden yang mengakibatkan tewasnya satu orang anggota Brimob dan dua warga. “Kita prihatin dengan kejadian ini dan mengucapkan belasungkawa yang
sedalam-dalamnya,”ujarnya.

Kidung pujian pun menggema dari penggunjung yang kebanyakan menggunakan pakaian hitam. Jenajah Marto Fernandus Hutagalung Rabu (2/10) tiba di Jambi, sekitar pukul 01.30 disambut histeris oleh keluarga korban, khususnya ayah dan ibunya serta dua saudara kandungnya. Jenajah disambut histeris oleh keluarga korban, yang diantar langsung oleh Wadansat Brimob Polda Jambi, AKBP Juri.

Sejumlah pejabat Polda Jambi dan TNI AD  juga telah berkunjung ke kediaman orangtua korban. Tampak juga bunga papan ucapan turut berduka dari sejumlah pejabat termasuk Gubernur Jambi, Wakil Gubernur Jambi, Sekda Provinsi Jambi dan Kakor Brimob Polri, Irjen Pol Rum Murkal.

Seperti diberitakan sebelumnya, razia PETI di Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun berujung bentrok antara warga dengan polisi. Briptu Marto Fernandus Hutagalung meninggal karena terkena lemparan warga dan dua warga Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun juga meninggal dunia.

Razia PETI di Kecamatan Limun, Selasa (1/10/13) ini pada sekitar pukul 16.00, sebanyak satu pelton aparat menuju Desa Mengakadai, Kecamatan Limun untuk merazia dompeng darat. Namun saat aparat membawa barang bukti, masyarakat tidak terima. Ribut antara aparat dan warga hingga berujung bentrokpun pecah.

Saat bentrok terjadi, tembakan aparat polisi dilepaskan, begitu juga lemparan batu dan benda tanjam yang digunakan warga. Untuk menghindari agar bentrok tidak meluas, aparat mundur. Dan masyarakat dikabarkan menuju Polsek Limun.

Brigadir Anumerta Marto Fernandus Hutagalung merupakan kebangaan keluarga. Hal itu diungkapkan ayahnya L Hutagalung disertai isak tangis. Tampak L Hutagalung tak rela melepas putra kebanggaan keluarganya itu. Marto Fernandus Hutagalung lahir pada 12 Oktober 1988.

Marto Fernandus juga direncanakan akan menikah dengan gadis pujaannya, Boru Silaban. Namun cita-cita keluarga itu sirna. Ditengah keluarga Marto Fernandus peduli terhadap keluarga. “Dia itu anak bertanggungjawab dan patuh sama orang tua. Dia anak kebanggaan kami, tapi dia terlalu cepat meninggalkan kami,”ujar L Hutagalung dalam isak tangisnya. Rosenman Manihuruk
***************** 

 Kronologis Kejadian Menurut Kapolres Sarolangun, AKBP Satria Adi Permana
 
Foto JMK



JAMBI - Bentrokan terjadi antara tim gabungan TNI - Polri dengan para penambang emas ilegal, Selasa (1/10/2013). Dalam bentrokan ini 2 warga tewas dan puluhan lainnya mengalami luka. Di pihak kepolisian, satu orang anggota Brimob tewas dan sejumlah polisi lainnya, termasuk Kabag Ops Polres Sarolangun, mengalami luka-luka.

Bagaimana bentrok ini bisa terjadi? Menurut Kapolres Sarolangun, AKBP Satria Adi Permana, bentrokan bermula ketika

Sekitar pukul 2 siang, tim razia setelah selesai melakukan tugas di Cermin Nan Gedang menuju Limun. Ketika tiba di Desa Temenggung, tim melihat air di sungai keruh.

"Tim melakukan penyelidikaan dan mendapatkan dua dompeng sedang beroperasi. Mengetahui kedatangan petugas, pelaku dompeng bernama Fadli melarikan diri," jelas Satria Adi Permana.

Namun, kata Satria, Fadli tidak mengetahui di depannya ada lubang. "Dia pun terjatuh karena tersandung, mengalami luka-luka di kepala. Korban sempat kita bawa ke rumah sakit namun kemudian meninggal dunia," jelasnya.

Mendengar ada penambang yang meninggal dunia, warga Desa Temenggung kemudian mengamuk dn langsung melempari tim razia. Lalu, BKO Brimob didatangkan dari Polsek Limun untuk perkuatan. "Setiba di TKP, BKO Brimob ini langsung dilempari warga dengan batu dari depan dan samping, Aparat gabungan bertahan sambil escape karena kekuatan massa sangat banyak dan juga terus melempari aparat gabungan dangan batu sampai tempat parkir kendaraan," ungkap Satria.

Nah, pada saat akan naik ke kendaraan, Marto Fernandus Hutagalung terkena lemparan batu di kepala di samping mobil truk Sabhara yang dibakar massa. "Lalu anggota Brimob yang terkena lemparan batu ini dievakuasi ke rumah sakit Sarolangun, tapi sekira pukul 18.30 WIB, almarhum meninggal dunia," jelasnya.

Saat ini, tambah Satria Adi Permana,  situasi belum kondusif, masyarakat masih bertahan di jembatan arah masuk desa dan melengkapi diri dengan senjata tajam dan senjata api rakitan.(Muhamad Usman-http://berita3jambi.com)


Tidak ada komentar: