Detik-detik Penembakan Bripka Sukardi yang Terekam CCTV KPK
blackberrymessager/blackberrymessager
(alm)
Bripka Sukardi tewas tertembak di depan Gedung KPK, Jalan Rasuna Said,
Jakarta. Selasa (10/9/2013). (blackberrymessager/Group)
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Peristiwa penembakan
terhadap Bripka Sukardi yang terjadi di depan Gedung Komisi
Pemberantasan Korupsi, Selasa (10/9/2013), sekitar pukul 22.15 WIB
sempat terekam CCTV yang terpasang di Gedung KPK.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Kompas.com, berikut kronologi penembakan yang terekam CCTV KPK:
Sekitar pukul 22.15 WIB, Sukardi tampak mengendarai Honda Supra 125 R warna hitam bergaris merah bernomor polisi B 6671 TXL di jalur lambat Jalan HR Rasuna Said, depan Gedung KPK. Posisi Sukardi tepat di depan iring-iringan pararel enam kontainer pengangkut kayu dan besi di jalur lambat yang mengarah ke Mampang Prapatan, dekat depan pintu masuk Gedung KPK.
Kemudian, dari sisi kanan jalur lambat, bergerak satu motor Honda Supra dengan seorang pengendara berbaju merah. Motor tersebut lantas berhenti di depan Gedung KPK. Lalu, dari belakang iring-iringan truk, tampak menyalip dua motor bebek lagi. Satu motor tampak berboncengan, sedangkan satu lainnya dikendarai seorang diri.
Saat motor bebek yang berboncengan menyalip, tampak pembonceng menembakkan peluru ke arah Sukardi sebanyak dua kali. Saat itulah Sukardi terjatuh, tetapi masih bernapas dan menggerakkan anggota tubuhnya, dengan posisi telentang, sementara darah mengucur dari tengah dada dan perutnya.
Mobil kontainer yang dikawal Sukardi lantas berhenti. Namun, pengemudi kontainer tampak tidak berani turun dan melihat keadaan Sukardi.
Tidak sampai di situ, pengendara motor pertama yang berhenti di depan Gedung KPK dan mengenakan baju merah terlihat turun dari motor dengan santai. Dia kemudian berjalan menghampiri Bripka Sukardi lalu menembakkan senjata ke arah dada anggota provos itu dari jarak dekat sehingga menewaskan Sukardi.
Pengendara motor ini pun terlihat mengambil pistol Sukardi. Dia lalu kembali ke motor dan bergegas pergi meninggalkan lokasi bersama dua motor lainnya. Tak lama kemudian, dari arah belakang, datang seorang perempuan yang tampak mengenakan helm putih mengendarai Motor Mio warna merah. Perempuan itu berhenti di depan Gedung KPK dan berteriak ke arah satpam KPK.
"Polisi, polisi ketembak," kata perempuan itu sambil menunjuk ke arah Sukardi tergeletak.
Sejumlah satpam KPK pun langsung menghampiri Sukardi sambil berkata kepada perempuan itu, "Kejar... Kejar...."
Namun, sang perempuan itu terlihat panik lalu kembali mengendarai motornya. Selanjutnya, satpam KPK menelepon petugas kepolisian. Petugas tiba di lokasi kejadian sekitar 5 menit kemudian.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Kompas.com, berikut kronologi penembakan yang terekam CCTV KPK:
Sekitar pukul 22.15 WIB, Sukardi tampak mengendarai Honda Supra 125 R warna hitam bergaris merah bernomor polisi B 6671 TXL di jalur lambat Jalan HR Rasuna Said, depan Gedung KPK. Posisi Sukardi tepat di depan iring-iringan pararel enam kontainer pengangkut kayu dan besi di jalur lambat yang mengarah ke Mampang Prapatan, dekat depan pintu masuk Gedung KPK.
Kemudian, dari sisi kanan jalur lambat, bergerak satu motor Honda Supra dengan seorang pengendara berbaju merah. Motor tersebut lantas berhenti di depan Gedung KPK. Lalu, dari belakang iring-iringan truk, tampak menyalip dua motor bebek lagi. Satu motor tampak berboncengan, sedangkan satu lainnya dikendarai seorang diri.
Saat motor bebek yang berboncengan menyalip, tampak pembonceng menembakkan peluru ke arah Sukardi sebanyak dua kali. Saat itulah Sukardi terjatuh, tetapi masih bernapas dan menggerakkan anggota tubuhnya, dengan posisi telentang, sementara darah mengucur dari tengah dada dan perutnya.
Mobil kontainer yang dikawal Sukardi lantas berhenti. Namun, pengemudi kontainer tampak tidak berani turun dan melihat keadaan Sukardi.
Tidak sampai di situ, pengendara motor pertama yang berhenti di depan Gedung KPK dan mengenakan baju merah terlihat turun dari motor dengan santai. Dia kemudian berjalan menghampiri Bripka Sukardi lalu menembakkan senjata ke arah dada anggota provos itu dari jarak dekat sehingga menewaskan Sukardi.
Pengendara motor ini pun terlihat mengambil pistol Sukardi. Dia lalu kembali ke motor dan bergegas pergi meninggalkan lokasi bersama dua motor lainnya. Tak lama kemudian, dari arah belakang, datang seorang perempuan yang tampak mengenakan helm putih mengendarai Motor Mio warna merah. Perempuan itu berhenti di depan Gedung KPK dan berteriak ke arah satpam KPK.
"Polisi, polisi ketembak," kata perempuan itu sambil menunjuk ke arah Sukardi tergeletak.
Sejumlah satpam KPK pun langsung menghampiri Sukardi sambil berkata kepada perempuan itu, "Kejar... Kejar...."
Namun, sang perempuan itu terlihat panik lalu kembali mengendarai motornya. Selanjutnya, satpam KPK menelepon petugas kepolisian. Petugas tiba di lokasi kejadian sekitar 5 menit kemudian.
Editor: fifi
Sumber: Kompas.com
*************
Eksekutor Bripka Sukardi Sempat Dikejar Pengendara Lain
blackberrymessager/blackberrymessager
(alm)
Bripka Sukardi tewas tertembak di depan Gedung KPK, Jalan Rasuna Said,
Jakarta. Selasa (10/9/2013). (blackberrymessager/Group)
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Anggota polisi bernama Sukardi tewas
ditembak pelaku tak dikenal saat mengawal enam truk yang memuat besi
dari Tanjung Priok. Kejadian terjadi sekitar pukul 22.15 WIB tepat di Jl
HR Rasuna Said, depan pagar Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sebelumnya terdengar tiga kali tembakan.
Saat ditembak, Sukardi sedang mengendarai sepeda motor Honda Supra X warna merah bernomor polisi B 6671 TXL. Dia ditembak tiga kali di bagian dada dan perut. Tampak darah masih mengucur dari seragamnya. Menurut seorang satpam KPK yang sedang akan melakukan apel malam, ada dua rombongan pelaku.
"Ada dua motor saat kejadian. Tiba-tiba ada suara ledakan dua kali. Saya baru keluar dari jalan di samping KPK. Langsung melihat kejadian," kata satpam tersebut yang enggan disebut namanya.
Pengendara motor yang lewat sempat berteriak, "Ada tembakan. Polisi ditembak."
Beberapa saat setelah penembakan, tampak Sukardi sempat bernapas. Para pelaku yang menggunakan dua buah sepeda motor yakni diduga bebek berjenis Honda Supra hitam dan motor matic. Mereka memakai jaket hitam dan sempat dikejar pengendara lain.
Bekas tembakan di bagian dada dan bagian perut sebelah kiri masih membekas di tubuh Sukardi. Sebuah ponsel terlihat di bagian kiri lengannya. Tiga selongsong peluru tampak di TKP. Dua di badan jalan dekat motor, satu lagi di trotoar.
Beberapa satpam dan pegawai KPK kemudian berusaha menghubungi polisi termasuk Polisi. Muatan di atas truk itu berupa besi baja yang ditujukan untuk Elevator Parts Rasuna Tower.
Setelah kejadian, petugas polisi yang tiba di tempat sekitar 5 menit kemudian langsung mengamankan lokasi dan memasang garis polisi. Petugas lain langsung mengumpulkan 11 sopir enam truk tersebut.
Seorang sopir yang berhasil ditemui menyatakan, truk ini memuat besi dari Tanjung Priuk. Saat melintas, sekitar tidak ada yang dicuriga.
"Kita jalan (bawa mobil) saja dari Priok," kata sang supir tanpa menyebutkan namanya karena sudah dikumpulkan polisi.
Saat ini, polisi sudah melakukan olah kejadian tempat kejadian perkara. 11 supir saat ini masih dimintai keterangan oleh petugas kepolisian, dan Jenazah Sukardi dibawa menggunakan mobil ambulan yang tertulis RS MMC. (*)
*******************
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA-- Sudah tiga kali kasus penembakan polisi di wilayah Polda Metro Jaya dalam satu bulan terakhir. Diduga kuat peluru yang menembus tubuh Aipda Patah Saktiyono, Aiptu Dwiyatno, Aiptu Koes Hendratno, dan Bripka Ahmad Maulana bersal dari senjata api yang sama.
"Melihat dari anak peluru karena sama dengan TKP (Tempat Kejadian Perkara) pertama, tempat ke dua, dan ketiga, diduga berasal dari senjata yang sama. Semoga ini bisa mempermudah penyidikan untuk mengetahui dari kelompok mana mereka," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie kepada wartawan, Sabtu (17/8/2013).
Berdasarkan selonsong peluru yang ditemukan dari lokasi kejadian penembakan Aiptu Kus Hendratna dan Bripka Ahmad Maulana memiliki kesamaan ukuran dengan selongsong peluru yang ditemukan di lokasi penembakan Aiptu Dwiyatno memiliki ukuran yang sama 9,9 mili meter.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto saat dihubungi wartawan dalam waktu berbeda menjelaskan bahwa peluru yang menembus tubuh Aiptu Kus Henratna dan Bripka Ahmad maulana masih diteliti laboratorium forensik.
"Dilokasi kejadian ditemukan ada selongsong anak peluru ukuran 9,9 mili meter," ucapnya.
Melihat adanya selongsong kemungkinan pelaku menggunakan senjata api jenis pistol bisa merk FN maupun Baretta.
Penembakan di Pondok Aren bermula saat Babinkamtibmas Polsek Pondok Aren Aiptu Kus Hendratno melintas di Jalan Graha Raya Pondok Aren Tangerang Selatan, Jumat (16/8/2013) mengendarai sepeda motor menuju Polsek Pondok Aren untuk mengikuti apel pengamanan HUT ke 68 RI.
Kemudian dua orang pelaku mengejar sang Aiptu Kus dengan menggunakan sepeda motor matic dari belakang dan menembak kepalanya sampai anggota bhayangkara tersebut tersungkur dan meninggal di lokasi kejadian.
Sesaat setelah peristiwa penembakan Aiptu Kus, Bripka Ahmad Maulana bersama tiga rekannya yang tergabung dalam tim Buser Polsek Pondok Aren langsung mengejar pelaku dengan menggunakan mobil. Sempat terjadi baku tembak antara tim Bripka Maulana dengan pelaku saat aksi kejar-kejaran tersebut.
Mobil yang ditumpangi Bripka Maulana pun berhasil menabrak motor yang ditumpangi pelaku hingga jatuh. Namun naas mobil buser tersebut pun terperosok, saat mobil petugas terjebak tiba-tiba pelaku bangkit dan menghampiri mobil buser tersebut kemudian menembak Bripka Maulana hingga tewas. Kemudian pelaku pun lari dengan merampas motor milik seorang satpam tidak jauh dari lokasi kejadian.
Begitu juga dalam kasus penembakan Aiptu Patah, kejadian sekitar pukul 04.30 WIB, Sabtu (27/7/2013) di Jalan Cirendeu Raya tepatnya di depan sekolah Al Path. Aiptu Patah Saktiyono anggota Satlantas Polrestro Jakarta Pusat ditembak orang tidak dikenal dari belakang saat berangkat dari rumahnya Bojong Gede, Depok, Jawa Barat untuk pergi ke tempat kerjanya di Gambir, Jakarta Pusat menggungakan sepeda motor.
Pelakunya saat itu berjumlah dua orang dengan mengenakan satu sepeda motor jenis matic. Pelaku menembak Aiptu Patah dari belakang sehingga mengenai punggungnya. Saat ditemukan kondisi Aiptu Patah dalam keadaan sadar, beruntung anggota polisi tersebut bisa selamat dari maut.
Serupa kejadian yang dialami almarhum Aiptu Dwiyatno Aiptu Dwiyatna anggota Babinkamtibmas Polsek Cilandak tersebut tewas ditembak di Jalan Otista Raya tidak jauh dari Rumah Sakit Sari Asih Ciputat, Rabu (7/8/2013) sekitar pukul 04.30 WIB.
Pelaku penembakan yang diketahui dua orang menggunakan satu sepeda motor dengan mengenakan helm full face membuntuti korban kemudian korban yang mengendari sepeda motor dipepet dari sebelah kanan kemudian pelaku mengeluarkan pistol dan menembak kepala Aiptu Dwiyatna hingga tewas di lokasi kejadian.
************************
Petugas Polisi Lalu Lintas yang ditemui di lokasi kejadian mengatakan, Sukardi sendirian melakukan pengawalan keenam truk tersebut. Pada saat kejadian, Sukardi yang mengendarai sepeda motor Honda Supra X bernomor polisi B 6671 TXL berada di depan truk-truk tersebut.
Polisi tersebut mengatakan, ada dua rombongan pelaku yang melakukan penembakan. "Ada dua motor saat kejadian. Tiba-tiba ada suara ledakan dua kali. Saya baru keluar dari jalan di samping KPK, langsung melihat kejadian," kata polisi yang enggan disebut namanya, Selasa malam.
Belum diketahui motif penembakan tersebut. Di tempat kejadian, ada tiga buah selongsong peluru. Saat ini tempat kejadian sudah dipasangi garis polisi dan tengah dilakukan olah tempat kejadian perkara.(Alsadad Rudi)
Saat ditembak, Sukardi sedang mengendarai sepeda motor Honda Supra X warna merah bernomor polisi B 6671 TXL. Dia ditembak tiga kali di bagian dada dan perut. Tampak darah masih mengucur dari seragamnya. Menurut seorang satpam KPK yang sedang akan melakukan apel malam, ada dua rombongan pelaku.
"Ada dua motor saat kejadian. Tiba-tiba ada suara ledakan dua kali. Saya baru keluar dari jalan di samping KPK. Langsung melihat kejadian," kata satpam tersebut yang enggan disebut namanya.
Pengendara motor yang lewat sempat berteriak, "Ada tembakan. Polisi ditembak."
Beberapa saat setelah penembakan, tampak Sukardi sempat bernapas. Para pelaku yang menggunakan dua buah sepeda motor yakni diduga bebek berjenis Honda Supra hitam dan motor matic. Mereka memakai jaket hitam dan sempat dikejar pengendara lain.
Bekas tembakan di bagian dada dan bagian perut sebelah kiri masih membekas di tubuh Sukardi. Sebuah ponsel terlihat di bagian kiri lengannya. Tiga selongsong peluru tampak di TKP. Dua di badan jalan dekat motor, satu lagi di trotoar.
Beberapa satpam dan pegawai KPK kemudian berusaha menghubungi polisi termasuk Polisi. Muatan di atas truk itu berupa besi baja yang ditujukan untuk Elevator Parts Rasuna Tower.
Setelah kejadian, petugas polisi yang tiba di tempat sekitar 5 menit kemudian langsung mengamankan lokasi dan memasang garis polisi. Petugas lain langsung mengumpulkan 11 sopir enam truk tersebut.
Seorang sopir yang berhasil ditemui menyatakan, truk ini memuat besi dari Tanjung Priuk. Saat melintas, sekitar tidak ada yang dicuriga.
"Kita jalan (bawa mobil) saja dari Priok," kata sang supir tanpa menyebutkan namanya karena sudah dikumpulkan polisi.
Saat ini, polisi sudah melakukan olah kejadian tempat kejadian perkara. 11 supir saat ini masih dimintai keterangan oleh petugas kepolisian, dan Jenazah Sukardi dibawa menggunakan mobil ambulan yang tertulis RS MMC. (*)
*******************
Diduga, Senjata Pada Kasus Penembakan Polisi Sama
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi SuhendiTRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA-- Sudah tiga kali kasus penembakan polisi di wilayah Polda Metro Jaya dalam satu bulan terakhir. Diduga kuat peluru yang menembus tubuh Aipda Patah Saktiyono, Aiptu Dwiyatno, Aiptu Koes Hendratno, dan Bripka Ahmad Maulana bersal dari senjata api yang sama.
"Melihat dari anak peluru karena sama dengan TKP (Tempat Kejadian Perkara) pertama, tempat ke dua, dan ketiga, diduga berasal dari senjata yang sama. Semoga ini bisa mempermudah penyidikan untuk mengetahui dari kelompok mana mereka," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie kepada wartawan, Sabtu (17/8/2013).
Berdasarkan selonsong peluru yang ditemukan dari lokasi kejadian penembakan Aiptu Kus Hendratna dan Bripka Ahmad Maulana memiliki kesamaan ukuran dengan selongsong peluru yang ditemukan di lokasi penembakan Aiptu Dwiyatno memiliki ukuran yang sama 9,9 mili meter.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto saat dihubungi wartawan dalam waktu berbeda menjelaskan bahwa peluru yang menembus tubuh Aiptu Kus Henratna dan Bripka Ahmad maulana masih diteliti laboratorium forensik.
"Dilokasi kejadian ditemukan ada selongsong anak peluru ukuran 9,9 mili meter," ucapnya.
Melihat adanya selongsong kemungkinan pelaku menggunakan senjata api jenis pistol bisa merk FN maupun Baretta.
Penembakan di Pondok Aren bermula saat Babinkamtibmas Polsek Pondok Aren Aiptu Kus Hendratno melintas di Jalan Graha Raya Pondok Aren Tangerang Selatan, Jumat (16/8/2013) mengendarai sepeda motor menuju Polsek Pondok Aren untuk mengikuti apel pengamanan HUT ke 68 RI.
Kemudian dua orang pelaku mengejar sang Aiptu Kus dengan menggunakan sepeda motor matic dari belakang dan menembak kepalanya sampai anggota bhayangkara tersebut tersungkur dan meninggal di lokasi kejadian.
Sesaat setelah peristiwa penembakan Aiptu Kus, Bripka Ahmad Maulana bersama tiga rekannya yang tergabung dalam tim Buser Polsek Pondok Aren langsung mengejar pelaku dengan menggunakan mobil. Sempat terjadi baku tembak antara tim Bripka Maulana dengan pelaku saat aksi kejar-kejaran tersebut.
Mobil yang ditumpangi Bripka Maulana pun berhasil menabrak motor yang ditumpangi pelaku hingga jatuh. Namun naas mobil buser tersebut pun terperosok, saat mobil petugas terjebak tiba-tiba pelaku bangkit dan menghampiri mobil buser tersebut kemudian menembak Bripka Maulana hingga tewas. Kemudian pelaku pun lari dengan merampas motor milik seorang satpam tidak jauh dari lokasi kejadian.
Begitu juga dalam kasus penembakan Aiptu Patah, kejadian sekitar pukul 04.30 WIB, Sabtu (27/7/2013) di Jalan Cirendeu Raya tepatnya di depan sekolah Al Path. Aiptu Patah Saktiyono anggota Satlantas Polrestro Jakarta Pusat ditembak orang tidak dikenal dari belakang saat berangkat dari rumahnya Bojong Gede, Depok, Jawa Barat untuk pergi ke tempat kerjanya di Gambir, Jakarta Pusat menggungakan sepeda motor.
Pelakunya saat itu berjumlah dua orang dengan mengenakan satu sepeda motor jenis matic. Pelaku menembak Aiptu Patah dari belakang sehingga mengenai punggungnya. Saat ditemukan kondisi Aiptu Patah dalam keadaan sadar, beruntung anggota polisi tersebut bisa selamat dari maut.
Serupa kejadian yang dialami almarhum Aiptu Dwiyatno Aiptu Dwiyatna anggota Babinkamtibmas Polsek Cilandak tersebut tewas ditembak di Jalan Otista Raya tidak jauh dari Rumah Sakit Sari Asih Ciputat, Rabu (7/8/2013) sekitar pukul 04.30 WIB.
Pelaku penembakan yang diketahui dua orang menggunakan satu sepeda motor dengan mengenakan helm full face membuntuti korban kemudian korban yang mengendari sepeda motor dipepet dari sebelah kanan kemudian pelaku mengeluarkan pistol dan menembak kepala Aiptu Dwiyatna hingga tewas di lokasi kejadian.
************************
Bripka Sukardi Sendirian Kawal Enam Truk
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA — Bripka Sukardi, anggota Provost Polri yang ditembak di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Selasa (10/9/2013) malam, tengah mengawal iring-iringan enam truk. Truk tersebut membawa eskalator yang akan diantar ke Rasuna Tower, Jakarta Selatan.Petugas Polisi Lalu Lintas yang ditemui di lokasi kejadian mengatakan, Sukardi sendirian melakukan pengawalan keenam truk tersebut. Pada saat kejadian, Sukardi yang mengendarai sepeda motor Honda Supra X bernomor polisi B 6671 TXL berada di depan truk-truk tersebut.
Polisi tersebut mengatakan, ada dua rombongan pelaku yang melakukan penembakan. "Ada dua motor saat kejadian. Tiba-tiba ada suara ledakan dua kali. Saya baru keluar dari jalan di samping KPK, langsung melihat kejadian," kata polisi yang enggan disebut namanya, Selasa malam.
Belum diketahui motif penembakan tersebut. Di tempat kejadian, ada tiga buah selongsong peluru. Saat ini tempat kejadian sudah dipasangi garis polisi dan tengah dilakukan olah tempat kejadian perkara.(Alsadad Rudi)
KPK Akan Berikan Rekaman CCTV Terkait Penembakan
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi akan memberikan rekaman kamera pengintai atau closed circuit television (CCTV) milik KPK terkait dengan penembakan seorang anggota Polri di depan gedung tersebut. "KPK siap membantu pihak kepolisian sejauh diperlukan, termasuk memberikan rekaman CCTV di depan gedung KPK," kata Juru Bicara KPK Johan Budi di Jakarta, Selasa malam.
Ia juga menyampaikan keprihatinan KPK terhadap penembakan tersebut.
"Kami ikut prihatin terhadap peristiwa ini dan menyampaikan bela sungkawa yang mendalam baik kepada keluarga petugas kepolisian maupun kepada Polri," tambah Johan.
Seorang anggota Polri dari bernama Sukardi tewas ditembak orang tidak dikenal di depan gedung KPK Jalan HR Rasuna Said sekitar pukul 22.20 WIB.
Di tempat kejadian ditemukan tiga selongsong peluru.
Pelaku menembak korban sebanyak tiga kali saat mengendarai sepeda motor bernomor polisi B-6671-TXL.
Korban terjatuh dari sepeda motornya setelah terkena tembakan pada bagian dada dan perut.
Saat penembakan, Sukardi diduga sedang mengawal sebuah truk di sekitar lokasi kejadian.(Antara)
Petugas kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara di sekitar lokasi peristiwa penembakan.
***************
"Kami ikut prihatin terhadap peristiwa ini dan menyampaikan bela sungkawa yang mendalam baik kepada keluarga petugas kepolisian maupun kepada Polri," tambah Johan.
Seorang anggota Polri dari bernama Sukardi tewas ditembak orang tidak dikenal di depan gedung KPK Jalan HR Rasuna Said sekitar pukul 22.20 WIB.
Di tempat kejadian ditemukan tiga selongsong peluru.
Pelaku menembak korban sebanyak tiga kali saat mengendarai sepeda motor bernomor polisi B-6671-TXL.
Korban terjatuh dari sepeda motornya setelah terkena tembakan pada bagian dada dan perut.
Saat penembakan, Sukardi diduga sedang mengawal sebuah truk di sekitar lokasi kejadian.(Antara)
Petugas kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara di sekitar lokasi peristiwa penembakan.
***************
Tidak ada komentar:
Posting Komentar