Kamis, 08 Juli 2010

Calon PSB Jalur Belakang Mulai Marak

Jambi, BATAKPOS

Pasca pengumuman penerimaan siswa baru (PSB) tahun ajaran Juli 2010, kini marak calo PSB lewat jalur belakang (ilagal). Satu bangku bisa dijual hingga Rp 3 juta hingga Rp 5 juta di sekolah favorit.

Para calon ini terdiri dari oknum anggota LSM dan oknum yang mengaku wartawan. Bahkan oknum anggota dewan juga ikut menjadi calon PSB jalur belakang tersebut. Maraknya calo PSB jalur belakang ini karena pihak sekolah menyediakan bangku cadangan.

Berdasarkan penelusuran BATAKPOS, Senin (5/7) sekolah yang marak calon PSB jalur belakang terdapat di SMA 4 Kota Jambi, SMA 1 Kota Jambi, SMA 6 Kota Jambi, SMA 8 Kota Jambi dan SMA 3 Kota Jambi.

Sekolah tersebut merupakan sekolah favorit yang banyak diminati siswa baru. Berbagai carapun dilakukan para orangtua guna memasukkan anknya masuk disekolah tersebut.

Sejumlah oknum wartawan dan LSM mencoba melobi kepala sekolah bersangkutan guna menitipkan siswa bawaan, yang notabena adalah calon murid yang akan dicalo. Praktek calon PSB jalur belakang ini sudah kerap terjadi setiap ajaran baru tiba.

“Oknum wartawan dan LSM mengaku calon siswa itu adeknya, saudara, anak paman dan banyak alas an lain. Jadi kepala sekolah memberikan memo kepada calo itu. Harga bangku itu juga bisa mencapai Rp hinga Rp 5 juta,”ujar salah seorang guru SMA negeri di Jambi.

Ketua Dewan Pendidiakn Kota Jambi, A Shomad, mengatakan, praktik jual beli bangku sekolah dalam PSB disinyalir terjadi di Kota Jambi tahun ini. Orangtua calon siswa yang mendaftarkan anaknya di satu sekolah berstandar internasional (SBI), harga satu bangku bahkan bisa menyentuh angka Rp 3 juta hingga Rp 5 juta.

Di SMA 5 Kota Jambi, seorang guru menawarkan bisa membantu memasukan si anak dengan syarat harus ada pembayaran secara khusus sebesar Rp 3 juta. Selain itu si oknum juga mengatakan sudah berkoordinasi dengan kepala sekolah yang bersangkutan.

Adanya "pintu belakang" bagi siswa yang gagal dalam PSB resmi dibenarkan TM (36), seorang guru di Kota Jambi. Dirinya mengaku memiliki pengalaman buruk beberapa tahun yang lalu. "Waktu itu tahun 2007, setelah pengumuman kelulusan, banyak sekali orang yang mau masukkan anak lewat jalur belakang," katanya.

Menurutnya, sekolah tempat ia mengabdi beberapa tahun silam, telah menerima 83 siswa lewat pintu belakang. Setiap orang tua dipungut uang berkisar antara Rp 2-Rp 3 juta.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Jambi, Shihabuddin, Senin (5/7) mengatakan, kepala sekolah harus menolak oknum-oknum calo yang ingin menitipkan calon siswa lewat jalur belakang.

Kepala Sekolah SMAN 4 Kota Jambi Drs Sugiyono, kepada wartawan, mengatakan, karena pendaftar terbanyak PSB tahun ini di SMAN 4 tentu saja tingkat kompetisinya sangat ketat.

“Apalagi di sekolah kami sudah menjadi sekolah model dalam proses pengajarannya. Termasuk adanya peningkatan sarana belajar. Kalau banyak keluarga calon siswa yang kecewa kami dapat memahamimya," kata peraih penghargaan Anak Bangsa Berprestasi dari Yayasan Citra Prestasi ini.

Pengamat Pendidikan di Jambi, Prof Dr Mukhtar Latif mengatakan, nilai ujian akhir nasional (UN, red) saat ini tidak lagi dipandang sebagai penilaian untuk masuk sekolah negeri. Apalagi hal itu tidak menjadi ukuran pertama dalam menentukan kelulusan.

Dengan nilai UN yang tidak jadi ukuran yang pertama dalam PSB, secara tidak langsung sekolah tidak memberi pengakuan prestasi kelulusan calon siswa dari lembaga pendidikan sebelumnya. ruk

Tidak ada komentar: