Jambi, BATAKPOS
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi membantu petani di Jambi untuk meremajakan (replanting) perkebunan kelapa sawit yang telah memasuki usia 25 tahun hingga 27 tahun. Kini produksi kebun sawit milik rakyat di Jambi saat ini hanya dapat menghasilkan 1–1,5 ton perhektar perbulan.
Gubernur Jambi Hasan Basri Agus, mengatakan hal itu seusai melakukan pencanangan replanting perkebunan kepala sawit rakyat di Provinsi Jambi, bertempat di Desa Mekar Sari Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muarojambi, Selasa (20/3).
Disebutkanm, potensi perkebunan kelapa sawit rakyat ini cukup luas yang sudah harus direlpanting. Disebutkan, program peremajaan, baik melalui program pemerintah pusat dan pemerintah Provinsi Jambi, termasuk juga dorongan dari PTPN VI yang telah siap menyediakan bibit unggul dengan harga murah.
Pemprov Jambi sangat mendorong masyarakat petani kelapa sawit di Jambi ini untuk segera mereplanting kebunnya. Selama ini masyarakat lengah dan terlena dengan hasil yang perolehnya.
Pemerintah Provinsi Jambi melalui dinas perkebunan telah melakukan percontohan dengan melakukan tumpang sari, seperti telah sama-sama kita lihat tadi, diareal perkebunan seluas 10 hektar milik kelompok tani Bunga Soka Desa Mekarsari Makmur.
“Ternyata hasilnya sangat bagus, diantaranya telah menghasilkan ketimun, labu, cabai, semangka, bahkan jagung, dan yang lainnya. Sesuai program Pemerintah Provinsi Jambi melalui SAMISAKE, akan memberikan pelatihan ketrampilan wirausaha bagi remaja dan kaum ibu, dimana setiap desa mendapat kesempatan mengikutkan pesertanya dua kali pada tahun 2012 ini,”katanya.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi Ir. Tagor Mulya Nasution, mengatakan, Provinsi Jambi merupakan salah satu provinsi penghasil kelapa sawit di Indonesia, yang telah memberikan kontribusi nyata bagi petani, dengan menyumbangkan devisa lebih kurang Rp10 triliyun pertahun.
Pengembangan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Jambi diperkirakan dimulai pada tahun 60-an. Pengusahaan perkebunan kelapa sawit mulai diusahakan oleh PTP tahun 1993/1994 dengan pola PIR di Sungai Bahar, Buntut, Sungai Merkanding dan Tanjung Lebar.
Selanjutnya perusahaan swasta juga termotivasi untuk menginvestasikan modalnya di bidang ini. Sehingga luas kebun kelapa sawit mencapai 515.300 ha, dengan komposisi tanaman belum menghasilkan seluas 119.443 ha, menghasilkan 391.744 ha dan tanaman tua/rusak seluas 4.113 ha.
Menurut Tagor, beberapa permasalahan dalam perekelapasawitan yang dihadapi petani adalah ; terbatasanya penggunaan benih unggul, sarana dan prasarana infrastruktur yang kurang memadai, penyediaan pupuk yang belum optimal dan terbatasnya kemampuan petani untuk meremajakan kebun kepala sawitnya.
Saat ini lokasi pengembangan kelapa sawit telah memasuki masa peremajaan pada tanaman yang telah berumur lebih dari 25 tahun dengan produktifitas rata-rata kurang dari 12 ton/he/tahun, secara ekonomis tidak lagi menguntungkan.
“Berdasarkan pendataan sementara diperkirakan mulai tahun 2011 sampai 2013 kebun plasma sawit PTP Nusantara VI yang harus segera diremajakan seluas 12.384 ha. Sedangkan kebun plasma perusahaan swasta diperkirakan akan memasuki usia peremajaan mulai tahun 2012-2015 seluas 4.113 ha,”katanya.
Disebutkan, guna mengatasi permasalahan tersebut pemerintah telah mengambil langkah-langkah seperti memberikan bantuan bibit bersubsidi dengan harga Rp12.500/batang franco pusat pembibitan perkebunan Sungai Tiga.
Pendanaannya dari APBD Provinsi Jambi dan APBN. Melakukan penggantian bibit kelapa sawit tidak bersertifikat dengan bibit bersertifikat, pendanaannya dari APBN. Tahun 2011 disalurkan sebanyak 75.000 batang dan tahun 2012 akan disalurkan 150.000 batang (1.000 ha).
Kemudian melakukan peremajaan kebun dengan pola tumpang sari jagung, timun dan kacang-kacangan seluas 20 ha di Desa Mekar Sari Makmur dan Desa Marga Mulya Jaya pada tahun 2011, dan untuk tahun 2012 dilanjutkan untuk 20 ha, di Desa Suka Makmur.
Dalam hal ini, petani bukan saja berhasil meremajakan kebunnya, ternyata juga mendapat nilai tambah dari pengusahaan lahan sela (tumpang sari) tanaman kelapa sawit dengan menggunakan tanaman semusim, untuk itu Kadis Pertanian kedepan mengharapkan Dinas Pertanaian tanaman Pangan untuk ikut dalampelaksanaan program ini.
Dengan semakin bertambahnya tanaman kelapa sawit yang tua, dan diperlukan upaya percepatan peremajaannya, maka Kadis Perkebunan Provinsi Jambi pada tahun 2013 mendatang mengusulkan meremajakan kebun seluas 50 ha, melalui dana APBD Provinsi Jambi.
Direktur Utama PTP Nusantara VI (Persero), Iskandar Sulaiman, menjelaskan, prinsipnya PTPN VI sangat bersedia menjadi apalis, sehubungan dengan kondisi perkebunan rakyat yang ada di Kecamatan Sungai Bahar yang luasnya sekitar 22.000 hektar saat ini telah saatnya untuk direplanting.
Disebutkan, PTPN VI siap menyediakan bibit unggul untuk petani dengan harga Rp22.000,- dari harga dipasaran Rp30.000,- lebih, yang artinya ada subsidi, tetapi dengan catatan yang menerima bibit harus pemilik lahan dan ada surat pernyataan yang juga harus diketahui Camat, karena bibit yang diberikan adalah bibit terbaik.
Hadir pada acar itu Wakil Bupati Muaro Jambi Kms. Muhammad Fuad, M. Si, para kepala SKPD terkait lingkup Pemerintah Provinsi Jambi, dan Muarojambi, para petani dan tokoh masyarakat setempat.
Gubernur Jambi juga menyerahkan secara simbolis bantuan bibit kelapa sawit kepada kelompok tani peserta peremajaan kelapa sawit dan bantuan unit pengolah pupuk organik (UPPO) serta meninjau lokasi perkebunan tumpang sari dan melihat dari dekat lokasi proses pengolahan pupuk. RUK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar