Kamis, 10 Februari 2011

Komunitas Suku Anak Dalam Panen Perdana Padi Ladang

Jambi, BATAKPOS

Duduk bersilang beralaskan tikar plastik dengan tenda yang sangat sederhana, udara hutan nan segar yang dikelilingi padi ladang yang telah menguning dan siap untuk dituai. Sembari meng konsumsi ubi dan meneguk teh manis merupakan nuansa yang sangat alamiah atau natural dengan komunitas Suku Anak Dalam (SAD).

Pertemuan perwakilan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tebo, Pemkab Tanjungjabung Barat (Tanjabbar), pihak PT WKS (Wirakarya Sakti), dan masyarakat SAD dalam tinjauan terhadap panen raya padi ladang SAD, Rabu (2/2), bertempat di Dusun Sungai Ibul, Desa Lubuk Kambing, Kecamatan Renah Mendalu, Kabupaten Tanjabbar.

Program pemberdayaan PT Wirakarya Sakti itu kini membuahkan hasil. Panen padi merupakan hal yang biasa, bahkan sangat biasa, tetapi beda halnya dengan panen padi yang dilakukan SAD.

SAD merupakan komunitas nomaden di hutan, hidupnya berpindah-pindah, tidak tinggal menetap, biasanya mereka memakan daging hasil buruan, umbi-umbian, buah-buahan, dan tumbuh-tumbuhan lainnya di hutan.

Jadi, bercocok tanam dan bertani bukan aktivitas yang lazim mereka lakukan. Satu hal lagi yang tergolong unik dari komunitas ini adalah ketika salah seorang dari anggota kelompok mereka meninggal dunia di suatu tempat, mereka akan ramai-ramai pindah meninggalkan tempat itu, karena tempat tersebut dianggap tempat sial.

Pemerintah Provinsi Jambi maupun pihak swasta berupaya melakukan pembinaan kepada SAD, agar mereka tidak melangun lagi (istilah SAD untuk menyatakan hidup berpindah-pindah).

PT WKS memberikan areal konservasi seluas 80 hektar untuk dikelola SAD dengan peruntukan pertanian, saat ini baru digarap 10 hektar. Lokasi garapan ini membentang di dua kabupaten dalam Provinsi Jambi, sebagian di Kabupaten Tanjabbar dan sebagian lagi di Kabupaten Tebo.

Pembinaan kepada SAD yang saat ini sudah memanen padi ini dilakukan secara sinergi oleh PT WKS, Pemkab Tanjabbar, dan Pemkab Tebo. Komunitas SAD yang saat ini tinggal di lokasi ini terdiri dari 21 kepala keluarga (KK) dengan jumlah sekitar 100 orang.

PT WKS, salah satu perusahaan grup Sinar Mas Forestry, memiliki andil besar dalam pembinaan SAD di lokasi ini, karena selain memberikan bimbingan, pihak PT WKS juga banyak memberikan peralatan, benih, bantuan berupa makanan, dan keperluan-keperluan lainnya yang sangat mendukung terhadap pembinaan SAD.

Sebelum panen padi secara simbolis dilakukan, perwakilan Pemprov Jambi, Pemkab Tanjabbar, Pemkab Tebo, PT WKS, dan komunitas SAD yang ada di lokasi ini melakukan pembicaraan bersama yang sifatnya dialogis.

Asisten II Sekretariat Daerah Provinsi Jambi, Ir. H. Haviz Husaini, MM menyatakan bahwa Pemprov Jambi dibawah kepemimpinan Gubernur Jambi, Drs. H. Hasan Basri Agus, MM (HBA) sangat senang dengan panen raya padi ladang SAD ini, apalagi panen ini merupakan panen perdana.

Pemprov Jambi mengapresiasi panen ini yang merupakan hasil kerjasama yang baik dari PT WKS, Pemkab Tanjabbar, Pemkab Tebo dalam membina SAD. Selanjutnya, Haviz Husaini mengemukakan bahwa Pemprov Jambi siap mendukung program pembinaan kepada SAD ini.

Pimpinan CSR PT WKS, Slamet Riyanto mengatakan bahwa PT WKS telah melakukan pembinaan kepada SAD di areal tersebut sejak tahun 2007 dan akan melakukan pembinaan berkelanjutan.

PT WKS juga menyupayakan konsep bagaimana agar pembinaan ini berkelanjutan, karena ada juga sebagian SAD yang memanfaatkan pembukaan lahan hanya untuk mendapatkan ganti rugi.

“Panen padi ini merupakan bagian dari ketahanan pangan, namun lebih dari itu PT WKS ingin menjadikan SAD sebagai bagian yang terlibat langsung dalam pembangunan. SAD bukan bagian yang tersisih, tapi bagian yang terlibat, terutama dalam pengelolaan Hutan Tanaman Industri (HTI),”katanya. ruk

Tidak ada komentar: